Into the Abyss

362 23 1
                                    

Dengan langkah gemetar, seorang gadis kecil berjalan sendirian dimalam yang gelap. bayangan tubuhnya terpantul di aspal jalan yang lembab. Di tangannya, tergenggam erat sebuah pisau yang berkilap dalam cahaya remang-remang lampu jalan.

Wajah gadis itu pucat dan terlihat penuh kegelisahan, matanya telihat kosong memancarkan kesedihan yang mendalam, seolah-olah membawa beban yang sangat berat. Setiap langkah yang ia seretkan terdengar begitu menyakitkan, seperti langkah diatas tanah kuburan yang lembut.

Di antara gemerlapnya lampu jalan yang redup, gadis itu terlihat seperti sosok yang terbuang di dunia yang begitu gelap dan menakutkan. Namun, kehadiran pisau di tangannya memberikan kesan yang menakutkan, menyiratkan keberadaan sesuatu yang jauh lebih gelap dan mengerikan di balik kedamaian malam itu.

"Bunda gak akan kesakitan lagi, anin akan mengakhiri semuanya sekarang" batin gadis berusia 10 tahun itu. Kini ia berdiri di depan bangunan tua yang di isi dua orang paruh baya, dengan tekat yang mantap ia melangkah masuk ke dalam bangunan tua itu yang tak lain adalah rumahnya.

Sesaat ia masuk langsung tersugguhkan aksi yang tak seharusnya di lihat anak berumur 10 tahun yang masih lugu. Tapi tidak untuk gadis ini, baginya hal seperti ini dianggap sebagai rutinitas.

Teriakan, cacian, pukulan dan hampir segala bentuk kekerasan sudah ia lihat. Dua orang paruh baya yang tak lain adalah orang tua nya kini tengah bertengkar hebat di ruang tamu. Telihat wanita paruh baya itu menangis kesakitan, merintih meminta ampun atas pukulan yang suaminya berikan terus menerus tanpa rasa kasihan.

Melihat ibu nya yang terus-terusan diperlakukan sedemikian rupa oleh sang ayah membuat gadis 10 tahun itu menaruh benci yang sangat mendalam terhadap sang ayah. Rasa sesak dan pemberontakkan yang ada di dalam dirinya sangat sulit ia ungkapkan, lantaran takut akan terkena imbasnya.

Namun malam ini tidak, dengan satu kali tarikan nafas gadis itu berlari teriak sembari membawa pisau yang sedari tadi ia genggam. Berharap ayahnya akan menghindar dan menjauh dari sang ibu. Tetapi naas, pisau tersebut tertancap sempurna di perut sang ayah.

Dengan kesadaran dan rasa sakit yang ia terima, pria paruh baya tersebut berniat untuk membalas gadis kecil didepannya yang tak lain adalah anak kandungnya sendiri.

Belum sempat membalas, pisau yang tertusuk diperut nya di tarik oleh sang istri lalu ia menancapkan kembali di bagian tubuhnya yang lain secara bertubi-tubi hingga kesadarannya benar-benar hilang.

Flashback end....

Tragedi yang terjadi 8 tahun silam meninggalkan luka yang begitu mendalam baginya, bahkan hingga ia tumbuh menjadi dewasa seperti sekarang.

"Jennie Anindita!!" Teriak guru yang sedari tadi menjelaskan pelajaran didepan kelas. Pak asep selaku guru fisika dari kelas 11 IPA 2 pun bingung kenapa siswa seperti Jennie ini bisa naik kelas, padahal jennie ini selalu saja tidur, bahkan tak pernah fokus saat pembelajaran.

Merasa kesal di teriaki seperti itu Jennie pun keluar kelas seperti yang di perintahkan pak asep, "anak kaya kamu kok di perjuangin banget sekolah tinggi-tinggi" umpat pak asep yang dapat didengar dengan jelas oleh Jennie.

Tak ambil pusing Jennie menganggapnya hanya sebagai angin lewat. Kini ia berniat untuk bolos sekolah. Lagi pula tanggung pelajaran pak asep juga yang terakhir hari ini, pikirnya.

Dengan meninggalkan tas nya didalam loker dan mengambil kunci motor, jennie pergi meninggalkan sekolah. Hal ini sudah dilakukan Jennie kesekian kalinya. Menurutnya belajar bukan hanya di sekolah, maka dari itu ia senang bolos sekolah. Ya bisa di bilang itu adalah slogan barunya.

Di antara gemerlapnya dunia yang terus berputar, Jennie Anindita menemukan tempat di mana waktu berhenti sejenak. Itu adalah tepian pantai yang luas, di mana ombak bertemu dengan pasir putih dalam irama yang menenangkan. Bagi Jennie, pantai adalah lebih dari sekadar destinasi liburan, itu adalah tempat pelarian yang menyembuhkan di tengah-tengah kekacauan hidup.

Darkness UnveiledTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang