bab 5

129 18 0
                                    

Note: ada sedikit perubahan di cerita ini yg awalnya mereka tinggal di apartemen author ganti jadi di rumah ya.

Bab terakhir di bulan ramadhan, sampai ketemu lagi abis lebaran.

31 Maret 2014

Suasana pagi yang indah bagi Jisoo, bagaimana tidak? Seingatnya semalam ia tertidur di sofa depan televisi tapi saat pagi tadi ia terbangun sudah berada di atas kasurnya yang nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana pagi yang indah bagi Jisoo, bagaimana tidak? Seingatnya semalam ia tertidur di sofa depan televisi tapi saat pagi tadi ia terbangun sudah berada di atas kasurnya yang nyaman. Terlebih di sampingnya sang suami masih tertidur nyenyak.

Bukan mau GeEr, tapi siapa lagi kan yang memangku tubuhnya hingga berada di atas ranjang, Jisoo juga tak memiliki riwayat mengingo tidur berjalan. Hingga kemungkinan ia pindah sendiri itu kecil.

Ah membayangkan nya saja Jisoo sudah salah tingkah, tapi senyenyak itu ya tidurnya sampai ia tak merasakan saat tubuhnya di gendong oleh Seokjin.
Eh di gendong kan? Ala bridal style? Seperti cerita-cerita yang sering ia baca?
Gak mungkin juga kan ia di seret.
Jisoo menggeleng dengan pemikiran bodohnya, bisa-bisanya pagi hari iya sudah memikirkan hal-hal konyol seperti itu.
Ia lantas kembali melanjutkan pekerjaannya disertai dengan senyuman-senyuman tak jelas dari bibirnya.

Ngomong-ngomong berhubungan hari ini hari libur jadi ia tak memusingkan Seokjin yang masih bergelut bersama selimutnya, ia juga yakin semalam Seokjin pulang larut malam sehingga pasti kurang tidur.
Meski sebenarnya ia penasaran kemana lelaki itu selama beberapa hari belakangan, ingin bertanya tapi mana berani. Baru di tatap dengan mata bom bastic side eye nya saja Jisoo sudah merinding.

Hingga suara langkah kaki membuat ia menoleh dan didapatinya Seokjin yang baru saja bangun tidur, rambutnya terlihat acak-acakan tapi tak mengurangi ketampanannya.

"Kakak mau sarapan, aku sudah siapkan." Ucap Jisoo sembari meletakan seporsi nasi goreng dengan telur mata sapi kegemaran sang suami.

Tanpa menjawab, Seokjin mendudukkan dirinya begitu saja di atas kursi kemudian melahap makanannya.

"Kau tak makan?" Tanya Seokjin saat melihat hanya satu porsi makanan yang terhidang di atas meja.

"Aku tak biasa makan pagi kak, kakak saja duluan." Ucap Jisoo. Tanpa niat bertanya kembali Seokjin melahap kembali makanannya.

Ya benar memang, Jisoo dan Seokjin tak pernah sarapan bersama saat pagi Seokjin terbiasa menyantap makanan yang tersedia sebelum berangkat ke kantor tanpa memperhatikan sekitar termasuk Jisoo yang tak terbiasa sarapan pagi.
Sedingin itu sikap Seokjin, tapi Jisoo selalu memiliki sisi hangat untuk lelaki itu.

Membiarkan Seokjin menyantap makanannya, Jisoo memilih melanjutkan kembali pekerjaannya dari mencuci baju, menyapu dan sebagainya.
.
.
.

Membiarkan Seokjin menyantap makanannya, Jisoo memilih melanjutkan kembali pekerjaannya dari mencuci baju, menyapu dan sebagainya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Epiphany (Terbelenggu Rasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang