nomor bara

4.6K 230 8
                                    

Vote sebelum baca, wajib!!

Byurr!!!

Gua yang di siram emak gua dengan seember penuh air, bayangin lu lagi tidur tiba tiba di siram air yang seember penuh.

Tentu tempat tidur gua basah total, di buat oleh emak gua sendiri. Dengan mata yang di paksa sadar, gua yang melihat emak saat ini berdiri dengan di tenteng tangannya di pinggang.

"Udah jam segini, dan kamu masih tidur?"

"Turun dan makan malam." Ucap emak

"Langit mau Tidur aja Mak, langit tidak ingin makan." Ucap gua yang masih setengah sadar.

"Tidak ingin makan?"

Boleh, tentu boleh.

Slreppp!!

Telinga gua yang di jewer, sampai di meja makan. Mana posisi saat itu gua setengah sadar, dan di tambah lagi jeweran emak yang begitu dahsyat.

Merah dah telinga gua.....

"Emak, lepas. Sakit Ihh!!" Gua yang memegangi telinga gua yang di jewer emak, rasanya pedes, pedes nikmat. Seketika dari ngantuk menjadi tidak ngantuk.

"Ganti pakaian kamu, dan kalau sampai 10menit kamu belum turun juga, lihat apa yang akan emak lakukan nantinya." Ancaman emak

"Iya Mak... bawel amat dah."

"Bilang apa kamu barusan?"

"Engga ada kok Mak, langit hanya bilang iya mamaku yang cantik." Gua yang langsung pergi dan menuju ke kamar, dan mengganti pakaian gua yang basah.

Setelah selesai makan, gua yang kembali turun dengan duduk di meja makan. Seperti biasa, emak gua memasak makanan kesukaan gua, walaupun emak yang tegas mendidik anaknya, namun di balik itu semua, emak memiliki hati yang penyayang kepada anaknya.

"Oh-iya langit, yang barusan mengantar kamu pulang itu siapa?" Tanya emak dengan melihat ke arah gua.

"Siapa Mak?"

"Kamu ini masih muda tapi pikun, itu.. yang mengantar kamu pulang. " tanya emak sekali lagi.

Gua yang mencoba mengingat, dan ya... gua sampai lupa, bara yang telah mengantarkan gua pulang, tapi yang herannya, bagaimana bara tahu dimana rumah gua berada

Apa mungkin  tebakkan gua benar, bahwa bara anak dari dukun?

Emak yang melempar kain elap, ke arah gua," di tanya malah diam." Ucap emak

"Emakk Ihh!!" Langit sedang makan. Jorok kali." Kain elap itu yang masuk di piring gua.

"Katakan, siapa pria tampan yang mengantar kamu pulang barusan?"

"Dia teman langit Mak, teman sekolahan."

Coba saja, kalau emak memiliki anak yang begitu tampan seperti teman kamu yang mengantarkan kamu pulang, pasti memperbaiki keturunan emak.

Betapa sakitnya hati gua, emak gua sendiri, memuji dan menginginkan orang lain sebagai anaknya, sedangkan gua? Dahlah pasrah gua, mungkin gua anak angkat emak gua.

"Langit sudah selesai makan Mak, langit mau kembali ke kamar. Mau lanjut mengerjakan tugas dari sekolah."  Gua yang berjalan kembali menuju ke kamar, dari pada gua yang harus mendengarkan emak memuji orang lain, lebih baik gua ke kamar.

"....."

Preman pasar ( suci )

"Langit!!! "

"Gua bahagia kali!!"

"Langit, woii. "

"Balas pesan gua BANGSAT!! Jangan di read doang."

SXS ( Seme X Seme) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang