kemarahan

501 47 7
                                    

"Vote sebelum baca!!"

"......"

"Langit, apakah kamu sudah bangun?"

Tak mendapatkan panggilan, bara pun masuk ke dalam kamar, dan di dalam kamar itu terdapat ruangan yang kosong, tidak ada orang sedikit pun. Dan bara yang hanya menemukan sepuntuk surat yang berada di dekat meja.

Isi surat itu, tertulis semoga bahagia, dan selamat atas pernikahan bara.

"Apa yang kamu lakukan langit?"gumam bara.

"......"

"Hey, langit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey, langit. Mau sampai kapan kamu seperti ini?" Tanya Fathur teman seangkatan kampus langit.

Melihat langit yang duduk dengan menatap ke arah laptop, herannya, langit yang tidak menonton apa apa, dirinya yang sontak menangis, membuat Fathur yang heran dan bingung harus melakukan apa.

"Hey, langit. Ada apa??"

"Kenapa lu menangis segala, lu baik baik saja kan?" Tanya Fathur yang melihat kondisi langit, dengan sontak langit yang menangis di pelukan Fathur, " Fathur, gua sedih. Orang yang gua sayang, pergi meninggalkan gua gitu aja, dan dia lebih memilih wanita lain." Ucap langit dengan nafas terengah engah.

"Turut berduka gua langit."

"FATHUR, DIA BELUM MENINGGAL!"

"LU MENDOAKAN DIA MENINGGAL HUH!?"

"ya gua ga tahu langit, lagipun lu bicara yang jelas lah, siapa yang pergi?"

"Dan sebentar, tadi lu bilang dia memilih wanita lain?"

"Pacar lu cowo?" Sontak Fathur dengan melihat ke arah langit.

"Apa sih, gajelas lu Fathur. Gua tadi bilang dia pergi dengan cowo lain. Telinga lu keknya bermasalah deh." Ucap langit

"Masa sih, apa mungkin ya. Beberapa hari ini, gua sangat sibuk mengerjakan tugas kampus."

"Nah, karena itu lu salah dengar."

"Yaudh aku pergi dulu, dan tentang tadi, lu ga lihat apa apa. Lu ga lihat gua yang sedang nangis."langit yang pergi dengan begitu saja, dan Fathur yang lagi lagi bingung, dengan apa yang di lakukan langit.

"....."

Di pertengahan menuju ke arah kelas, langit yang bertemu dengan bara, langit yang bersikap biasa saja, dan berjalan dengan begitu saja, dengan bara yang semakin heran apa dirinya melakukan kesalahan?

"Bar, kenapa diam?"

"Ayo, sebentar lagi kelas kita di mulai."

"Kamu duluan saja, saya masih ada urusan yang harus di selesaikan."

"Tapi, lu mau kemana bar?"

"Heyyy barr!!"

Bara yang pergi dengan begitu saja, dengan langit yang tiba di kelasnya. Baru juga langit yang duduk, bara yang masuk ke dalam kelas, dengan menggenggam tangan langit, dengan di liat oleh semua orang.

"Apa yang kamu lakukan bar!"

"Lepas engga!"

"Saya ingin bicara sama kamu."

"Tapi engga disini, dan lagipun apa lagi urusan kamu sama aku huh? Bukankah kamu sudah menikah?" Ucap langit dengan membuat bara bingung.

"Langit, apa yang kamu katakan?"

"Saya belum menikah, dan saya tidak menikah dengan siapa siapa langit."

Langit yang melihat semua orang yang menatap ke arah mereka, seketika langit yang melepaskan genggaman tangan bara yang memegang tangannya itu," aku tidak ada urusan lagi dengan kamu bara." Langit yang pergi dari dalam kelas dengan menuju ke arah lapangan basket.

Bara yang berlari dengan menarik tangan langit dengan paksa," langit, apa yang kamu katakan??" Saya tidak menikah, dan saya belum menikah langit." Ucap bara sekali lagi.

"Bohong!!" kemarin aku melihat sendiri kamu menikah bara. Tepat di mataku, kau memasangkan cincin ke jari wanita itu." Langit yang kesal dengan tanpa sengaja meneteskan air matanya itu.

"Kemarin??"

"YAAA!!"KEMARIN KAMU MEMASANGKAN CINCIN KE JARI WANITA ITU BARAAA!!" Ucap langit sekali lagi dengan memukul pundak bara.

"aaaa iya yang kamu lihat itu benar. Sekarang wanita itu berada di rumah saya." Ucap bara

Langit memalingkan wajahnya yang seakan jijik melihat ke arah bara,"aku tidak ada perkataan lagi yang ingin di katakan lagi dengan kamu bara, aku permisi." Ucap langit yang ingin pergi namun di halang oleh bara.

Berhenti....

"Saya hanya bercanda langit, saya belum menikah, saya berani bersumpah ke pada kamu demi hidup saya." Ucap bara

"Dan apa kamu lupa, kemarin kamu berada di rumah saya. Bermain bola basket, terus kamu ketiduran."

"Terus dari mana saya bisa menikah dalam waktu satu hari langit?"

"Sedangkan calon istri saya sedang tidur."

"Siapa calon istri kamu?"

Bara yang mendekat ke arah langit, dirinya yang mengecup kening langit dengan melihat ke arah langit," kamu istri saya, kamu pacar saya, kamu pasangan hidup saya, kami segalanya bagi saya langit."

"Saya tidak akan menikah dengan siapapun kecuali sama kamu langit, saya sayang kamu."

Mendengarkan perkataan itu, langit yang terdiam, dengan melihat ke arah bara," apa benar yang semua kamu katakan itu bara?"

"Tengang pernikahan kemarin, kamu tidak menikah bukan." Tanya langit sekali lagi.

"Iya langit sayang, saya tidak menikah. Tetapi Saya tidur  tepat di samping kamu kemarin ." Jawab bara.

"Eumm baiklah, tetapi aku masih marah sama kamu!!"

"Tinggalkan aku sendiri, dan jangan ikuti aku kalau kamu tidak ingin aku tambah kesal kepada kamu bara." Langit yang pergi untuk menenangkan dirinya, sedangkan bara yang menuruti perkataan langit untuk tidak mengikuti ke arah dirinya.

"......"

"Langit bodoh!!"

"Mau di taruh dimana mukaku di depan bara!?"

"Aish, kenapa aku tidak berpikir bahwa pernikahan itu hanya mimpi. Bodoh!!" Langit yang terus bergumam dengan mengatakan dirinya bodoh.

SXS ( Seme X Seme) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang