Bab 9

63 10 0
                                    

Kini kesembilan belas pemuda melanjutkan perjalanannya menuju tempat yang mereka tuju sebelumnya.

Btw, mereka melanjutkan perjalanannya setelah istirahat dan makan siang bersama.

"Kok kalian bisa tersesat?" Tanya jeno penasaran

Kini semua mata tertuju pada satu orang, yaitu mashiho. Ia tau arti tatapan teman-temannya itu.

Mashiho menghela napas, mencoba untuk bersabar.

"Kita sebenernya gak tersesat, tapi bisa juga dibilang kayak gitu. Soalnya kita jalan sesuai rute yang tertera di maps." Serunya sambil menunjukan layar handphone.

"Tapi anehnya, panah ini gak bergerak sama sekali pas kita sampe hutan. Padahal kita udah jalan hampir 40 menitan."

Mashiho bingung sendiri jadinya, padahal ia dan teman-temannya mengikuti sesuai rute yang tertera di maps, tapi entah kenapa panahnya tidak bergerak sama sekali setelah mereka menginjakan kakinya di hutan.

Wajar sih kalo panahnya gak bergerak, biasanya kan dihutan tidak ada sinyal. Tapi anehnya, sinyal dihp mereka tetap berjalan dengan lancar. Bahkan mereka berjalan sambil mendengarkan musik dari spotify

Mashiho yang bingung akhirnya pasrah.

Sementara disisi lain para leader sedang bercengkrama dan mencurahkan isi hati mereka bagaimana rasanya mengasuh anak-anak tantrum seperti mereka.

"Suk, lo pernah cape gak sih sama kelakuan kesebelas anak asuh lo? Gue enam aja capek, apa lagi lo." Mark penasaran, bagaimana rasanya mengasuk sebelas anak tk? Enam saja sudah pasrah.

Hyunsuk menatap kesebelas pemuda yang sedang asik dengan kegiatannya masing-masing tepat didepannya.

Kemudian hyunsuk menghela napasnya dalam-dalam, entah kenapa ada rasa sesak yang menyangkut didadanya.

"Kalo diibaratkan cape sih, ya cape. Apalagi bagi diri gue yang anak tunggal, dan gak punya pengalaman apapun." Hyunsuk menjeda kalimatnya

Dengan sabar mark menunggu jawaban dari hyunsuk, namun ia terkejut saat tahu bahwa hyunsuk menangis disana.

Ah. Mark lupa, bahwa hyunsuk adalah tipikal orang yang sensitif.

"Namun dibalik itu semua gue bersyukur ketemu sama mereka, bahkan gue belajar banyak dari mereka semua. Gue gak pernah nganggep hadirnya mereka dihidup gue itu sebagai kesialan, melainkan keberuntungan.

Karna hadirnya mereka memberi warna di kehidupan gue yang awalnya gue ngira, kalo warna hidup itu abu-abu. Tapi nyatanya salah. Hadirnya mereka dihidup gue, bisa dibilang berpengaruh sangat besar atas perubahan gue saat ini. Mereka menciptakan begitu banyak warna yang indah di kehidupan gue."

"Gue bersyukur kenal mereka, mark. Kalo emang kehidupan selanjutnya beneran ada gue pengen minta sama tuhan, pertemukan kita semua dikehidupan selanjutnya juga. Makasih udah mau bertahan sampe titik ini." Hyunsuk kembali mengeluarkan cairan bening dari matanya

Mark berusaha menenangkan hyunsuk dengan cara membawa dirinya ke dalam dekapannya. Namun tak bisa bohong, pikirannya sekarang tertegun dengan apa yang hyunsuk katakan.

Ia merasa bahwa semua yang ia rasakan terwakilkan oleh ucapan hyunsuk barusan. Tanpa sadar ia pun mengeluarkan cairan beningnya juga.

Betapa berharganya mereka, bagi mereka berdua.

"WOII!! CEPETAN ELAH MALAH BUCIN LO ORANG TUAA!" teriakan haechan menghancurkan suasananya

Mark dan hyunsuk justru tertawa mendengarnya.

Fyi. Mereka posisinya paling belakang dari para member.

•~•~•~•

"Ini kapan sampenya sih anjir!" Renjun misuh-misuh dari tadi sampe telinga haechan mau pecah rasanya.

 Who is mafia? || Treasure Ft. Enhypen And Nct [End] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang