Setelah beberapa hari dirawat inap kini Zelinna sudah diperbolehkan pulang oleh Dr. Rein.
Zelinna melangkah keluar dari puskesmas.
Kepala Zelinna celingak-celinguk bak orang hilang. Apa yang dipikirkan gadis itu.
"Gue harus kemana?! Udah nggak tau ini daerah apa, uang kagak punya, rumah juga kagak tau.."
"Ngenes amat hidup gue," keluh Zelinna
"Bisa-bisanya Tuhan mindahin jiwa gue ke tubuh dekil kek gini, tapi gak dekil dekil banget sih" sambungnya lirih
Zelinna pun berjalan tak tentu arah dengan mulut yang tak henti-henti mengabsen satu persatu penghuni kebun binatang.
"Argh! Sialan! Ini dimana sih" umpat Zelinna
"Mak, mbak itu teh gak waras ya?" tanya anak kecil pada ibunya sambil menunjuk kearah Zelinna.
"Heh! Cocotmu le.. le, jangan gitu atuh pamali" tegur sang ibu.
Zelina mendelik enak saja dia dikatain gak waras? Tapi emang sih penampilannya saat ini sedikit mirip..
"Maap yo mbak, anak saya teh emang gitu," kata ibu itu pada Zelinna lalu pergi begitu saja.
"Sialan lo cil, dasar bocil ep ep"
Zelinna tak tau lagi harus kemana. Kakinya melangkah ke salah satu kursi pinggir jalan, ia pun duduk.
"Laper.. nggak ada duit,"
"Masa iya gue jadi gelandangan gitu? Dari seorang princess Namata berubah menjadi princong jalanan, tidak bisa berkata-kata lagi gue,"
"Lora!" panggil seseorang entah pada siapa.
Grep
Seorang gadis memeluk tubuh Zelinna, ralat maksudnya memeluk tubuh yang Zelinna tempati saat ini.
"Lora, kamu teh kemana saja atuh? Dini nyariin kamu dari seminggu yang lalu.." ucap gadis itu lirih.
Zelinna mengerjapkan matanya,
'apa jangan-jangan ni cewek temennya pemilik tubuh ini.
Oke gue harus ekting pikun eh maksudnya amnesia,' batin Zelinna"A-anu, gu- khem maksudnya aku nggak kenal sama kamu" 'nice! bagus juga akting gue'
Gadis itu melepas pelukannya terkejut. "Kamu teh lupa sama aku Ra? Kita teh udah sahabat dari smp loh Ra.. Bisa-bisanya.." ucap gadis itu dengan air mata yang mulai turun.
'Duh kok malah nangis sih'
"Bukan gitu, maksud gue- eh maksud aku nggak gitu" Zelinna mencoba untuk menjelaskan.
"Kamu teh berubah Ra.."
"Aduh, gue habis kecelakan trus dirawat habis itu gak inget apa-apa lagi" ujar Zelinna cepat.
"APA?!"
'Rip telinga gue'
"A-aku teh gak salah dengar kan? L-lora, kamu habis kecelakaan? kenapa gak ngabarin aku atuh,"
"Kan gue lupa dodol"
Gadis itu kembali terisak lalu memeluk Zelinna erat, "Maaf Dini teh tidak tau kamu kena musibah.." lirihnya
"Ya ya ya.. Nanti gue- eh aku ceritain. Sekarang anterin pulang dong aku gak inget alamat rumah," -'Anjir apaan banget dah geli gue ngomong pake aku aku gitu hiiih' Zelinna geli sendiri dengan ucapannya.
"Tapi tunggu, kita kenalan ulang. Nama aku teh Nandini, sahabat satu-satunya yang kamu punya." Ujar Dini
"Oke, kalo nama..." Zelinna menunjuk dirinya.
"Nama kamu Zalora Almaira N."
"Zalora Almaira N. N nya apa?"
"Aku teh tidak tau Lora, yaudah yuk!"
Zelinna mengangguk. Mereka pun pergi menuju rumah yang ditempati pemilik tubuh ini dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertukar Jiwa
AcakZelinna Amaira Namata putri sulung dari pasangan Hendra Namata dan Hania Citra Namata. Kepopuleran, kekayaan, kecantikan, kekuasaan semuanya ia punya. Namun apa jadinya jika semua itu sirna dalam sekejap mata? Zelinna yang hendak pulang dari caffe...