Keesokan harinya.
Arka dan Akra terbangun dari mimpinya masing-masing, mereka berdua bersiap-siap untuk melakukan hal yang asik untuk dilakukan bersama-sama dengan Adit.Tidak lupa, Akra mengendus-endus bau tubuh Adit yang sedikit bau busuk, tapi tetap menjadi candu bagi Akra.
Arka dibuat geleng-geleng kepala dengan kelakuan Akra yang bisa dibilang harus direhabilitasi- ah, Arka juga termasuk gila juga.
Berbicara sendiri layaknya skizofrenia.
Arka dan Akra mengembalikan tubuh Adit ke tempat kuburan seperti semula.
Kemudian, keduanya pergi mencari Adit yang sejak kemarin belum pulang juga.
. . .
Keduanya telah tiba di taman bermain terdekat dan tidak terlihat batang hidung Adit.
Arka mengedarkan penglihatannya kemana-mana dan melihat seekor burung gagak yang berkicau.
Seperti seolah-olah akan ada pertanda buruk yang akan segera terjadi.
Arka tidak memperdulikan burung gagak tersebut dan mencari Akra yang ikut menghilang juga.
Arka segera mencari keberadaan keduanya dan sesekali melihat berbagai ekspresi warga yang menatapnya dengan takut serta waspada.
Tidak lama kemudian, Arka menemukan Akra dan Adit yang sedang bermain kejar-kejaran di sebuah lapangan kosong.
Arka mengamati Akra dan Adit dari jauh, membiarkan Akra dan Adit bermain sepuasnya.
Akra dan Adit tentu saja memanfaatkan momen ini dengan indah, Akra berperan sebagai Lich yang akan menghancurkan Kota Kildera.
Kemudian, Adit berperan sebagai Paladin yang akan membunuh Lich Akra dengan kekuatan ilahi.
Keduanya saling bertarung seperti anak-anak.
Arka tentu saja menggunakan kesempatan ini untuk memotret keduanya yang sedang bertarung dengan khayalannya masing-masing.
Arka tersenyum kecil, "Momen terpenting dalam hidupku adalah melihat keduanya bahagia dengan mata kepalaku sendiri."
. . .
Akra dan Adit merebahkan dirinya di tengah lapangan karena lelah bermain.
Arka segera menghampiri keduanya dan memberikan botol air minum kepada keduanya, "Letih? Ingin mencari warung makan padang?"
Keduanya langsung berdiri dan mengangguk tawaran Arka.
Arka segera mengajak keduanya untuk pergi makan.
Selama diperjalanan, Adit terus menceritakan hal yang terjadi ketika di lapangan, begitu pula dengan Akra yang antusias menyombongkan diri karena dapat berhasil mengalahkan Adit.
Arka terus mengangguk sebagai respon karena Arka sudah melihat semuanya sedari awal.
Adit menoleh ke seekor kucing liar yang terlihat kurus.
Adit mengelus kucing itu dengan lembut dan menggendongnya.
"Buang kucing itu, kita tidak memiliki makanan untuk diberikan," Titah Akra.
Adit tidak mendengarkan titah Akra dam sibuk bermain dengan kucing tersebut.
Akra kesal dan ingin merebut kucing itu secara paksa, tapi tindakannya dihentikan ketika Arka menarik kerah belakang Akra.
"Aditama, menurutlah," Titah Arka yang membuat Adit menaruh kembali kucing itu.
Kucing itu langsung mengeong dan terus mengikuti langkah Adit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arka N Adit: 2 [End]
Teen FictionSequel dari cerita Arka N Adit. Setahun kemudian setelah menghilangnya Aditama Dhirendra, kini sekolah tameden mendapatkan murid baru yang bernama Arkatama Kansais yang memiliki segudang rahasia. Alasan mengapa Arka bersekolah di sana adalah mener...