12 - Pendidikan

59 9 0
                                        

Happy Reading semuanya
Jangan lupa Vote dan Komen ceritanya.
••






Akhirnya lonceng sekolah berbunyi menandakan akhir pelajaran telah tiba, para siswa dengan cepat mengambil buku-buku mereka dan bergegas keluar dari ruang kelas.

Di lorong-lorong sekolah, riuh rendah suara tawa dan cerita hari itu memenuhi udara. Beberapa siswa berjalan bergerombol sambil berbicara tentang rencana untuk hari besok, sementara yang lain bergegas menuju pintu keluar untuk pulang.

Lily duduk sendiri di bangku kelasnya, melihat keluar jendela dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang jauh, terpaku pada masalah-masalah yang dia terima. Dia terus duduk di sana, hingga petugas sekolah datang memberi tahu bahwa sudah waktunya pulang.

"Dek, bapak mau kunci pintu kelasnya." Ujar bapak itu didepan pintu.

Lily menoleh dan bergegas berdiri."iya pak saya keluar sekarang." Jawabnya kemudian mengambil tas. Langkahnya lambat saat dia meninggalkan ruang kelas.

Di sepanjang koridor, Lily melihat lukisan-lukisan siswa yang menghiasi dinding dengan rapih, serta pengumuman-pengumuman tentang acara sekolah dan kompetisi yang akan datang. Senyum kecil terukir di wajahnya saat dia mengingat momen-momen menyenangkan yang dia alami di sekolah lamanya.

"OII." Langkahnya terhenti ketika Nevan mendekatinya dengan ekspresi serius. Awalnya Lily tidak merespon, dia tetap berjalan menghiraukan panggilan Nevan disampingnya.

"Denger ga lo." Bentak Nevan mencengkram pergelangan tangan Lily membuat langkah gadis itu berhenti mendadak.

"Apaansi." Lily berusaha melepas cengkraman ditangannya namun justru cengkraman itu lebih kuat dari sebelumnya.

Nevan menatap Lily datar. "Pulang bareng gue sekarang." Paksanya kemudian menarik tangan Lily untuk mengikutinya.

Motor besar Nevan sudah terpampang didepan gerbang, pria itu dengan cepat mengenakan helm dan mengisyaratkan Lily untuk naik dibelakangnya.

"Cepet, jangan buang buang waktu." Titahnya.

Lily menggeleng. "Gue bisa pulang sendiri."

Nevan mengabaikan keberatan Lily. "Naik atau gue cium lo disini sekarang." Lantangnya mengancam.

Lily mendengarnya terkekeh tidak takut. "Bagus lo ngancem begitu? Bonceng aja tu angin." Celetuk Lily kemudian berjalan meninggalkan Nevan.

Nevan tidak diam begitu saja, dengan cepat dia berjalan mengejar Lily. Kembali mencengkram tangan gadis itu kasar membuat sang empu meringis kesakitan.

"Lo bisa hargain keputusan orang ga si? Lantang banget sikap lo begini." Bentak Lily tepat dihadan Nevan. Dia tidak memberontak, karena dia tau hal itu justru malah membuat pegangan ditangannya semakin kuat.

Pria itu seaka akan tuli, dia justru malah menarik kasar tangan Lily membuat tubuh mereka hanya berjarak beberapa cm saja.

Lily menatap Nevan tajam, didalam hatinya gadis itu terus mengomel dan mengatai pria didepannya sekarang. Kekesalannya semakin memuncak saat Nevan justru malah mendekat dan melakukan hal yang tidak baik.

"Pulang sama gue yu." Bisik Nevan dengan tegas.

"Atau mau gue lepas ini." Lanjutnya lagi melepas cengkraman, kemudian meraih belakang kaos Lily dan meraba area punggung gadis itu.

Dengan spontan Lily mendorong kuat tubuh kekar Nevan sehingga menjauh dari tubuhnya.

"Gak waras emang, percuma lo sekolah kalo sikap lo aja kaya gini." Ucap Lily keras. Matanya sudah sedikit berair. Dia tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya, bahkan Raga sekalipun tidak pernah sampai berkata cabul seperti itu.

LILY // (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang