"Aku harus gimana.. Kalau mereka tau aku bukan Zelinna yang asli marah nggak ya?? Aduh kok aku jadi mikirin kesitu sih. Tenang Za, kamu hanya perlu menjadi diri sendiri saja," ujar Zelinna menenangkan dirinya sendiri.
"Tapi.. saat bersama mamanya si pemilik tubuh asli rasanya tidak asing seperti aku pernah merasakannya juga di masa lalu.." lirihnya tersenyum sendu.
"Nggak, gak mungkin jangan halu wahai jiwaku yang malang," sambungnya sedikit terkekeh.
Tok.. tok.. tok..
"Kak udah waktunya makan malam," panggil Zayn.
"Iya,"
Zelinna melangkah kearah pintu kamar lalu membukanya. Terlihat tubuh kekar seorang remaja namun memiliki wajah yang sedikit cantik tapi juga tampan siapa lagi kalau bukan adiknya- si Zayn.
"Ayo turun bareng kak,"
"Iya,"
Mereka turun ke lantai satu bersama menuju ruang makan dan segera duduk di kursi masing-masing.
Posisi duduk ↓↓
[zayn] [--]
[--] ——————— [Papa]
[zelin] [mama]
Di sana sudah ada papa dan mama nya yang menunggu.
"Kakak sudah enakan?" tanya papa
"Sudah pah," jawab Zelinna seadanya.
"Kalau gitu mulai makan malamnya."
Mereka pun mulai memakan makan malamnya dengan khidmat.
****
Zalora berjalan kearah dapur ia lapar sekarang. Siapa tau didapur ada bahan makanan yang masih ada seperti Mie instan atau apalah yang penting makanan.
"Yah nggak ada bahan apapun disini, gue mau makan apa dong masa puasa sih malam ini. Gak asik!"
"Biasanya jam segini gue udah makan nih bareng keluarga habis itu jailin si Jein yang katanya cool padahal manja abis haha.." Zalora terkekeh lirih ia merindukan keluarganya.
"Mah, pah, Zayn.. Zelin kangen.."
"Gimana ya sama tubuh gue disana apa udah metong, kayanya sih udah ya. Biasanya kan kalo di novel-novel suka gitu," monolognya
"Rip my body."
Zalora masuk kekamarnya menggeledah satu persatu barang-barang yang ada disana berharap menemukan uang milik Zalora asli.
"Zalora ori punya tabungan kagak sih?! Dari tadi nyari kagak ketemu temu,"
"Lemari udah, laci, dompet, tas udah dimana sih dia nyimpen nya,"
"Oh! Apa di bawah ranjang ya, mungkin. Coba deh,"
Zalora pun berjongkok untuk mengecek keadaan bawah ranjang apakah ada semacam benda seperti celengan?
"Apaan tuh wih celengan nih lumayan gede juga pasti banyak uangnya,"
Zalora mengeluarkan celengan yang berbentuk ayam jago lalu menaruhnya diatas kasur, iapun ikut duduk sambil memperhati kan celengan itu dengan seksama.
"Kira kira kalo dipecah ada berapa juta ya.. 5 juta ada kali,"
"Tapi kalo gue pecah nanti si Zalora ori marah gak ya, masa bodo lah kan sekarang ni tubuh dah jadi milik gue"
"Oke,"
Zalora menarik napas pelan ia mengangkat celengan itu lalu..
Crak!!
Si celengan ayam jago itu pun pecah.
"Uh wow! Banyak euy,"
Zalora mulai mengumlulkan uang uang itu jadi satu.
Sekitar lima menit akhirnya semuanya terkumpul, ia pun menghitung jumlah keseluruhan nya.
"Dua puluh ribu..
"Tiga puluh..
"Seratus tiga puluh..
"....."
"....."
"Satu juta kurang seribu, jadi totalnya sembilan ratus sembilan puluh sembilan."
"Oke deh lima puluh ribu buat beli makan malam ini selebihnya gue simpen dulu,"
****
Setelah berkutat dengan uang itu selama kurang lebih satu jam kini Zalora sudah berada diluar rumah.
Kakinya berjalan lurus di setapak kecil dan sepi.
Jika tidak salah ingat ia sempat melihat warung nasi di depan jalan sana saat diantar oleh Dini.
"Permisi bi, saya mau pesan nasi goreng satu sama air putih ya," ujarnya pada ibu warung.
"Eh neng Lora, siap atuh neng. Ditunggu ya" sahut bi Sarmi.
Bi Sarmi segera membuatkan pesanan milik Zalora.
Beberapa saat kemudian makanannya sampai, bi Sarmi ikut duduk disamping Zalora mungkin ada yang ingin disampaikan?
"Ini dimakan neng,"
"Iya, makasih bi."
"Sama-sama atuh."
"Oh iya neng Lora teh seminggu ini tidak kelihatan habis kemana saja atuh? Bi Sarmi teh sering liat si Dini bolak balik kesini nyariin kamu" ujar bi Sarmi penasaran serta khawatir.
'Kayaknya bibi ini lumayan deket deh sama pemilik tubuh ini,'
"Itu bi, saya habis kecelakaan jadi dirawat di rumah sakit"
"Innalilahi, terus neng Lora teh sudah baikan kan?" tanya bi Sarmi panik.
Zalora tersenyum kecil, "Sudah baikan kok bi, tenang aja,"
"Alhamdulillah atuh, kalau begitu bibi masuk dulu ya, mau balik kerja." pamit bi Sarmi
"Iya bi,"
Zalora segera makan nasgornya padahal ia sudah sangat lapar tadi eh bibi itu ngajak ngobrol.
"Berapa bi?" tanya Zalora
"Berapa apanya atuh neng?" tanya balik bi Sarmi.
"Jadi berapa harga nasi goreng sama minumnya?" jelas Zalora
"Ohh.. Buat hari ini teh neng Lora tidak usah bayar bibi kasih gratis buat neng." ujar bi Sarmi
"Yaudah, kalo gitu makasih ya bi, saya pulang dulu."
"Selamat malam." ucap Zalora sebelum akhirnya meninggalkan warung makan bi Sarmi.
"Malam atuh," jawab bi Sarmi bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertukar Jiwa
DiversosZelinna Amaira Namata putri sulung dari pasangan Hendra Namata dan Hania Citra Namata. Kepopuleran, kekayaan, kecantikan, kekuasaan semuanya ia punya. Namun apa jadinya jika semua itu sirna dalam sekejap mata? Zelinna yang hendak pulang dari caffe...