Lisa dan Sehun benar-benar terkejut dengan apa yang mereka lihat—Chan Virendra, yang dikenal sangat introvert, ternyata memiliki bakat tersembunyi.
"Gila, keren banget lo, Chan!" puji Lisa sambil bertepuk tangan.
"Ngapain kaget? Gue udah sering denger dia main" ujar Sehun sambil berdiri dan merangkul Chan, yang masih terlihat kaget dengan kehadiran mereka berdua.
"Kalian deket?" tanya Lisa curiga, karena selama ini Sehun dan Chan tidak pernah terlihat bersama.
"Kita tetanggaan" jelas Sehun sambil tersenyum bangga. Namun, berbeda dengan Sehun, Chan terlihat tertunduk dan tampak cemas.
"T-tapi gue kok gak pernah—" Belum selesai Lisa berbicara, Chan sudah pergi dengan terburu-buru, meninggalkan Lisa yang masih keheranan.
Kini tatapan Lisa beralih kepada Sehun, "Kok lo gak pernah bilang kalo kalian tetanggaan? Kenapa gak pernah keliatan deket? I mean... kalian kaya... asing?" ujar Lisa.
Sehun hanya menggidikkan bahunya, "Emang gak deket, dia selalu ngejauh, ayok ke kantin, gue laper" ajak Sehun menarik tangan Lisa untuk mengikuti nya.
***
"Seulgi..." panggil Jisoo berlari menyusul Seulgi yang jauh di depannya.
"Pelan-pelan kocak, kaya jatoh gak nangis aja lo" ujar Seulgi memperingati.
Jisoo hanya terkekeh kecil dan merangkul leher Seulgi. "Gi..." panggil Jisoo.
"Tinggi kita sama ya?" tanya Jisoo.
"Stop ngomongin tinggi badan anjir! Sensitif banget brengsek!" umpat Seulgi melepaskan rangkulan Jisoo.
"Gi..." panggil Jisoo kembali menghentikan langkah Seulgi.
Dengan enggan, Seulgi berbalik, tapi terkejut saat melihat darah segar mengalir dari hidung Jisoo. Tanpa pikir panjang, Seulgi segera menghampirinya.
"Lo mimisan, ayo ke UKS" kata Seulgi sambil menuntun Jisoo. Sepanjang perjalanan, mereka menarik perhatian banyak orang, termasuk Theo, yang awalnya sibuk bermain basket. Begitu melihat Jisoo, Theo langsung berhenti dan bergegas menyusul mereka.
Di UKS, Jisoo segera ditangani oleh dokter yang bertugas. Seulgi duduk di sebelahnya, tak lepas menatap Jisoo dengan cemas, sementara Theo berdiri di dekat pintu, gelisah. Sesekali, ia melirik ke arah Jisoo, tak mampu menyembunyikan rasa khawatirnya.
"Lebih baik kamu istirahat dulu, ya? Jangan dipaksain kalau sudah capek" ujar dokter, dan Jisoo mengangguk pelan.
"Temenin ya, Gi" pinta Jisoo yang langsung di setujui Seulgi.
"Lho kak Jisoo kenapa?" tanya Yeri yang baru saja membuka tira pembatas ranjang di UKS.
"Gapapa, Yer. Kecapean doang gue" jawab Jisoo tersenyum hangat.
Theo masuk ke ruang UKS sambil membawa makanan dan sebotol susu untuk Jisoo. "Ini, makan dulu ya, terus istirahat," katanya lembut.
Jisoo tersenyum lebar, mengangguk, dan menerima makanan dari tangan Theo. "Kalo ada apa-apa bilang ke aku ya? Jangan di pendam sendiri" ujar Theo mengusap kepala Jisoo lembut.
"Makasih, Theo. Kalau ada apa-apa aku pasti cerita kok." jawab Jisoo, sementara Theo mengusap kepala Jisoo dengan lembut, membuat suasana terasa hangat.
Melihat kemesraan antara mereka berdua, Seulgi dan Yeri yang berada di ruangan hanya bisa melirik sinis. "Gak sopan banget mesra-mesraan di depan putri keraton!" ucap Seulgi dengan nada jengkel, melototi Theo dan Jisoo, yang hanya bisa tersenyum canggung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness Unveiled
Mystery / ThrillerDalam dunia yang penuh dengan misteri dan kegelapan, sembilan gadis berusaha untuk mengungkap rahasia yang tersembunyi di balik bayangan yang menutupi kehidupan mereka. Dengan mempertaruhkan segalanya, mereka memasuki perjalanan yang berliku, mencar...