Menjenguk

19 7 0
                                    

HAPPY READING ˁ῁̮ˀ
Jangan lupa vot ya manis 🍭✨

"Aku tidak berniat melukaimu"
SECRET PERSON

Biru bersama yang lainnya pergi menjenguk Viera disana terdapat Reyhan yang berdiri di luar ruangan itu dan ada Tasya yang berada di dalam ruanga itu.

"Biru" panggil Reyhan.

"Eh bang Reyhan" Biru pun menghampiri Reyhan.

"Kalian mau jenguk Viera?" tanya Reyhan.

Meraka pun mengangguk bersamaan.

"Cuman 2 orang yang boleh masuk" ucap Reyhan.

"Yaudah kalau gitu Fani sama Biru aja yang masuk" saut Azka.

"Gak usah bang Reyhan pasti mau lihat Viera jugakan, jadi bang Reyhan sama Fani aja" ucap Biru.

"Saya sudah kok itu emang giliran Tasya aja jdi kalian boleh masuk berdua sesudah Tasya keluar, kalau satu-satu takutnya waktu jenguk keburu habis" jawab Reyhan.

✯✯✯

Sesudah Tasya keluar Biru dan Fani pun masuk keruangan itu, sungguh menyakitkan melihat Viera yang terbaring lemas diruangan itu. Tak terasa air mata Fani mengalir dengan deras.

"Ra gw gak suka lihat lu kayak gini" ucap Fani.

"Gw sahabat apaan yang bahkan gw gak tau kalau lu mendam semuanya begitu berat" batin Fani.

"Harusnya lu cerita sama gw Ra, gw gak mau kehilangan lu, gw gak mau orang yang gw sayang di ambil tuhan lagi Ra, gw takut Ra" batin Fani lagi.

"Ra gw bakal cari orang yang udah nabrak lu dan gw yakinin kalau dia gak akan hidup tenang" ucap Biru.

"Lucu ya Ra padahal gw udah siap-siap buat nyampein isi hati gw sama lu Ra, tapi sekarang lu malah terbaring di rumah sakit gini, kalau lu udah sembuh nanti gw bakal nyampein isi hati gw dan gw pastiin gak akan tertunda lagi" batin Biru.

"Gak usah nangis" ucap Biru.

"Viera gak bakal senang lihat lu nangis gitu" lanjutnya lagi.

Fani mengangguk kecil lalu ia mencium kening Viera.

✯✯✯

"Gw keluar dulu ya Ra, pokoknya lu harus cepat sadar" ucap Fani.

Sesudah Fani keluar kini giliran Biru yang mencium kening Viera.

"Cepat sembuh tuan putri" ucapnya lembut sambil memegang tangan Viera.

Cukup lama Biru mengecup kening Viera, ketika setetes air matanya mulai turun ia langsung melepas kecupan itu dan mengusap air matanya.

"Gw keluar dulu ya Ra" ucapnya pada Viera.

✯✯✯

Sampai diluar Biru berbicara pada Azka.

"Ka lu sempat lihat plat nomor truk itu gak?" tanya Biru pada Azka.

"Enggak Ru" jawab Azka.

"Ciri-ciri nya?" tanyanya lagi.

"Kayaknya gw tau kalau ciri-cirinya" jawabannya.

"Kenapa Ru?" tanya Azka.

"Mau gw cari orang yang udah nabrak Viera dan gw pastiin dia gak akan pernah bahagia" ucapnya.

"Viera gak akan senang dengan itu Ru" sahut Reyhan.

"Kita juga berusaha mencari orang yang udah nabrak Viera, tapi kita tidak akan merusak kebahagiaannya, karena ketika Viera sadar nanti belum tentu ia akan senang dengan tindakan yang kita lakukan" ucap Reyhan.

✯✯✯

Biru hanya diam yang di bilang Reyhan ada benarnya juga, ia  tau Viera tidak suka kekerasa di balas kekerasan bagi Viera ketika orang itu meminta maaf itu sudah lebih dari cukup untuk Viera.

Tapi ia tetap tidak bisa membiarkan orang itu hanya meminta maaf pada Viera, ia ingin orang itu mendapatkan perlakuan yang setimpal.

"Jangan lakuin hal yang Viera gak suka ya Ru" ucap Reyhan pada Biru.

"Iya bang" jawabnya.

"Cukup cari orang itu dan bawa ke hadapan Viera setelah itu biar Viera yang nentuin" ucap Reyhan lagi.

"Udah sore mending kalian pulang, pasti kalian capekan" lanjut Reyhan.

"Oh iya selamat atas kelulusan kalian ya" sahut Tasya sambil menunjukkan senyum cerianya.

Fani tau itu bukan senyum seperti Tasya yang biasanya ia juga tau kalau Tasya ingin terlihat kuat bahkan ketika banyak rintangan yang di hadapinya.

"Terimakasih kak Sya" jawab Fani dengan menunjukkan senyum yang tak kalah lebarnya.

✯✯✯

Sesampainya dirumah Biru merebahkan tubuhnya diatas kasur, di pandangannya langit-langit kamar itu hingga tak sadar air matanya turun begitu saja.

"ARGHHH!!" teriak Biru.

"KENAPA HARUS VIERA YANG TERLUKA, KENAPA BUKAN BIRU AJA TUHAN" teriaknya lagi.

"BIRU GAK SUKA LIHAT VIERA TERBARING GITU TUHAN HIKS... HIKS... HIKS..." suara tangisan Biru pun terdengar.

"BIRU SAYANG KAMU GAK PAPA NAK?" teriak Elena.

"Biru papa tau kamu gak suka lihat Viera terluka, tapi bukan berarti kamu harus jadi lemah gini Ru" ucap Arga.

"BIRUUU HIKS... HIKS... GA-GAL PA HIKS... BIRUUU GA-GAL JA-GAIN VIERA HIKS.. HIKS.." tangis Biru begitu rapuh, ia seakan-akan paling bersalah atas kejadian ini.

"Biru buka ya pintunya mama mau bicara sama kamu sayang" ucap Elena.

"Biru gak mau di ganggu ma" jawabannya.

"Kamu gak mau diganggukan Ru? Yaudah papa sama mama balik kekamar tapi ingat kamu jangan lakuin yang aneh-aneh" ucap Arga

✯✯✯

Lalu Arga dan Elena pun kembali ke kamarnya.

"Papa bang Biru kenapa?" tanya Vera dengan wajah sedihnya.

"Bang Biru gak papa kok cantik, bang Biru cuman butuh waktu sendiri aja" ucap Elena.

"Udah jangan sedih gitu dong cantiknya papa nanti cantiknya hilang mau?" ucap Arga.

"Gak mau, nanti kalau Vera gak cantik gak ada cowok yang suka Vera" ucapnya begitu polos.

"Bagus dong biar papa ada dihati Vera selamanya" jawab Arga.

"Gak mau Vera gak mau" ucapnya dan pergi masuk kedalam kamarnya.

✯✯✯

Betapa menyakitkan perkataan Vera yang membuat Arga kini lesu dan murung. Elena hanya tertawa melihat itu semua.

"Makannya mas harus siap sama jawaban Vera hahaha jangan dimasukan hati ya mas" ucap Elena dengan tertawa tipis.

"Vera ini papa kamu loh ganteng lagi" ucap Arga.

"Enggak papa jelek, lebih ganteng temen aku" teriak Vera.

"Kan udah aku bilang mas kalau bertanya sama Vera harus siap sama jawabannya" ucap Elena.

✯✯✯

Sesudah sampai didalam kamar Elena tanpa murung.

"Kamu kenapa sayang?" tanya Arga.

"Biru gak bakal kenapa-kenapa sayang" ucap Arga meyakinkan Elena.

"Tapi aku takut mas, nanti kalau Biru ngelukai dirinya sendiri gimana mas?" jawabnya.

"Aku takut mas" lanjut Elena.

"Kamu jangan takut percaya sama Biru oke" jawab Arga sambil memeluk Elena.

✯✯✯

Thanks you all 🤍✨
꙳Wait for the next part꙳
➱➱➱➱➱

CINTA YANG TIADA HABISNYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang