Happy Reading semuanya
Jangan lupa Vote dan Komen ceritanya.
•••
•
•
•"Tapi gue mau lo." Kekehnya memegang pinggang Lily dan menarik kepelukannya.
Lily tidak memberontak, dia berusaha mencairkan suasana sekarang. Tangannya terangkat mengusap punggung kekar Nevan dengan lembut. "Kenapa?." Tanya Lily lembut.
Nevan menggeleng. "Putusin cowok lo sekarang juga."
"Kenapa mau gue?." Tanya Lily lagi.
"Gatau."
"Maunya lo."
"Gabisa."
"Harus bisa."
"Aghh pokonya harus bisa." Geram Nevan memeluk Lily dengan kuat.
"Anterin gue pulang Nev."
Nevan mengangguk.
Lily tersenyum, bisa juga ternyata dia mengalihkan laki laki gila ini. Lumayan kan dia bisa pulang dianterin seperti ini, dari pada dia takut pulang. Mending minta bantuan Nevan
Lilu duduk termenung di kelas. Pikirannya melayang jauh, terhanyut dalam lamunan yang membawanya ke ingatan manis bersama sang kekasih, Raga.
Dia teringat saat-saat indah bersama Raga, senyumnya yang hangat, dan tatapan matanya yang penuh cinta. Meskipun dia bangga akan pilihan Raga untuk menjadi seorang polisi, tetapi kerinduan itu terasa begitu dalam.
Dia menatap teduh room chat dimana last chat ada pada dia, banyak pesan yang tak kunjung dibalas, meskipun Raga baru saja pergi beberapa hari namun chat yang Lily kirim begitu banyak. Entah itu hanya sekedar cerita cerita kesehariannya dan keluh kesah yang mengganjal dipikirannya.
"Lama banget 6 bulan ya."
"Aku harus gimana biar ga inget tu orang terus." Lirihnya mengoceh.
"Ga mungkin kan cari lagi yang baru." Candanya terkekeh.
Lily memperhatikan jam dinding, menghitung detik demi detik hingga pertemuan berikutnya dengan Raga.
"LILYYY."
"WOYYY."
"AYO LIAT KEDEPANN."
"Si Nevan berantem anjayy." Teriak Vena histeris.
Lily memutar bola matanya malas. "Biarin lah Ven." Ujarnya malas.
"Nevan lagi Nevan lagi, pusing aku." Gumam Lily pelan.
Vena kekeh mengajak Lily untuk melihatnya, dia menarik tangan Lily dan mendorong tubuh gadis itu untuk berjalan didepannya. "Ayolahh, jarang jarang kita liat orang yang berantem." Ajaknya.
"Iyaiya ayo." Pasrah Lily.
"LO YANG GA PUNYA SOPAN SANTUN BEGO, GA BISA LO HARGAIN ORANG LAIN." Teriak Zein menggema di koridor kelas.
"EMANG SEKOLAH INI PUNYA BAPAK LO? ENGGA KAN?." Teriak balik Nevan melayangkan satu tinjuan di pipi Zein.
Suara mereka yang keras memecah keheningan di antara siswa-siswi yang melintas, membuat semua mata tertuju pada mereka. Wajah-wajah penasaran dan tegang saat kedua pihak saling beradu argumen dengan penuh emosi
Kedua laki-laki itu saling dorong dan mencoba melempar beberapa pukulan balik, sementara siswa-siswi yang lain berteriak memberikan semangat atau mencoba meredakan konflik. Beberapa di antara mereka merekam kejadian tersebut dengan ponsel mereka, siap membagikannya di media sosial nanti.

KAMU SEDANG MEMBACA
LILY // (SELESAI)
Roman pour Adolescents⚠️INI HANYA CERITA SINGKAT ⚠️KONFLIK RINGAN "Aku janji tangan kamu yang akan aku genggam di ujung kesuksesan nanti." ~R •• "Pergilah, tugasmu membahagiakan orangtuamu belum selesai." ~L •• "Dan selamat atas pelantikannya." ~L