3 (Baik)

50 7 0
                                    

Tringgg!
Bel pulang sekolah berdering kencang dan membubarkan semua murid untuk pulang ke rumahnya masing-masing.

Termasuk Arka yang bersiap-siap mengatur barang-barangnya.

Sepertinya ia akan terus mendapatkan sapaan atau salam dari Mio.

Setiap kali Mio pulang, pasti mengucapkan, "Sampai jumpa kalian semua! Terutama Arka dan Devi," Katanya.

Ia membuang nafas dan berjalan pulang menuju ke rusun.

Ah, ada berbagai alasan mengapa ia tidak pindah.

Pertama, ingin mengenang kenangannya bersama sahabatnya dulu.

Kedua, ingin berbalas dendam.

Ketiga, ingin menikmati momennya bersama sahabatnya.

. . .

Arka berjalan dan memasuki Minimarket Inalfa, dirinya mengambil beberapa barang dan membelinya.

Setelahnya, Arka berjalan keluar sambil membawa kresek berwarna putih.

Arka erus berjalan hingga melihat Runi memasuki ke sebuah gang.

Arka akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menghilangkan nyawa Runi.

Arka memasuki gang itu juga dan melihat Runi sedang pingsan terkapar di aspal.

Arka menelisik ke sekitar untuk mencari benda tajam yang bisa digunakan sebagai alat pembunuhannya.

Matanya terpaku ke sebuah tempat sampah, di bukanya tempat sampah itu dan mendapati berbagai pecahan kaca serta berbagai alat akupuntur.

Arka mengambil benda-benda itu dan berjalan pelan ke arah Runi, ia membekap mulut Runi dan menusuknya di berbagai titik.

Tangan, kaki, pundak, perut, tidak lupa juga matanya.

Arka sangat tidak suka dengan sikap Runi yang semena-mena seperti itu, ia ingin membuat Runi mati dan rasa lega akan segera didapatkannya.

Runi tersadar karena merasakan sakit, tapi tidak bisa melawan dan berteriak meminta tolong karena tubuhnya sudah terkujur lemas.

Ia memanfaatkan pencahayaan gelap di gang itu agar tidak ada orang yang melihatnya, Arka mencari tempat penyembunyian mayatnya- tidak, sudah di dapatlah tempat yang bagus menaruh mayat Runi.

Ia menaruh benda-benda yang dipakai untuk membunuh Runi di aspal, kemudian mengangkat tubuh Runi dan menimbunnya.

Tidak lupa juga mengangkat tong sampah itu dan menjatuhkan isinya secara pelan-pelan di atas tubuh Runi.

Arka membuatnya seperti seolah-olah Runi mati dikarenakan tewas akibat efek mabuk.

Kemudian Runi secara tidak sengaja menyenggol tong sampah yang berisi pecahan kaca dan berakhir tewas.

Tentu saja itu akan aneh karena Runi tidak berteriak dan suara tong sampah yang jatuh tidak bersuara sama sekali.

Namun, Arka tidak peduli dan bisa menebak jika pihak polisi akan berlagak seperti itu, sesuai dengan karangan yang dibuatnya.

Ia melirik sebuah botol air dipojok gang dan memakainya untuk membersihkan darah yang berada di pergelangan tangannya.

Sesudahnya, ia berjalan keluar dari gang seperti tidak membuat masalah apapun.

Ia melihat ke sekitar dan rupanya ada seorang saksi mata, Sandika.

Tapi, Sandika sendiri berada di dalam Minimarket Inalfa.

Tidak mungkin Sandika melihatnya, walaupun lokasi minimarket itu berada di depan gang tempat perkara kejadian.

Tapi, karena minimnya pencahayaan, sudah dipastikan Sandika tidak akan melihatnya.

Arka N Adit: 2 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang