Harap untuk mencari tempat yang nyaman saat membaca book ini. Jangan lupa bawa makanan dan minuman kalian sebagai teman saat membaca. Terima kasih sudah membaca book ini. Dimohon untuk tidak memasukkan ke dalam hati plot pada book ini.
Semua alur terinspirasi dari GTA Roleplay Tokyo Noir Familia. Berikan Vote dan Comment kalian agar Anna bisa lebih semangat saat menulis dan apabila terdapat kesalahan dalam pengetikan mohon ditandai. Terima kasih dan selamat membaca >.<
----------0000000000----------
----------0000000000----------
Selama berhari hari, Tuan Kenzo berusaha mendekatkan dirinya dengan Rion. Awalnya, usahanya ditolak mentah mentah oleh anaknya sendiri. Tapi, ia tidak mungkin menyerah begitu saja, bukan? Akhirnya setelah menunggu dan terus berusaha.
Rion perlahan membuka hatinya dan mulai berinteraksi dengannya. Melihat itu, semua orang merasa bahagia. Meskipun, Rion tetap Rion. Yang gengsi dan keras kepala. Tak hanya itu, ia juga membatasi pembicaraan pekerjaan di depan sang ayah.
Tuan Kenzo tentu saja mengerti tentang hal itu. Tak segalanya tentang sang anak harus ia ketahui. Lagipula, Kenny-nya sudah dewasa. Dia adalah pemimpin di keluarga ini. Maka, biarkan di mengurus urusannya sendiri.
Sore itu, Tuan Kenzo menaikkan sebelah alisnya merasakan kesunyian di ruang tengah yang biasanya ramai 24 jam. Hingga ia tersentak kaget akibat gebrakan meja yang cukup keras dari lantai 2. Dengan cepat, Tuan Kenzo berjalan cepat ke atas.
"Maestro, sialan!" teriak Rion membuat Tuan Kenzo menghentikan langkahnya dan berjalan perlahan masuk tanpa sepengetahuan mereka yang tengah sibuk dalam pembicaraan mereka. Ia menemukan sosok Rion yang mengusap gusar wajahnya sendiri.
"Sejak awal, Maestro itu memang ingin kita satu sama lain bertengkar. Mereka membuat masalah dan menentukan peraturan tanpa pemberitahuan pada kita," ucap Gin sambil menggelengkan kepalanya lalu berdengus kesal.
"Maaf aku ikut campur. Tapi, Maestro tidak mungkin melakukan itu," tolak Tuan Kenzo membuat semua orang menolehkan kepalanya ke arah Tuan Kenzo. Mendengar itu, Rion membuka laci mejanya dan menodongkan pistol itu pada sang ayah.
"Kau bagian darinya, hah?!" bentak Rion pada Tuan Kenzo. Mendengar tuduhan itu, Tuan Kenzo menggelengkan kepalanya dan berjalan mantap mendekati anaknya lalu mengambil pistol itu kemudian meletakkannya kembali ke dalam laci dan menutupnya.
"Bukan begitu, Kenny. Bisa kamu dengarkan ayah dulu?" tegur Tuan Kenzo kemudian mengusap pelan pundak sang anak. Mendengar itu, Rion menghela nafas dan menganggukkan kepalanya kecil lalu mendudukkan dirinya ke kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
【NOIR】
Fiksi Penggemar"𝘙𝘦𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳, 𝙬𝙚 𝙖𝙧𝙚 𝙛𝙖𝙢𝙞𝙡𝙮 𝙖𝙣𝙙 𝙩𝙝𝙞𝙨 𝙗𝙪𝙨𝙞𝙣𝙚𝙨𝙨 𝙞𝙨 𝙛𝙤𝙧 𝙛𝙖𝙢𝙞𝙡𝙮. 𝙒𝙚 𝙖𝙧𝙚 𝙘𝙧𝙞𝙢𝙞𝙣𝙖𝙡𝙨 𝙗𝙪𝙩 𝙬𝙚 𝙝𝙖𝙫𝙚 𝙚𝙩𝙝𝙞𝙘𝙨. 𝘜𝘴𝘦 𝘺𝘰𝘶𝘳 𝙗𝙧𝙖𝙞𝙣 𝘣𝘦𝘧𝘰𝘳𝘦 𝘺𝘰𝘶 𝘢𝘤𝘵." - 𝐑𝐢𝐨𝐧 𝐊𝐞𝐧𝐳𝐨...