bab 6

127 14 1
                                    

"Jin, bisakah kau memperlakukan adikku dengan baik?" Hana berucap dengan nada kesal pada lelaki yang kini tengah fokus di belakang kemudi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jin, bisakah kau memperlakukan adikku dengan baik?" Hana berucap dengan nada kesal pada lelaki yang kini tengah fokus di belakang kemudi.

"Siapa Jisoo?" Seokjin jelas mengatakan itu dengan nada malas, jika terjadi pertengkaran dalam hubungan mereka tentu itu karena Jisoo.

"Siapa lagi, dia adikku satu-satunya!" Kesal Hana, ia tak suka saat kekasihnya ini selalu bersikap ketus dan masa bodoh dengan Jisoo.

"Sayang, ayolah aku tak mau bertengkar denganmu gara-gara adik angkatmu itu." Mereka memang pasangan serasi, tapi keduanya sama-sama memiliki sikap keras kepala. Dan Seokjin tak suka dengan sikap Hana yang memperlakukan Jisoo berlebihan.

"Jin harus berapa kali aku bilang, jangan sebut Jisoo  dengan panggilan itu, dia adikku. Angkat atau tidak, dia tetap adikku dan tidak ada bedanya bagiku." Inilah Hana dengan kasih sayangnya pada Jisoo yang tulus, baginya tak ada batasan untuk ia dan Jisoo terlepas dari kondisi keduanya.
Seokjin menghela nafasnya jengah, Hana dan keras kepalanya adalah paduan yang sempurna.

"Oke-oke kalau itu mau kamu, tapi kamu juga harus ngertiin aku juga. Kita butuh waktu berdua, lagi pula Jisoo bukan anak kecil yang harus mengikuti kemanapun kita pergi kan?"

"Tapi dia sendirian di rumah Jin, ayah dan ibu sedang ke luar kota."

"Ayolah sayang, usianya sudah besar dia bisa menjaga dirinya sendiri. Lagi pula, kau lihat sendiri kan kalau dia menolak ajakan mu."

"Itu karena kau bersikap ketus padanya."

Seokjin masih ingat perdebatan antara ia dan Hana waktu awal-awal mereka menjalin hubungan.
Ia sadar, Hana dan rasa sayangnya terhadap Jisoo tak dapat di pisahkan.
Hingga ia menghela nafas kesal, merasa frustasi dengan keadaannya saat ini.

"Kau terlalu menyayangi nya Na, hingga kau lupa bahwa aku begitu menyayangi mu. Dan lihatlah sekarang, di sini aku terluka." Lagi-lagi Seokjin menyalahkan keadaannya sekarang.
Waktu senggang dari pekerjaan nya malah ia gunakan sekedar mengingatkan kembali masa lalunya.

Tak butuh waktu lama baginya untuk mencintai Hana, tapi untuk melupakan rasanya terlalu berat bagi Seokjin.
Upayanya untuk memperbaiki hubungan bersama Jisoo justru semakin membuat bagian hatinya tersayat. Serasa seperti ia tengah mengkhianati wanita yang ia cintai.
Hana dan segala kenangan yang ia tinggalkan adalah luka bagi Seokjin.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Epiphany (Terbelenggu Rasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang