Bab 46

243 13 6
                                    

Happy Reading🌺
Bab 46. Angkasa Marah.


-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-

Arina menatap perempuan di depannya jengah "salah dia bu! dia sengaja tabrak bahu saya" kesal Arina.

"Saya punya saksi!" Ucap Arina dengan wajah polos nya "siapa saksi nya?" ucap sang guru.

"Felna, ketua Osis" jawab Arina, segera sang guru memanggil Felna "panggilan kepada Felna ketua osis untuk segera ke ruang BK sebagai saksi."

Arina menatap perempuan di depannya dengan lidah yang ia julurkan "mampus lo" bisik Arina membuat perempuan itu kesal sekaligus takut.

Tok tok tok

"Masuk!" Setelah di izinkan masuk, Felna segera masuk dan duduk di samping Arina "kenapa bu?" Tanya Felna.

"Felna kamu tau kalau Arina memukuli perempuan ini?" Tanya guru tersebut di jawab anggukan oleh Felna.

"Tapi yang mulai duluan bukan Arina, bu" ucap Felna sopan. Perempuan itu menatap sang guru takut "Felna kan temennya pasti ngebelain Arina, bu!" Kesalnya.

Felna mengeluarkan handphone nya dari saku seragam nya "sebenarnya yang ngerekam Felyna, bu. Felyna ngerekam pakai hp saya, dan saya juga ada di sana." Felna menunjukan video tersebut kepada guru tersebut.

"Terimakasih Felna, sudah bersedia menjadi saksi" ucap sang guru lalu menatap perempuan itu dan Arina.

"Arina dan Felna boleh keluar, dan kamu harus saya kasih hukuman!" Ucap guru tersebut.

Arina dan Felna pamit pergi dan segera menuju kembali ke kantin "Na, Angkasa udah tau kenapa lo di panggil" ucap Felna.

Arina membulatkan matanya terkejut "kok bisa sih?" Tanya Arina kesal "pas lo di panggil, satu kantin mulai ngegosip, dan Angkasa denger semuanya" jelas Felna.

"Sialan!" Arina mengacak rambutnya kesal "jelasin ke Angkasa pelan-pelan." Ucap Felna memberikan ketenangan.

Setelah sampai di kantin Arina segera menuju meja tempat mereka makan tadi "Angkasa mana?" Tanya Arina bingung.

Anton menatap Arina "lo nggak harus main fisik kan, Na?" Ucap Anton tidak menjawab pertanyaannya.

"Sama Rey, nggak tau ke mana." Sahut Razic langsung membuat Arina pergi ke Rooftoop.

Arina berlari dengan tergesa menaiki tangga, hampir beberapa kali dirinya hendak terjatuh.

Brakk

Arina membuka pintu Rooftoop dengan kencang membuat Angkasa dan Reynan terkejut.

"Bisa pelan-pelan kan?" Ucap Reynan dengan nada dinginnya membuat Arina menunduk "maaf." Cicit nya.

Sedangkan Angkasa hanya diam dengan wajah datarnya "bang Rey, gue boleh minta waktu berdua sama Angkasa?" Pintanya.

Reynan mengangguk lalu beranjak pergi, sebelum pergi Reynan mengelus kepala Arina lembut.

Arina berjalan mendekati Angkasa "gue 'gak butuh di kasihani sama lo, gue 'gak mau berlindung di belakang punggung seorang perempuan, terserah mereka mau bilang gue apa? Gue nggak peduli selama ada kalian, gue nggak butuh pembelaan!" Tegas Angkasa.

SKLIRÓS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang