𝐈𝟕. 𝐍𝐎𝐈𝐑 : 𝘋𝘰𝘮𝘪𝘯𝘪𝘤 𝘌𝘥𝘶𝘢𝘳𝘥𝘰 𝘒𝘦𝘯𝘻𝘰

1.6K 280 19
                                    

Harap untuk mencari tempat yang nyaman saat membaca book ini. Jangan lupa bawa makanan dan minuman kalian sebagai teman saat membaca. Terima kasih sudah membaca book ini. Dimohon untuk tidak memasukkan ke dalam hati plot pada book ini.

Semua alur terinspirasi dari GTA Roleplay Tokyo Noir Familia. Berikan Vote dan Comment kalian agar Anna bisa lebih semangat saat menulis dan apabila terdapat kesalahan dalam pengetikan mohon ditandai. Terima kasih dan selamat membaca >.<

----------0000000000----------

----------0000000000----------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

----------0000000000----------

"Permisi," sapa seseorang membuat segerombolan orang itu menolehkan kepalanya dan menatap pria yang menyapa mereka. Caine menatap pria itu dan menelisik pria itu dari kepala sampai ke kaki. Ah, warga baru. Ia kemudian tersenyum pada pria itu.

"Ya, ada yang bisa aku bantu?" tanya Caine dengan tutur kata yang lembut dan menegakkan tubuhnya. Pria itu tersenyum pada Caine lalu menganggukkan kepalanya.

"Sebenarnya aku hendak mencari anakku. Dia ada dikota ini. Apa kalian tau dimana Kantor Polisi?" tanya pria itu pada Caine. Mendengar itu, Caine tersenyum dan hendak menjawab pertanyaannya namun seorang gadis mendekati pria itu lebih dulu.

"Mungkin sebelum tuan mencarinya ke kepolisian. Aku bisa membantu. Kebetulan aku punya banyak teman jadi aku bisa tanyakan pada teman temanku," tawar gadis berambut putih itu pada pria asing yang ada di hadapannya.

"Ah, benarkah? Aku akan sangat terbantu kalau seperti itu," sahut pria itu pada gadis berambut putih. Namun, baru saja pria itu hendak memberitahukan nama anaknya. Tiba tiba, ajudan dari pria itu menghentikan tuannya untuk mendekatinya.

"Tuan besar, apa anda yakin memberitahukan nama Tuan Muda pada orang asing?" tanya ajudan itu pada tuannya. Mendengar itu, Caine dan segerombolan orang itu saling bertatapan satu sama lainnya namun memilih untuk bungkam.

"Roland, jangan bicara seperti itu. Mereka berniat membantu kita," ucap pria itu lalu menggelengkan kepalanya tanda tak menyukai ucapan dari ajudannya itu. Ajudannya itu terdiam lalu menganggukkan kepalanya dan memundurkan langkahnya.

"Maafkan ajudanku, ya. Dia memang sangat sensitif. Jadi, apakah kamu masih mau membantuku?" tanya pria itu sedikit mengejek ajudannya dan dibalas dengan senyuman gadis berambut putih lalu mengangguk.

"Oh, sebelum aku menyebutkan nama anakku rasanya tak sopan jika aku tidak memperkenalkan diriku dulu. Namaku, Dominic Eduardo," ucap pria itu memperkenalkan dirinya pada gerombolan orang itu.

"Ah, Tuan Dominic salam kenal. Aku Caine," ucap Caine memperkenalkan dirinya lalu mengulurkan tangannya. Tuan Dominic membalas uluran tangan itu dan menjabat tangannya. Kemudian beberapa menit, mereka melepaskan jabatan tangan itu.

【NOIR】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang