9 (Indra)

29 4 0
                                    

Beberapa hari setelahnya.
Kini Arka akan melancarkan serangan baru lagi.

Tapi, ia harus berwaspada dengan para polisi dan teman-teman sekelasnya yang kini lebih perhatian dengan lingkungan sekitar.

Banyak polisi yang berpatroli dan teman-teman si kedua insan yang mulai mengawasi pergerakannya.

Ia akan bergerak pada tengah malam di sebuah bangunan kosong.

Kebetulan juga, orang tuanya sedang melakukan perjalanan jauh untuk keperluan bisnis.

Ia beranjak keluar dari kamar rusunnya dan mendapati Ibu Elira yang menunggunya di depan.

"Ada apa?" Tanya Arka.

Ibu Elira mengulurkan tangan, "Uang keamanan, saya mau sewa beberapa satpam untuk berjaga disini."

Arka menatap lamat Ibu Elira dan menarik paksa Ibu Elira masuk kedalam kamar rusunnya.

Tidak lupa juga menyekap mulut Ibu Elira untuk tidak berteriak meminta tolong.

Arka menutup mulut Ibu Elira dengan kain yang sudah dibaluti racun sisa dart kemarin.

Menurutnya, itu akan terbuang sia-sia jika tidak dipakai.

Ibu Elira berusaha memberontak dan Arka terus membungkam mulut Ibu Elira agar tidak mengeluarkan suara.

Pada akhirnya Ibu Elira tewas di tempat dan Arka berencana untuk membuang tubuh Ibu Elira dari lantai dua saat ini.

Arka membuka sekapan kainnya dan membuka paksa mulut Ibu Elira.

Kemudian, Arka mengambil beberapa botol alkohol dan memasukkannya kedalam mulut Ibu Elira.

Arka memaksakan Ibu Elira meminum seluruh minuman-minuman tersebut hingga tandas.

Setelahnya, Arka menyeret tubuh Ibu Elira ke luar kamar rusunnya dan sebelum membuangnya.

Arka mengambil korek api dan menyalakannya ke dalam mulut Ibu Elira.

Arka segera membuang tubuh Elira yang bersamaan itu pula perlahan terbakar.

Tidak ingin ketahuan tindakannya, Arka berteriak untuk memanggil para penghuni rusun.

Sontak saja para penghuni rusun keluar dan melihat jika Ibu Elira tewas terbakar.

Para warga yang melihat itu segera saling bahu-membahu untuk memadamkan api.

Arka juga ikut turut andil berusaha menolong Ibu Elira yang perlahan menjadi gosong.

Beberapa saat kemudian, Ibu Elira tidak dapat diselamatkan lagi dan dibawa ke rumah sakit untuk segera melakukan pengecekan lebih lanjut terkait kematiannya.

. . . . .

Tok tok tok!
Pintu kamar rusun Arka diketok dan Arka segera membuka pintu untuk melihat siapa yang datang- Wisteria dan Sasha serta Devi.

Kedatangan mereka bertiga membuat Arka sedikit berwaspada karena bisa saja mereka mengetahui gerak-gerik perilakunya yang mencurigakan.

Arka bisa saja langsung menusuk mereka bertiga dan kabur melarikan diri, tapi itu jelas sulit karena Devi pemilik sabuk hitam dalam beladiri.

"A- ah, hai Arka.... Kami boleh datang kesini untuk sekedar bermain bersama saja," Ujar Sasha dengan nada canggung.

Arka mengangguk dan mempersilahkan ketiganya masuk kedalam.

Devi menatap tajam ke arah Arka dan Arka menatap kembali Devi dengan tatapan heran.

"Wow, kau cukup rajin juga membersihkan ruanganmu," Ucap Wisteria untuk memulai topik pembicaraan.

Arka N Adit: 2 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang