Harap untuk mencari tempat yang nyaman saat membaca book ini. Jangan lupa bawa makanan dan minuman kalian sebagai teman saat membaca. Terima kasih sudah membaca book ini. Dimohon untuk tidak memasukkan ke dalam hati plot pada book ini.
Semua alur terinspirasi dari GTA Roleplay Tokyo Noir Familia. Berikan Vote dan Comment kalian agar Anna bisa lebih semangat saat menulis dan apabila terdapat kesalahan dalam pengetikan mohon ditandai. Terima kasih dan selamat membaca >.<
----------0000000000----------
----------0000000000----------
Beberapa minggu setelah kejadian itu, seluruh anggota TNF berubah menjadi orang yang posesif pada Caine. Bahkan, Sui juga mencarikan dokter psikolog terbaik yang ia kenal untuk menjadi dokter psikolog pengganti Caine sebelumnya.
Semuanya nampak baik baik saja, Caine yang kini sudah mulai terbuka dan mulai banyak berbicara membuat semua orang senang bukan main. Itu berarti terapi yang dilakukan itu memiliki efek yang bagus untuk Caine.
Tapi, disisi lain. Rion, Gin, Makoto, dan Krow membahas mengenai kejadian sebenar yang terjadi diantara keluarga Chana. Ya, marga asli dari Caine. Setelah mengetahui itu semuanya, mereka siap menyerang wanita sialan itu. Suara pintu yang didobrak keras membuat mereka menoleh.
"Papi, ada orang aneh di depan," pekik Garin dan Mia secara bersamaan. Melihat itu, Rion dengan cepat berdiri dan berlari keluar dari ruangan itu bersamaan dengan yang lainnya. Langkah mereka terhenti menemukan wanita aneh yang tengah mengagumi rumah mereka.
"Apa kamu tidak tau sopan santun?" tanya Rion dengan suara yang menggema dan dengan aura yang menghitam tanda tak menyukai kehadiran wanita itu disini. Wanita itu tersentak kaget dan menatap ke arah tangga dimana sosok Rion turun dan menatapnya tajam.
"Hah, harusnya kamu yang tau sopan santun. Ini rumah anak angkatku," ejek wanita itu pada Rion. Mendengar itu, Rion menaikkan sebelah alisnya dan menatap Caine kemudian melebarkan matanya menemukan bekas tamparan di pipinya.
Ia dengan cepat berlari dan menabrak keras bahu wanita itu saat ia menghampiri Caine. Wanita itu mengaduh kesakitan dan dibalas dengan kekehan dari wanita berambut putih, biru dan ungu. Melihat itu, wanita itu menatap tajam kemudian berdiri dan menunjuk mereka.
"Kalian semua, pergi dari sini! Ini adalah rumah anak angkatku. Dasar orang miskin!" bentak wanita itu membuat mereka semua orang melebarkan matanya dan menyentuh dada mereka masing masing dengan wajah mengejek ke arah wanita sialan itu.
"Permisi, Nyonya. Rumah ini? Rumah anak angkatmu?" tanya Rion meninggikan nada suaranya membuat wanita itu tersentak kaget dan membalikkan badannya lalu menatap tajam ke arahnya. Wanita itu meninggikan dagunya seolah menantang Rion.c
"Rumah ini adalah milikku. Atas namaku, Rion Kenzo. Harusnya kamu yang harusnya tau sopan santun dan etika saat masuk ke rumah orang. Apa kamu mau aku panggilkan pihak kepolisian kesini?" tanya Rion menantang wanita itu membuat wanita itu terdiam.
"Jadi, ini bukan milikmu Caine?" tanya wanita itu pada Caine. Caine menganggukkan kepalanya dan mengalihkan pandangannya ke arah lain. Rion menatap wanita itu dan menaikkan sebelah alisnya mengejek tindakan bodoh wanita itu.
"Tarik dia keluar," perintah Rion dan menujuk ke arah pintu utama rumah. Ketika hendak menarik tubuh wanita itu keluar dari rumah. 2 polisi yang mereka kenali melindungi wanita sialan itu. Rion hendak protes tapi melihat isyarat yang diberikan Marcel dia memilih diam.
Melihat bungkamnya mereka membuat tingkat kepercayaan diri wanita sialan itu naik 100%. Mungkin, jika ini dunia fantasi maka kepalanya akan membesar seiiring sombong dan angkuhnya dia. Apa dia sudah merasa dia menang? Oho! Tidak mungkin.
"Aku akan pergi jika Caine menandatangani suara warisan yang menyatakan bahwa ia menyerahkan seluruh aset Chana padaku, Liliana Nova," ucap wanita sialan itu yang memperkenalkan dirinya sebagai Liliana Nova.
Keheningan menerpa ruangan itu sebelum tawa besar terdengar dari Rion. Tawa yang begitu menakutkan bagi semua orang yang mendengarnya. Caine melangkahkan kakinya mendekati Liliana. Namun, dengan cepat Rion menahan tangannya.
"Sebelum itu, aku ingin kau mendengar rekaman suara ini Caine Chana," ucap Rion memanggil Caine dengan nama aslinya. Mendengar itu, tangan Liliana mengepal kuat. Anak bodoh dan tak bisa apa apa itu tidak pantas menyandang marga "Chana"
'Cih, lakukan apa saja yang kamu inginkan. Aku hanya ingin Kane dan Odette kakakku bisa tewas. Jika perlu, sekalian saja dengan anak bodohnya itu, Caine Chana'
'Kau serius untuk menghabisi mereka semua, sayang?"
'Kalau kita ingin menguasai semua aset Chana maka kita harus memastikan semuanya mati, Brandon. Jika tidak, kita tidak akan mendapatkannya'
'Tapi, Odette itu kakak angkatmu, Liliana'
'Peduli apa aku dengan wanita sok suci seperti Odette itu?! Dia sudah mendapatkan segalanya yang ia inginkan sejak kecil. Sedangkan aku? Aku menderita di jalanan. Jadi, tidak masalah bukan jika sekali kali dia baik denganku dengan mati?'
'Lagipula, bayangkan Brandon jika kamu duduk di atas bangku CEO dari Blaze Company. Kau akan menjadi pria kaya dan terkenal nomor satu di dunia. Kamu menginginkan itu, bukan?'
'Aku memang menginginkannya, Liliana. Tapi, tidak dengan cara seperti ini. Hukum karma itu pasti berlaku, Liliana. Aku tidak masalah jika karma itu jatuh padaku. Tapi, bagaimana jika itu jatuh pada anak semata wayang kita, Yolinda? Apa kau pernah memikirkan hal itu?'
'Asalkan kamu tetap diam semua baik baik saja, sayang. Jadi, diam dan mainkan peranmu!'
Semua orang terdiam ketika mendengar isi rekaman itu. Begitupun dengan Liliana yang mematung dengan keringat dingin yang mulai membasahi seluruh tubuhnya dan satu perempuan yang baru saja sampai dan menjatuhkan tasnya.
"Mama, apa yang aku dengar itu tidak mungkin, kan? Mama tidak mungkin melakukan tindakan itu kan, ma?" tanya perempuan itu dengan suara yang bergetar dan dari ucapannya itu mereka semua mengetahui bahwa perempuan itu adalah Yolinda Nova. Anak dari Liliana Nova.
"Oh, astaga. Aku lupa. Ini masih ada satu lagi," ejek Rion kemudian kembali memutar satu rekaman lagi dihadapan mereka semua.
'Jadi, Brandon mati akibat kecelakaan aneh itu?'
'Ya, Liliana. Aku turut berduka, ya'
'Baguslah dia mati. Jadi, ia tidak menyulitkan aku untuk mengendalikan semua aset Chana. Setelah itu, mungkin aku harus mulai fokus mengurus semuanya,'
Praang! Suara pecahan kaca itu terdengar jelas bersamaan dengan berhentinya rekaman itu. Rion menolehkan kepalanya dan menatap Caine lalu tersenyum manis. Melihat tatapan tajam yang dilemparkan Caine pada Liliana.
"Caine Chana," ucap Rion lembut kemudian mendekati Caine dan mengusap pundaknya pelan lalu meletakkan kepalanya di pundak Caine. Tatapan Rion lurus menatap Liliana yang wajahnya memucat dengan tangan yang bergetar ketakutan.
"Caine, hey. Listen to me. Take a deep breath," peringati Rion pada Caine kemudian berdiri di belakang Caine dan meletakkan dagunya di pundak Caine bersamaan dengan tangannya yang mengusap pelan tangan Caine lembut.
"Kamu suruh aku untuk tenang? Oh, maafkan aku. Kali ini, aku akan memberontak, Rion Kenzo," tekan Caine dengan tangan yang mengepal kuat dan tatapan yang memerah marah. Rion terkekeh kecil dan mengangkat tangannya lalu memundurkan langkahnya.
"Okey, kalau mami mau gitu. Ya, papi bisa apa?" tanya Rion menyelipkan ejekan yang ia lemparkan pada Liliana Nova. Liliana mengepalkan tangannya kesal melihat tatapan mengejek itu dari pria bernama Rion Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
【NOIR】
Fanfiction"𝘙𝘦𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳, 𝙬𝙚 𝙖𝙧𝙚 𝙛𝙖𝙢𝙞𝙡𝙮 𝙖𝙣𝙙 𝙩𝙝𝙞𝙨 𝙗𝙪𝙨𝙞𝙣𝙚𝙨𝙨 𝙞𝙨 𝙛𝙤𝙧 𝙛𝙖𝙢𝙞𝙡𝙮. 𝙒𝙚 𝙖𝙧𝙚 𝙘𝙧𝙞𝙢𝙞𝙣𝙖𝙡𝙨 𝙗𝙪𝙩 𝙬𝙚 𝙝𝙖𝙫𝙚 𝙚𝙩𝙝𝙞𝙘𝙨. 𝘜𝘴𝘦 𝘺𝘰𝘶𝘳 𝙗𝙧𝙖𝙞𝙣 𝘣𝘦𝘧𝘰𝘳𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘤𝘵." - 𝐑𝐢𝐨𝐧 𝐊𝐞𝐧𝐳𝐨...