di sekolah

3.3K 187 8
                                    

Vote sebelum baca

"Emang apa sih yang salah dengan pakaian gua, sampai tu anak dukun, melihat gua segitunya..." gua yang bergumam, dan langsung pergi ke kamar mandi

" gua yang bergumam, dan langsung pergi ke kamar mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Perasaan ga ada yang aneh sama sekali."

Dahlah, kenapa gua memikirkan perkataan tu anak ga jelas. Lebih baik gua tidur, hari libur gua sia sia karena preman pasar itu.

Setelah sampai di kamar, gua yang melihat Sprai kasur gua yang sudah berganti. Paling itu emak yang menggantinya. Tak butuh waktu lama gua pun meloncat ke tempat tidur, dan memejamkan mata. Dan sialnya  gua yang selalu memikirkan cewe yang bersama dengan bara.

"Siall, gua ga bisa tidur lagi."

"Siapa sih itu cewe yang bersama dengan bara, kenapa gua selalu memikirkan itu cewe, mana sok manja lagi." Cetus gua dengan memaksa untuk tidur, pusing pusing dah, dalam batin gua.

"....."

Gua yang hari ini datang lebih awal dari biasanya ke sekolah, dengan tujuan gua yang bisa tidur di dalam kelas. Kalaupun gua tidur di rumah, pasti emak yang mengeluarkan cerama paginya, karena itu gua milih untuk lebih datang ke sekolah, dan bisa tidur tanpa ada gangguan.

Awalnya lancar lancar saja, sampai ni anak datang, tau kan kalian siapa yang bikin gua emosi, kalau ga bara, ya si preman pasar itu. Ntah kenapa ni preman pasar datang lebih awal.

Gua yang ingin bersikap boda amat, namun ni anak, menyetel drama series lagi dengan volume yang full. Apa ga terganggu tidur gua.

Akhirnya gua ga bisa tidur, mau ga mau gua harus menahan ini mata, sampai jam pelajaran sekolah berakhir.

Kalau tahu begini, coba aku makan aja sarapan di rumah, tidur ga dapat, makan pun ga dapat. Betapa sialnya hidup gua.

Satu persatu teman gua yang mulai masuk ke dalam kelas, dan gua yang hanya bisa diam, tanpa bersuara sedikitpun." Karena apa?"  Karena gua sedang melawan rasa ngantuk gua yang sangat berat ini.

Ya beginilah, kira kira bentukkan gua di saat gua menahan rasa  ngantuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ya beginilah, kira kira bentukkan gua di saat gua menahan rasa  ngantuk

"....."

"Langit, gau pinjam ponsel lu dong."

"Ambil aja sana, jangan ganggu gua  dulu." Ucap gua dengan menyuruh suci untuk mengambil sendiri ponsel gua yang ada di meja.

Ok thx....

Langit.....

"Apa lagi?" Gua yang menjawab sambil memejamkan mata

Langit.....

"Apa lagi SUC....." ternyata yang memanggil gua itu bara, mana gua udah bentak tu anak lagi.

"Oh lu bar....., gua kira suci, Maaf ye... gua ngantuk soalnya. Jadi gagal fokus" ujar gua dengan kembali ke posisi semula.

"Ambil ini..."

"Apaan?"

"Lihat"

Ni anak kenapa ga bicara spontan gitu, kek menyuruh gua untuk lihat secara langsung, kek gua ga bisa tidur sebentar aja gitu. Mata gua udah berat kali ini.

"Apaan, yang ingin di lihat?" Gua yang melihat roti, susu kotak kecil, dan beberapa permen kopi.

"Kenapa lu taruh makanan ini di meja gua?"

"Ambil, dan makan."

"Huh?"

"Saya membawa itu untuk kamu." Ucap dia dengan duduk dengan seperti biasa, mengeluarkan bukunya itu.

"Untuk gua?" Atas dasar hal apa?"

Bara yang hanya diam, dengan tidak menjawab pertanyaan gua, dia yang hanya fokus membaca tu buku, dari pada menjawab pertanyaan Gua. Emang aneh kan ni anak, kek suka suka dia gitu.

Mana perut gua keroncongan lagi, mau ga mau... gua makan tu roti yang di bawa oleh bara, malu malu dah gua, udah gua banyak tanya, rotinya gua makan lagi.

Dan kebetulan ni anak bawa permen kopi, dan semoga aja ni permen bisa menahan mata gua, sampai jam perlahan terakhir.

Rotinya itu bukan seperti roti yang ada di warung, seperti yang ada di rumah gua. Gimana ya jelasinnya, gua bingung..... roti itu bentuknya lebar, coklatnya itu kek bukan coklat roti yang ada di warung, kek roti yang gua makan ini, roti yang paling lembut yang gua makan. Enaklah intinya.

"Untung tu anak fokus baca, jadi ga terlalu lihat gua makan ni roti." Batin gua dengan memakan roti itu dengan lahapnya

"Tidak perlu terburu-buru, kita masih memiliki beberapa waktu." Ucap tu anak, walaupun baca buku, tu anak tau gerak gerik Gua. Fiks sih, benar tebakkan gua, kalau ni anak, anak dukun.

"Gua penasaran satu hal deh bara...." ucap gua dengan melihat ke arah bara

Bara yang menutup bukunya, dengan langsung menoleh, dan melihat ke arah Gua. Jujur aja mata bara itu matanya kek warna coklat, bulu matanya tebal, dan hidungnya mancung. Apalagi bibirnya yang berwarna merah muda, Intinya tu anak terukir begitu tampan.

//Siall Langit, apa yang lu  pikirkan.

"Kenapa lu melihat gua segitunya??"

Tangan bara yang tiba tiba menyentuh bibir gua, siall, jantung gua kenapa, kenapa berdegup kencang. Apa gua benar benar hilang akal, karena ini ngantuk.

Tangan bara yang selepas menyentuh bibir gua itu, terasa hangat. Tangannya yang halus, engga kasar gitu. Kek tangan orang orang kaya. Begitulah tangan bara.

"Apa yang lu lakukan!!?" Tanya gua

Bara pun menunjukkan sebuah bekas coklat yang berbekas di bibir gua, gua kira apaan bijir, lagian gua bisa sendiri bersihin itu bekas, tanpa bantuan ni anak.

Dan anehnya bekas bibir itu bukannya dia elap dengan tisu pemberian gua, melainkan dia hisap di mulutnya. Gua yang lihat itu kek ga bisa mikir apa apa lagi gua dengan ni anak.

"Mesra amat sih kalian...." ucap suci yang dari tadi melihat ke arah gua, tanpa gua sadar.

"Mesra ndasmu!!"

"Oh iya bara, tadi langit bilang sama gua, terus dia tanya, cewek yang bersama lu di restoran itu siapa?"

"Pacar lu kah?"

"Bukan, dia anaknya teman bundaku."

"Tuh langit dengar, itu cewe ternyata anak dari teman bundanya, lu ga perlu galau seperti itu. "

Suci bangsat BRENGSEK!! Kapan gua bilang gitu sialan, terus gua menanggapi ni anak sekarang gimana, kek gua yang sudah ga bisa berfikir lagi

"Kamu tidak perlu merasa cemburu ya langit, dia hanya teman anaknya bundaku. Saya hanya menemaninya saja, karena dia hari itu ulang tahun."

"Oh, bukan urusan gua sih."

"Lagian gua ga butuh jawaban lu, dan lu suci, fuck kata gua!!" Gua yang memberikan jari tengah ke arah suci, dan berjalan keluar. Mampus mampus dah apa yang di pikirkan bara tentang gua.

SXS ( Seme X Seme) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang