09 - Wanita Itu

57 7 0
                                    

Happy Reading semuanya
Jangan lupa Vote dan Komen ceritanya.
••





Ditempat lain

Sinar matahari yang lembut menyusup masuk melalui jendela kamar, memberikan sentuhan hangat pada wajah Raga yang masih terlelap nyaman ditempat tidur.

"Raga bangun."

"RAGA."

"Ahh." Desir Raga mendengar teriakan mamanya tepat didepan pintu. Tubuhnya menggeliat dan matanya berusaha menetralkan pandangan pagi ini.

"Iya ma." Ujar Raga dengan suara khas orang bangun tidur.

"Jangan iyaiya doang cepet bangun."

"Sialan." Raga melempar hpnya sembarangan setelah membaca pesan pagi ini dari Lily wanita kesayangannya.

Tanpa pikir panjang Raga langsung mencuci muka dan memakai jaketnya dengan gesa gesa. Pikirannya sekarang tertuju pada kondisi Lily, dia terus tidak berhenti mengoceh dan menyalahkan dirinya sendiri. Bisa bisanya dia enak tidur pulas sedangkan disana kekasihnya sedang menggigil kedinginan diluar pintu apartemen.

Dengan perasaan yang tidak karuan Raga keluar tanpa mendengarkan teriakan mama papa yang memanggil namanya.

Tangan kekarnya itu dengan keras menancap gas motor dengan cepat. "Lily."

Raga tiba di apartemen dengan tergesa-gesa setelah berjuang melewati lalu lintas kota yang padat. Ia terkejut melihat bayangan tubuh yang terduduk di luar pintu.

Lily, gadis itu tidur dengan dingin di sana. duduk di lantai depan pintu apartemen. Wajahnya pucat dan terlihat letih.

Raga bergegas mendekat, hatinya berdebar keras melihat kondisi Lily didepannya.

"Lily, kenapa? Ayo bangun, jangan tidur disini." Tanya Raga khawatir menangkup pipi dingin Lily.

Lily terbangun dengan kantuk yang masih terasa. "Raga, Aku nungguin kamu. Pintunya gabisa kebuka." Lirihnya pelan.

Raga merasa bersalah mendengar itu, terlalu asik dirinya semalam dengan Mora sampai menghiraukan panggilan masuk dari kekasihnya sendiri. "Maafkan aku, sayang. Aku gak bermaksud membuat kamu jadi seperti ini ." Tutur Raga menggenggam erat tangan dingin itu.

"Gpp Raga."

"Dingin."

Dengan sigap Raga memopong tubuh ringkih Lily dan membawanya masuk kedalam apartemen.

Penuh kelembutan, Raga meletakkan Lily di tempat tidur dan menutupinya dengan selimut. Matanya penuh dengan kekhawatiran dan kasih sayang saat ia mengelus rambut Lily dengan lembut.

"Kamu harus beristirahat Ly, maafkan aku" ucap Raga dengan suara lembut. "Aku di sini untukmu."

Lily tersenyum lemah, tangannya memegang tangan Raga dengan erat. Meskipun tubuhnya letih dan perasaannya yang sakit, tetapi matanya tetap bersinar dengan cinta dan ketulusan."Terima kasih," ucap Lily dengan suara serak. "Aku merasa lebih baik ketika kamu di sini."

Raga tersenyum kemudian membawa tubuh letih Lily kedalam pelukannya, berusaha menyalurkan kehangatan untuk kekasihnya.

Lily juga membalas senang pelukan itu, karena memang ini yang dia butuhkan sekarang, meskipun hatinya masih terasa sakit karena peristiwa kemarin. Dimana dia menyaksikan Raga berpelukan dan memeluk wanita lain tanpa memedulikan perasaannya.

Dalam pelukan, Lily merasa air mata membasahi pipinya. Ia mencintai Raga dengan segenap hati. Mulutnya bungkam dan berusaha mencari jawaban sendiri atas kejadian semalam, mencoba memahami apa yang mungkin terjadi di balik semua itu.

LILY // (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang