| 7 |

133 22 2
                                    


Yibo membopong tubuh Zhan setelah melewati gua tempat terakhir mereka berpisah dengan Yangyang dan Xu Kai. Mereka memilih berpencar untuk menemukan bukit Shie. Awalnya Yangyang ingin bersama Yibo dan Xu Kai ingin bersama Zhan tetapi Yibo menolak. Entah mengapa ia ingin bersama Zhan.

"Itu dia bukitnya," ucap Zhan lemah seraya menunjuk ke arah depan yang tampak sebuah bukit tinggi menjulang yang ditutupi dengan kabut.

"Ki-kita akan menaiki itu?" tanya Yibo seraya menelan ludahnya susah payah.

"Kita akan menghancurkannya," jawab Zhan kesal seraya menatap sinis Yibo.

"Kau serius?" tanya Yibo lagi memastikan. Baru beberapa menit ia membopong tubuh pria itu dan itu sudah membuatnya merasa sangat kelelahan. Dan kini? Ia harus menaiki bukit tinggi itu dengan membawa Zhan?

"Bodoh," gumam Zhan kesal dan mendorong tubuh Yibo kemudian mencoba untuk berjalan sendiri tanpa bantuan pria itu.

Zhan tak mampu menjaga keseimbangannya sehingga tubuhnya nyaris terjatuh jika saja Yibo tidak menangkapnya.

"Apa yang kau lakukan? Kau belum bisa berdiri dengan benar," oceh Yibo jengkel dengan sikap sok kuat Zhan.

Zhan mendengus malas dan pasrah. Ia harus dibopong oleh Yibo.

Yibo merangkul pundak Zhan kemudian mencengkram kuat lengannya dan melangkahkan kaki. Ia menahan beban berat tubuh Zhan yang menopang pada tubuhnya.

"Apakah bunga itu benar ada di sini?"

"Hm."

"Bagaimana jika tidak ada?"

"Kembali."

"Hei?! Aku sudah susah payah membawamu ke sini dan itu semua sia-sia?"

"Jadi kau tidak ikhlas?"

"Ekhem! Bukan itu maksudku."

Zhan hanya menatapnya sinis tidak ingin menjawab yang nantinya akan memperpanjang perdebatan tidak penting.

Setelah bermenit-menit menempuh perjalanan. Kini Yibo merasa sangat kelelahan, bulir-bulir bening mengalir di kening dan lehernya. Nafasnya sudah terengah-engah dan kakinya bergetar karena kram. Tubuhnya juga bergetar menggigil karena udara dingin yang terus menembus kulitnya.

"Itu!" ujar Zhan menunjuk ke arah depan mereka. Di mana di sana tampak beberapa bunga biru yang tumbuh, tepat berada di ujung bukit Shie.

Zhan melepaskan diri dari cengkraman Yibo kemudian berjalan dengan terseok-seok ke arah bunga itu kemudian tersenyum tipis dan memetiknya.

BRAGHH!!

Tubuh Zhan terpental kuat saat ujung jarinya mengenai ujung bunga itu. Tubuhnya terlempar secepat kilat hingga Yibo pun merasa sangat terkejut saat tiba-tiba Zhan sudah tersungkur.

Yibo berlari ke arah Zhan kemudian membantu pria itu untuk berdiri. Zhan kembali memuntahkan darah dan meremas kuat dadanya yang semakin nyeri. Ia meremas kuat lengan Yibo seolah menyalurkan rasa sakitnya. Tentu saja itu membuat Yibo ikut meringis tetapi dengan sekuat tenaga ia menahannya. Daripada harus terkena ocehan Zhan?

"Bagaimana cara kita mengambil bunga itu?" tanya Yibo bingung seraya mengelap darah yang tersisa di sudut bibir Zhan.

Zhan terdiam. Jujur saja ia juga merasa bingung. Ia tidak dapat menyentuh bunga itu, menandakan tidak sembarang orang yang boleh mengambilnya.

Zhan mencoba mencerna beberapa kejadian yang menurutnya janggal. Salah satunya ialah naga sakti yang melewati Yibo begitu saja dan tidak menyerang pria itu padahal ia berada di depan mata.

Two Goals Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang