𝟐𝐈. 𝐍𝐎𝐈𝐑 : 𝘞𝘪𝘯𝘦, 𝘗𝘢𝘱𝘦𝘳, 𝘢𝘯𝘥 𝘛𝘰𝘮𝘢𝘵𝘰

1.4K 231 17
                                    

Harap untuk mencari tempat yang nyaman saat membaca book ini. Jangan lupa bawa makanan dan minuman kalian sebagai teman saat membaca. Terima kasih sudah membaca book ini. Dimohon untuk tidak memasukkan ke dalam hati plot pada book ini.

Semua alur terinspirasi dari GTA Roleplay Tokyo Noir Familia. Berikan Vote dan Comment kalian agar Anna bisa lebih semangat saat menulis dan apabila terdapat kesalahan dalam pengetikan mohon ditandai. Terima kasih dan selamat membaca >.<

----------0000000000----------

----------0000000000----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------0000000000----------

Semua orang menatap sosok gadis yang bertengkuk lutut di tanah dengan tangan yang bergetar. Rion sekali lagi menatap anak anaknya seolah 'kembali memastikan' bahwa tidak ada satu pun dari mereka yang mengenal gadis itu.

"Kamu tau sopan santun, kan? Sopan kah bolak balik depan rumah orang klakson klakson. Sopan?" Tanya Rion dengan nada kesal dan mengakhiri ucapannya dengan bentakan. Hasil bentakan itu nyatanya berhasil membuka mulut gadis itu.

"Aku..aku cuman lewat aja. Aku Anya Rawr... aku dari bendera merah, Seifong," ucap cepat gadis itu memperkenalkan dirinya sebagai Anya Rawr. See? Rion menatap satu persatu anggotanya dengan alis yang naik sebelah.

Mereka menghela nafas jengah dan berdecak pinggang secara bersamaan disertai gelengan kepala. Lagi lagi, bendera merah itu lagi..bendera merah itu lagi. Kalau gak merah, ya ungu atau biru itu. Hadeuh, bisa gak sih mereka tenang sehari aja gitu?

"Disuruh kah, manis?" Ejek Rion pada Anya lalu melangkahkan kakinya mendekati Anya. Anya tersentak kaget dan perlahan memundurkan tubuhnya disertai dengan gelengan kepala yang kuat dari Anya.

"Tidak! Tidak, aku tidak pernah disuruh oleh mereka. Aku..aku hanya iseng saja," ucap Anya pada Rion dengan suara yang mengecil diakhir. Mendengar itu, Rion berdecak kesal dan merotasikan matanya.

"Lain kali jangan iseng iseng, neng. Kamu gak tau lawan kamu siapa," ucap Istmo dengan nada jengah dan tangan yang bersedekap dada. Anya menganggukkan kepalanya cepat. Melihat itu, Rion jadi teringat sesuatu.

"Si Menhan.. Menhan itu anak merah, kan?" Tanya Rion pada Anya. Anya mendongakkan kepalanya lalu menganggukkan kepalanya kemudian kembali menundukkan kepalanya ketika Rion berjongkok didepannya.

"Bilangin sama si Menhan Menhan itu. Kalau mau buat janji, minimal tau gimana cara nepatinnya. Jangan cuman taunya buat janji aja. Nepatinnya gak tau caranya," lanjut Rion yang dibalas anggukan Anya.

"Dah, sono lu pergi dari sini. Lain kali, jangan iseng. Lu tau daerah tol kiri itu daerah kekuasaan gue. Pake otak, sopan kah bolak balik di daerah kekuasaan orang?" Cemooh Rion pada Anya kemudian dibalas dengan anggukkan kepala oleh Anya.

Ia berdiri kemudian dengan cepat berlari ke arah mobilnya lalu meninggalkan pada anggota TNF yang menatap tajam ke arahnya. Rion berjalan lalu berhenti tepat di tengah dan menatap lurus ke depan.

【NOIR】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang