Bab 18

57 11 0
                                    

"Kita semua mafia..?" tanyanya

Semuanya mengangguk, membenarkan perkataan laki-laki didepannya.

"Jadi.. tugas kita apa?"

"Membunuh."

"YA?! gue gak mungkin bunuh mereka, gue gak bisa."

"Bukan cuman lo, gue juga gak bisa. Nyakitin aja gue gak berani, apalagi ngebunuh."

Benar, tak ada satu pun dari mereka yang ingin membunuh temannya sendiri. Setelah kejadian tadi siang, cukup membuat rasa penyesalan dibenak mereka tumbuh dan bersarang di hati mereka.

Cukup sunoo yang pergi, jangan yang lainnya.

Mereka tidak mau ada korban jatuh setelah itu, cukup sunoo yang menjadi penyesalan terbesar mereka.

Tak ada yang membuka suara, mereka bingung sekarang. Mereka tidak tau harus bagaimana, dan apa yang harus mereka lakukan.

Mengacak rambutnya, mengusap wajah kasar, dan memijit pangkal hidup hanya itu yang mereka lakukan sekarang.

Situasi yang sangat rumit.

Mereka tidak bisa mengambil keputusan untuk ini, lagian bukankah mereka harus memikirkan apa akibat dari apa yang akan mereka ambil?

Singkatnya, mereka tidak boleh gegabah.










































Cahaya matahari menilik wajahnya dengan menembus jendela didepannya, membuat kedua matanya mengerjap beberapa kali, untuk menetralkan cahaya yang menembus lensa matanya

Ia meregangkan tubuhnya sejenak, karna merasa bahwa tubuhnya sangat pegal. Ah, ia baru ingat sekarang apa yang menjadi penyebab pegal-pegal ditubuhnya.

Tidur dengan posisi duduk dan wajah yang di telungkup oleh kedua lipatan tangan dengan kedua kaki yang ia lipatkan sebagai penopang.

"Sunoo.."

Satu persatu kini terbangun dengan wajah yang sembab akibat mereka menangis semalaman, memorinya kini kembali ke kejadian mengenaskan yang terjadi tadi malam

Membuat rasa penyesalan itu kembali terasa dalam benak mereka, bukan kembali. Mungkin saja rasa penyesalan itu akan bersarang didalam benak mereka semua sampai kapanpun itu

"BANG SUNOO, BANGUUN?!!"

Riki kembali meraung-raung di dekat tubuh yang tergeletak tak bernyawa dan berlinang darah yang sudah membeku disana

"Bang.. gue mohon.. bangun.. gue minta maaf..."

Digoyang goyangkannya tubuh sunoo, namun tak ada tanda-tanda dari sang empu. Mustahil juga jika sunoo bangun kembali

"Ki, udah. Bang sunoo udah gaada, lo ikhkasin dia ya? lo gak sendirian disini." junghwan mencoba menenangkan teman sebayanya itu

Riki menurut, kini semua berjalan lesu kearah kamar hyunsuk.

Mereka berniat akan mendiskusikan tentang jalannya game misterius ini untuk kedepannya.

Btw, kenapa kamar hyunsuk? jawabannya ya karna.. kamar hyunsuklah yang paling dekat disini, lebih tepatnya karna hyunsuk yang memintanya.

Hening menyelimuti kamar hyunsuk, bahkan hajeongwoo yang notabenya tidak bisa diajak serius, kini mereka berdua terdiam, tak mengucap sepatah kata.

"Game ini bukan game biasa."

Jeno memecahkan keheningan, dan mengalihkan atensi mereka.

Semua mengangguk, menyetujuinya.

"Terus kita harus gimana? kalo kayak gini terus, kita semua bisa mati tau gak?!!" jihoon frustasi hingga tak sengaja meninggikan suara

 Who is mafia? || Treasure Ft. Enhypen And Nct [End] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang