10 - Kecupan

82 7 0
                                        

Happy Reading semuanya
Jangan lupa Vote dan Komen ceritanya.
••







"Apaan si ogah banget ilah kesini cuman liat kalian mesra mesraan doang." Kesel Mora menggebuk sofa dan berdiri mengambil tasnya kasar.

Raga menoleh. "Loh siapa yang menyuruhmu ke apart Mor? Gaada kan."

Mora semakin mengeratkan pegangan tangan pada tali tasnya. "Awas kamu Raga." Cekam Mora kemudian meninggalkan apartemen dengan perasaan kesar.

HAHAHA

Tawa puas Lily dan Raga terdengar nyaring di ruangan itu melihat Mora yang marah campur kesal melihat kedekatan mereka berdua.

"Savage sayang." Senang Lily mengacungkan jempolnya.

Raga menaikan satu alisnya bangga. "you have to give me a gift."

"Of course."

"Mau apa?." Tanya Lily.

"3 kecupan manis."

"Disini."

"Disini."

"Dan disini." Raga menunjuk dahi, pipi, dan bibirnya bergantian.

"Gimana?." Tanya Raga menggoda Lily.

Mendengar itu Lily sedikit menyipitkan matanya. "Kamu mengambil keuntungan sangat banyak."

"Itu pantas aku dapatkan sayang." Tutur Raga dengan bangga.

"Sini lah." Titah Lily membuat Raga mendekat dengan semangat.

Lily mendekatkan bibirnya ke dahi Raga dan mengecupnya dengan lembut. Dia menangkup wajah Raga sebelum kemudian bibirnya kembali mengecup manis pipi Raga.

"Kenapa berhenti? Masih ada satu lagi." Ucap Raga saat ia menunggu kecupan selanjutnya namun Lily malah berhenti dan menatap matanya.

"Ouh oke, kamu menunggu ku kan?." Jawabnya sendiri kemudian berganti menangkup wajah kecil Lily.

Raga melihat ke dalam mata Lily yang indah, dan tanpa ragu, ia membungkuk untuk mencium bibirnya dengan lembut. Lily sedikit tertahan saat tubuhnya dipeluk erat oleh Raga, ia tidak bisa apa apa selain menerima dan menikmati apa yang mereka lakukan.

"Mau lagi." Celetuk Raga menatap bibir Lily yang sedikit bengkak karna ulahnya.

Lily sontak menggeleng mendengar itu. "Gak gamau." Tolaknya berusaha melepaskam pelukan Raga.

Raga tidak mau kalah, dia malah semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh kecil Lily. Dia membenamkan kepalanya dan menghirup aroma khas dari leher jenjang kekasihnya.

"Ih Raga." Lily tidak mau diam saat merasa Raga dengan sengaja meniup pelan area lehernya.

"Kalau ga di bibir berarti disini ya." Ucap Raga dengan suara serak kemudian kembali meniup leher Lily yang membuat gadis itu bergidik geli.

Lily menggeleng, menatap Raga yang menatapnya dengan tatapan aneh. "Kamu kenapa?." Tanya Lily. "Raga." Bukannya menjawab, Raga justru memiringkan kepalanya dan mencium leher Lily dengan sangat rakus. Dia menyukai roma vanila yang melekat pada leher Lily.

"Ahh Raga." Desir Lily merasakan kecupan padat yang menempel dengan baik dilehernya.

Lily berusaha menahan suaranya agar tidak mengeluarkan kata kata apapun, membiarkan Raga dengan rakusnya mencium dan menghirup area lehernya. Percuma juga jika ia berusaha menghindar, pegangan tangan kekar Raga pada tubuhnya sangat kuat.

LILY // (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang