Chapter 8

8 1 0
                                    

Olivia, Evan dan Bima berbarengan menghampiri bangku Zelinna.

"Na apa tebakan si Jakah tadi itu benar?" tanya Evan.

Zelinna mengangguk. "Kenapa bisa hilang ingatan? A-apa lo habis kecelakaan?" tambah Olivia

Lagi-lagi Zelinna hanya mengangguk membenarkan.

"Apa jangan-jangan waktu tante Hani telpon kita nanyain lo itu.."

"Iya, aku kecelakaan tapi aku nggak tau pasti kapan kejadiannya. Udah ya? Tanyanya nanti aja," kata Zelinna.

Mereka yang mengerti pun segera mengangguk kecil. "Na, nanti kalo udah siap cerita ke kita ya? Kita bakal bantu lo buat ingat semuanya lagi oke." ujar Bima lalu mereka pun duduk ke bangku masing-masing setelah menerima anggukan dari Zelinna.

'Seberusaha apapun kalian bantu aku untuk mengingat semuanya juga percuma, karena aku bukan Zelinna yang sebenarnya.' batin Zelinna.

'Bagaimana dengan tubuhku disana ya? Mungkin sudah ada yang menemukannya digudang.' sambungnya mengingat tubuhnya yang lama.

Tepat saat Zelinna selesai membatin bel pertanda masuk berbunyi.

****

"Ra, kamu teh duluan aja ke kelas. Kelasnya teh 11B ya." ujar Dini buru-buru.

"Lo mau memana?!" tanya Zalora sedikit berteriak karena Dini sudah pergi lebih dulu.

"Kamar kecil!"

Zalora mendengus kecil lalu ia pun pergi menuju kelasnya.

Zalora duduk di bangku belakang pinggir jendela. Ia memandang para murid berlalu lalang lewat kaca bening itu.

'Kangen teman-teman..'

'Oke udah gue putusin minggu depan mudik gue,' setelah membatin ia menelungkupkan wajahnya di lipatan tangan lalu memejamkan matanya tertidur.

"Disini ada yang namanya Zalora Almaira?" tanya seseorang dari depan pintu kelas. Sepertinya anggota osis.

"A-ada a' itu lagi tidur di belakang," jawab salah satu siswi dengan gugup.

Orang itu menghampiri meja Zalora lalu..

Brak! "Bangun!"

"Bapaknya Bima kemakan buaya!" latah Zalora

"Lo siapa sih! Gue lagi mimpi indah tau," banyak murid yang terkejut dengan sikap tak biasa dari Zalora. Yang biasanya hanya diam dan nurut saja dan ini apa? Dia berani bentak seorang wakil ketua osis? Berani banget pikir mereka.

"Disini buat cari ilmu bukan buat ngebo kaya gitu!" kata Azeril Elevano, wakil ketua osis disini.

"Lo ikut gue ke ruang bk." sambung Azeril.

"Nggak, gak mau! Gue gak bikin salah loh malah baru masuk ini." protes Zalora

"Maka dari itu lo ikut gue karena gak masuk selama satu minggu. Kemana aja emang, udah gak mau sekolah lagi? Out aja sekalian." sarkas Azeril

"Ya terserah gue dong! Yang sekolah gue bukan lo!" balas Zalora tak terima.

"Udah ayo ikut," Azeril menarik tangan Zalora lalu membawanya pergi dari kelas dengan para murid menatap mereka bingung.

Kenapa para murid bingung? Ini alasannya.

Satu, sikap Zalora yang berubah dari pendiam, dingin tapi tidak bisa melawan menjadi seorang yang berani membentak Azeril yang notabennya wakil ketos itu.

Dua, Azeril yang terkenal dingin dan langsung tarik saja jika ada yang membuat masalah atau ada murid yang disuruh ke ruang bk tapi ini, dia sempat-sempatnya adu bacot dengan Zalora. Ya jelas para murid heran dengan sikap mereka.

Entah Azeril bersikap seperti itu tanpa sadar atau bagaimana kita tidak tau.

Back to topic

Azeril terus membawa Zalora menuju ruang bk. Sampai di depan pintu ruangan mereka berhenti.

"Ish lepas-" ucapan Zalora tergantung saat tak sengaja melihat jelas wajah Azeril.

Mereka saling tatap hingga beberapa saat saling mengucap nama.

"Zelinna?"

"Azeril?"

Bertukar JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang