𝟐𝐎. 𝐍𝐎𝐈𝐑 : 𝘝𝘦𝘹𝘪𝘯𝘨

1.4K 231 11
                                    

Harap untuk mencari tempat yang nyaman saat membaca book ini. Jangan lupa bawa makanan dan minuman kalian sebagai teman saat membaca. Terima kasih sudah membaca book ini. Dimohon untuk tidak memasukkan ke dalam hati plot pada book ini.

Semua alur terinspirasi dari GTA Roleplay Tokyo Noir Familia. Berikan Vote dan Comment kalian agar Anna bisa lebih semangat saat menulis dan apabila terdapat kesalahan dalam pengetikan mohon ditandai. Terima kasih dan selamat membaca >.<

Special Chap (1500+ Word), hehe

----------0000000000----------

----------0000000000----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------0000000000----------

Semua orang mendengarkan penjelasan yang dijelaskan oleh Rion. Bahkan, beberapa orang diantara mereka ada yang mengangkat tangannya untuk mengajukan saran maupun kritik. Mendengar itu, tentu saja Rion tersenyum dan menampung semuanya.

Caine mencatat beberapa hal dikertas dan sesekali menganggukkan kepalanya lalu memberikan sarannya sambil menunjuk ke arah papan tulis kaca. Rion nampak berfikir sejenak dan menganggukkan kepalanya paham.

Ia menulis beberapa hal di papan tulis kaca itu lalu menatapnya sejenak. Ia memiringkan kepala dan menatap tulisannya sendiri. Gin berdiri kemudian mengambil spidol di tangan Rion lalu menulis beberapa hal lainnya di papan tulis kaca itu.

"Emang segitu pas, Gin?" tanya Rion pada Gin. Gin kemudian menjelaskan mengapa ia menulis nilai itu di papan tulis pada Rion. Riji, Krow, dan Jaki ikut berdiri lalu berdiri dan menunjuk ke arah papan tulis kaca itu. Mereka secara bergantian mengutarakan pendapat mereka.

Suara pintu yang terbuka dengan keras dari lantai bawah membuat semua orang menolehkan kepalanya ke arah pintu. Rion meletakkan spidolnya lalu berjalan keluar ruangan diikuti oleh anggotanya yang lain. Namun, saat ada di depan pintu Rion menoleh dan menatap Caine.

"Kebawah saja. Masih banyak yang harus kutulis dan kuketik ulang. Jika ada apa apa radio saja," ucap Caine sambil mengangkat tangannya dengan mata yang fokus pada kertas yang tengah ia corat coret lalu mengumpat dengan nada kecil dan kembali menulis.

Rion menganggukkan kepalanya dan kembali berjalan menuju lantai bawah. Di lantai bawah Rion menaikkan sebelah alisnya melihat wajah Mia yang melewatinya dengan wajah datar. Ia membalikkan badannya dan menatap Mia dengan tatapan bingung.

"Ada apa dengan si bungsu?" tanya Rion lalu kembali membalikkan badannya dan menatap ke arah seluruh anggotanya. Mereka terdiam sejenak sebelum serentak bergedik bahu. Rion berjalan kembali menuju kamar si bungsu.

Sesampainya di depan pintu, Rion mengetuk pintu kamar si bungsu beberapa kali. Tidak ada jawaban dari dalam kamar si bungsu. Rion menghela nafas dan membuka pintu itu tanpa izin dari si bungsu. Rion menutup pintunya dan berjalan pelan.

【NOIR】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang