𝐎𝟔. 𝐍𝐎𝐈𝐑 : 𝘛𝘩𝘦 𝘊𝘰𝘯𝘵𝘳𝘰𝘭𝘭𝘦𝘳

2.1K 292 9
                                    

Harap untuk mencari tempat yang nyaman saat membaca book ini. Jangan lupa bawa makanan dan minuman kalian sebagai teman saat membaca. Terima kasih sudah membaca book ini. Dimohon untuk tidak memasukkan ke dalam hati plot pada book ini.

Semua alur terinspirasi dari GTA Roleplay Tokyo Noir Familia. Berikan Vote dan Comment kalian agar Anna bisa lebih semangat saat menulis dan apabila terdapat kesalahan dalam pengetikan mohon ditandai. Terima kasih dan selamat membaca >.<

----------0000000000----------

----------0000000000----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------0000000000----------

Rion menundukkan kepalanya menepis ajakan Caine untuk saling bertatapan dengan keadaan terduduk di atas kursi kebesarannya. Mulutnya tidak bisa terbuka jika dihadapkan dengan sosok dihadapannya. Caine Blaze, kepala keluarga kedua yang ada di keluarga mereka.

Sekaligus, sebagai pengontrol dari segala hal dan setiap sudut dari rumah ini. Diantara anak anaknya yang lain. Rion akui, Caine adalah salah satu orang yang dapat membantunya untuk mengendalikan emosi. Mungkin alasannya karena diantara yang lain. Ia lebih dulu dekat dengan Caine.

"Sudah tau letak kesalahanmu?" Tanya Caine penuh dengan penekanan pada Rion. Rion menghela nafas dan akhirnya mendongakkan kepalanya lalu menatap Caine yang tentu saja dibalas dengan tatapan datar dari Caine.

"Caine, kamu harus nya juga mengerti posisiku. Aku marah, kalau saja Marcel bisa lebih cepat memberikan informasi. Kita gak perlu sampai ada yang terluka atau aku yang gak perlu masuk ke sel, Caine," jawab Rion dengan nada yang pelan pada Caine.

"Aku tau kamu khawatir sama anak anak. Tapi, mukulin Marcel kayak tadi itu salah besar, Rion Kenzo Yang Terhormat," cemooh Caine lalu duduk di atas meja dan bersedekap dada. Mendengar itu, Rion menghela nafas.

"Kamu udah denger semua penjelasannya tadi dan menurut aku semua penjelasan Marcel itu masuk akal. Aku bisa lihat dengan jelas kalau dia juga tertekan dan ngerasa bersalah dengan apa yang terjadi kemarin. Kamu harusnya ngerti juga posisi dia, Rion. Dia polisi, Rion. Polisi," tekan Caine pada kata "Polisi" agar pria bodoh itu paham.

"Ya, maaf. Aku kebawa emosi," sesal Rion kemudian mengusap gusar wajahnya sendiri. Caine menghela nafas sekali kemudian berjalan menuju laci dan mengambil 1 tas P3K dari dalam laci itu. Caine menutup lacinya dan mendekat ke arah Rion.

"Yi, miif. Iki kibiwi imisi," ejek Caine lalu memiringkan kepala Rion ke kanan, melihat memar di pipi kanannya akibat self defence Marcel sebelum ia akhirnya membiarkan Rion memukulnya setelah mengerti alasan mengapa Rion melakukan itu.

"Rion, jadi Marcel pun sama sulitnya. Dia gak cuman relasi kita aja tapi juga saudaramu, Rion. Aku yakin, dia juga ga mau kamu dan anak anak termasuk aku kenapa napa. Tapi, kamu harus ngerti posisi Marcel itu masih rawan," ucap Caine dengan nada lembut.

【NOIR】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang