|17|

143 16 3
                                    


Seorang pria berjubah hitam dengan ukiran emas tengah berjalan memasuki sebuah istana yang bernuansa gelap. Aura yang dipancarkan istana itu bagaikan mengutarakan kejahatan.

Semua prajurit dan beberapa roh menyambut kedatangan pria itu dengan hormat begitupula dengan pemilik istana, sang pemimpin.

"Ada apa dengan wajahmu itu, Wang Hedi?" tanya Jiang Cheng yang tengah duduk di kursi kekuasaannya dengan senyuman miring.

"Aku sangat kesal dengan pria bajingan itu!" hentak Hedi seraya melemparkan sebuah tiang lilin di sebelahnya.

"Hei...jangan merusak barang-barang ku," tegur Cheng sedikit murka.

"Aku membencinya! Aku ingin menghancurkan tubuhnya berkeping-keping," teriak Hedi dengan kaki yang terus terhentak-hentak ke lantai.

"Mengoceh seperti orang gila tidak ada gunanya, Hedi."

"Lalu apa yang harus aku lakukan, huh?!!"

"Tenang...kau tahu kan kenapa aku sangat membenci Wang Yibo?"

"Tentu saja! Itu karena jika dia memiliki inti spritual maka dia akan menguasai dunia dengan kehebatannya."

"Tepat sekali! Dan menurutmu aku membiarkan itu?" 

"Tentu saja tidak!"

"Kalau begitu mari kita bunuh dia," seru Jiang Cheng, sang pemimpin sekte jingshen.

Hedi terdiam dan kemarahannya mereda berganti dengan rasa senang karena mendapatkan ide yang sangat bagus.

"Aku setuju padamu!"

"Dia adalah adikmu, jika dia hebat dia dapat membantumu menjadi penguasa sebagian dunia selain dirinya, mengapa kau sangat membencinya dan ingin membunuhnya? bukankah itu sangat tidak masuk akal, Wang Hedi?"

"Kau salah besar Cheng! Dia adalah adik tiriku dan anak dari istri kedua ayahku! Semenjak ibunya menjadi bagian dari keluarga, dia selalu merenggut kebahagian aku dan ibuku. Aku sangat membencinya dan kini dia malah merenggut apa yang seharusnya menjadi milikku!" ucap Hedi dengan berlinang air mata dan tangan yang terkepal erat penuh dendam.

Cheng tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Hedi. Ia merasa sangat senang karena dapat merasakan aura dendam yang kuat berada pada Hedi.

"Milikmu? Apa itu sehingga kau tampak sangat marah seperti ini?"

"Orang yang kucintai!"

"Waw...aku akan membantumu."

"Tunggu saja Wang Yibo, aku tidak akan mengampuni mu!"

••●✿✿✿●••

Semua murid di istana Sheng tengah berkumpul di istana belajar dan tengah memperhatikan guru Qi yang sibuk menjelaskan sesuatu.

"Tidak banyak yang menguasai teknik Jīngtōng karena rata-rata semua murid sangat sulit mengendalikan dan menguasai empat elemen sekaligus."

"Seperti yang kita ketahui bahwa di istana Sheng kebanyakan menguasai teknik Huólì, beberapa orang menguasai teknik Kòngzhì dan bahkan ada yang masih berada di teknik  Genji."

Semua murid menoleh ke arah Yibo kala guru Qi menyebutkan teknik 'genji'.  Tatapan itu, tatapan yang sangat Yibo benci. Tatapan yang mengisyaratkan sebuah hinaan tanpa menggerakkan mulut untuk berbicara.

"Aku tidak menyinggung siapapun dan fokuslah kepadaku!"

"Maafkan kami, Guru!!"

Two Goals Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang