| 4 |

142 21 2
                                    

Zhan terpaksa harus membersihkan lantai dari sebanyaknya asrama yang ada di istana Sheng. Yibo tak henti-hentinya meledek pria itu yang mendapatkan hukuman dari guru Qi.

"Bagaimana ini? Kau harus membersihkan asrama," ledek Yibo seraya cengengesan.

Zhan menatapnya sinis kemudian melemparkan kain bekas Zhan mengelap lantai ke wajah Yibo.

"Tutup mulutmu," serunya jengkel.

Yibo mengambil kain lap kotor yang mengenai wajahnya dan melemparnya ke sembarang arah karena jijik. Ia membersihkan wajahnya berkali-kali takut masih tersisa kotoran di sana.

Zhan meregangkan pinggangnya ke samping kanan dan kiri kemudian mendengus malas melihat Yibo yang masih sibuk membersihkan wajahnya.

"Wajah tampanku...," gumamnya.

Zhan memejamkan matanya mengatur kekuatan spiritualnya. Ia memanggil beberapa roh untuk membantunya membersihkan lantai asrama. Dengan sekali menjentikkan jarinya, semua roh yang sudah ia panggil ia rubah wujudnya menjadi monyet yang terbuat dari air. Para monyet itu menggosok-gosokkan tubuh mereka ke lantai setelah itu Zhan menghembuskan angin agar lantai itu dapat kering.

"Selesai," ucapnya santai seraya membersihkan tangannya dan menatap takjub lantai lorong asrama yang sudah bersih mengkilap.

Sementara di sisi lain, Yibo menganga lebar dengan matanya yang terbelalak. Ia menelan susah payah ludahnya mencerna kejadian langka dan juga mustahil orang lain lakukan.

"Hei, apa kau benar-benar manusia?" tanyanya seraya membolak-balik tubuh Zhan memastikan.

"Apa kau pria mesum?" Zhan mendengus malas saat tubuhnya diraba-raba oleh Yibo.

"Ah...," Zhan meringis sakit saat Yibo menyentuh bagian pahanya.

Yibo mengernyitkan dahinya heran dan mengangkat jubah Zhan hingga berada di atas lutut mencapai paha putih mulusnya.

"Hei!! Kau mau memperkosaku?!" teriak Zhan murka dan segera mendorong tubuh Yibo. Yibo sedikit terdorong jauh tetapi ia merapikan jubah yang ia kenakan dan menatap Zhan sedikit khawatir.

"Kau terluka, aku akan mengobati mu," ucap Yibo dengan nada dan tatapan yang serius.

Zhan menatapnya heran karena pria di hadapannya itu selalu bersikap pecicilan dan cerewet. Tetapi kenapa kali ini ia mendadak serius?

Tanpa menunggu jawaban dari Zhan, Yibo langsung saja menarik tangannya dan membawanya masuk ke kamarnya yang berada di paling pojok. Zhan juga tak banyak membantah karena ia sangat malas berbicara.

Yibo mendudukkan Zhan di ranjangnya setelah itu berjalan ke arah lemari. Ia mengambil beberapa dedaunan herbal yang digunakan untuk luka. Setiap kamar asrama akan memiliki obat cadangan di lemari mereka.

Yibo juga mengambil kain bersih kemudian ia menghampiri Zhan yang tengah menatapnya heran.

"Tarik jubahmu," pinta Yibo seraya mencampur beberapa daun obat.

"A-apa?"

"Kau tuli? Tarik jubahmu."

"Ta-"

"Kau mau aku membuka seluruh pakaianmu? Cepat lakukan sebelum aku melakukannya."

Zhan tertegun melihat raut wajah Yibo yang tiba-tiba saja terlihat sangat menyeramkan. Aura dominan pria itu dengan seketika muncul membuat lawan bicaranya pasti akan menciut.

Zhan mau tidak mau menarik jubahnya ke atas hingga menampakkan paha putih mulusnya yang terdapat luka. Luka itu tampak seperti luka terbakar yang sudah hampir menyebar ke semua kakinya.

Two Goals Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang