| 15 |

115 19 4
                                    


Zhan memejamkan matanya kemudian memanggil roh lalu mengendalikan roh itu agar masuk ke tubuh Yibo.

Roh itu masuk ke dalam tubuh Yibo dan hinggap di tempat kosong yang menjadi letak seharusnya inti spritual.

Yibo bangkit dan berdiri dengan tegap menghadap Hedi. Kemudian ia menampilkan senyuman miring dan berlari ke arah Hedi dengan pedangnya yang terhunus ke depan.

Hedi menangkis pedang Yibo tetapi kekuatan pria itu sangat kuat membuatnya susah untuk menahan dan alhasil ujung pedang itu menusuk dada sebelah kanan Hedi.

Zhan semakin banyak mengeluarkan energinya dan mengendalikan roh itu agar Yibo dapat terkendali dan tidak asal membunuh.

Darah terus mengalir dari hidung Zhan dan dadanya terasa semakin nyeri dan bertambah panas. Bulir-bulir keringat sudah menghiasi wajahnya.

Yibo menarik pedangnya kemudian menyerang Hedi dengan kekuatan angin dan gabungan api yang membuat Hedi terpental jauh dan tak sadarkan diri seketika.

Semua orang terkejut melihat Yibo yang menyerang dengan elemen. Terutama elemen api, tidak ada yang menguasai elemen itu kecuali Yinying dan Wang Yihau, ayah Yibo dan Hedi  yang menghilang.

Yangyang mengernyitkan dahinya bingung setelah melihat kejadian di depan mata barusan. Yangyang melirik sekitar kemudian pandangannya menangkap seorang pria berjubah putih lusuh tengah berdiri di pojok gerbang depan.

"Xiao Zhan...," batin Yangyang.

Roh tersebut keluar dan Yibo kembali tersadar.

BRAGHH!!

Yibo menoleh ke arah Zhan yang ternyata pria itu sudah terjatuh dan tak sadarkan diri.

Yibo langsung berlari ke arahnya dengan langkah terseok-seok karena efek serangan Hedi sebelum tubuhnya dimasuki roh masih ada.

"Wang Yibo menang! Wang Hedi kalah!"

Yibo langsung menjatuhkan tubuhnya dan meletakkan kepala Zhan di pangkuannya.

"Dari mana saja, kamu...," isak Yibo yang kemudian meneteskan air mata.

Wajah Zhan tampak pucat dan hidungnya terus mengeluarkan darah. Serta perawakannya yang acak-acakan dan jubah putihnya yang bewarna keabu-abuan karena debu.

••●✿✿✿●••

Yibo menundukkan kepalanya merasa bersalah. Sudah untuk yang kedua kalinya inti spritual Zhan terluka.

"Dia harus menahan sakit karena aku," batin Yibo sedih kemudian bangkit dari duduknya dan melangkah keluar dari kamar.

Yibo berjalan di lorong dengan perasaan sedih. Padahal seharusnya ia merasa senang karena berhasil menang mengalahkan Hedi.

Yibo mengarah ke belakang istana dan duduk di pinggir kolam ikan dengan perasaan sedih. Ia ingin menenangkan diri dari semuanya.

"Selamat atas kemenanganmu, Adik," ucap seorang pria yang kemudian duduk di sebelah Yibo.

Yibo menghela napas kasar setelah mendengar suara yang dikenalinya.

"Kau baru saja sadar, jangan berbuat ulah," ucap Yibo tanpa menatap Hedi. Ia lelah.

"Aku akui kekuatanmu saat itu sangat hebat, dan kau berhasil mengalahkan ku. Tapi...kau belum bisa benar-benar kembali ke klan Wang."

Two Goals Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang