Zhan tengah melamun. Ucapan Yangyang terus berputar-putar di kepalanya yang membuat rasa bersalahnya kian bertambah.Yibo sudah kembali dengan keadaan rapi dan ia membuka pintu lalu melihat Zhan yang tengah duduk di ranjang.
"Zhan!" panggilnya dan melangkahkan kaki lebar menghampiri Zhan.
Yibo mengambil segelas air yang terletak di atas meja kemudian menyodorkannya pada Zhan. Zhan mengambilnya lalu meneguknya dengan pelan.
"Sejak kapan kamu tersadar? Dan di mana Yangyang?" tanya Yibo yang kemudian menyodorkan ramuan herbal pada Zhan.
Zhan tidak menjawab tetapi tetap mengambil apa yang Yibo berikan kemudian meminumnya.
"Apakah kamu masih merasakan sakit?" tanya Yibo seraya menempelkan punggung tangannya di jidat Zhan dan lehernya.
"Yibo," panggil Zhan dengan nada pelan dan pandangan lurus ke depan.
"Hm? Kamu membutuhkan sesuatu? Katakan."
"Aku akan ikut dengan Hedi," ujar Zhan yang kemudian menoleh ke arah Yibo dan menatapnya dalam.
"Kenapa kamu berkata seperti itu?" tanya Yibo heran.
"Bukankah kamu akan diterima kembali di klan Wang jika kamu memberikanku pada Hedi?"
"Siapa yang mengatakan itu?"
"Kamu tidak perlu tau."
"Aku tidak akan memberikanmu pada siapapun!"
"Aku tidak keberatan jika harus ikut dengan Hedi, selagi kamu mendapatkan kebahagiaan."
"Siapa bilang aku bahagia? Jika kamu pergi kebahagiaan apa yang akan aku dapatkan?"
"Yibo, kamu harus kembali ke klan mu."
"Tidak!"
"Aku akan menyerahkan diriku pada Hedi lalu kamu bisa diterima kembali di klan mu."
"Kenapa kamu harus? Lebih baik aku dicampakkan dari klan ku daripada ditinggalkan olehmu."
"Aku tidak ingin menghalangi kebahagiaanmu."
"Apakah aku terlihat sedih? Aku sudah bahagia jika kamu ada di sini," ujar Yibo dengan menatap kedua mata Zhan sendu.
Zhan terdiam dengan jantung yang berdebar-debar. Ucapan itu membuatnya salah tingkah seolah Yibo sangat menginginkannya.
"Yibo, aku bukan siapa-siapa yang harus menetap di sini bersamamu, aku orang asing."
"Siapa yang mengatakan itu, huh?! Kamu bukan orang asing, kamu milikku!" tegas Yibo yang kemudian menutup mulutnya karena tersadar sudah salah bicara.
Zhan terdiam dengan mata yang membulat dan berkedip-kedip. Ia tidak menyangka Yibo akan mengucapkan itu.
Yibo menatap kedua mata Zhan dan pipinya semakin memerah degupan jantungnya semakin cepat dan ia bertindak berdasarkan nalurinya.
Yibo meraih tengkuk Zhan dan menempelkan bibirnya di bibir Zhan yang kering.
Zhan membelalakkan matanya terkejut dan mendorong dada Yibo pelan tetapi pria itu malah menekan kepala Zhan hingga bibir keduanya semakin menempel. Setelah itu barulah Yibo melumat bibir Zhan. Ia menghisapnya kemudian memainkan lidahnya di dalam sana.
Pada awalnya Zhan hanya diam dan tidak membalas lumatan Yibo tetapi lama-kelamaan ia terbuai dan lidahnya ikut bergerak untuk membalas lumatannya.
Yibo melepaskan lumatanya saat merasa sudah mulai kehabisan oksigen. Di tatapnya kedua mata Zhan dan bibir pria itu yang tak lagi kering, melainkan sudah lembab dan sedikit membengkak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Goals
FantasySosok yang dikenal akan kehebatannya, Yinying. Ia menjadi incaran sekte Sheng karena kultivasi yang dipilihnya dianggap melanggar sumpah klan dan juga sekte. Di sisi lain, seorang pemuda merasa sangat sedih karena berbeda dengan teman-temannya yang...