4 (Terulang)

40 4 0
                                    

Sontak saja seisi kelas terdiam, mereka semua tidak harus menjawab apa karena rupanya Arka bersahabat dengan Adit, korban bullying di sekolah tameden setahun yang lalu.

Mio dibuat bingung dengan teman-teman sekelasnya, Mio melihat Tanki dan Waode, "Kalian mengenal murid itu, tidak?"

Tanki dan Waode menggeleng dengan kaku.

Devi melihat berbagai ekspresi dari beberapa murid yang tampak seperti menyembunyikan sesuatu.

"Apakah sahabatmu mendapatkan serangkaian bullying?" Tanya Devi yang tiba-tiba.

Celetukan Devi membuat seisi kelas dengan keadaan sesak.

"Tidak, Adit berkata jika teman-teman sekelasnya sangat baik kepadanya, mulai dari membantunya membersihkan kelas dan wc sekolah, makan bersama di kantin dan lainnya," Arka menjawabnya dengan nada sarkastik dan satir.

Baru saja Mio ingin mengajukan pertanyaan kepada Zarkasyi, ketua kelas.

Tringgg!
Bel pelajaran pertama berdering.
Semua murid langsung duduk di tempatnya masing-masing.

Kelas 2A diliputi rasa canggung yang aneh.

. . .

Tringgg!
Bel istirahat berdering dan semua murid berhamburan keluar kelas menuju ke kantin.

Termasuk kelas 2A, semua murid langsung sedikit menjaga jarak dengan Arka.

Arka tau jika seisi kelas ini, kecuali murid baru, mengetahui dan mengenali betul Adit.

Hanya saja, mereka semua menutup mulut soal Adit.

Arka tidak begitu peduli juga, yang penting Arka harus berbalas dendam dan nanti akan mengurus semua murid yang pernah terlibat.

Arka berjalan keluar kelas dan melihat Mio yang berdebat dengan Zarkasyi.

"Kau yakin tidak kenal dengan Adit-"

"Berapa kali aku kasih tau, aku tidak tau perihal murid Adit, mungkin Arka salah sekolah."

"Benarkah? Tapi, jika dilihat di meja Arka, terdapat sebuah coretan yang membekas, coretan itu bertuliskan Arka N Adit."

"Mungkin para murid yang iseng saja, tanyakan saja kepada mereka, aku tidak tau apapun."

Arka segera pergi dari sana sebelum ketahuan, Arka berjalan menuju di balkon sekolah.

Balkok sekolah itu terdapat pot bunga yang berjejeran dibawahnya.

Arka melihat kebawah dan mendapati Vilia dan Darso yang sedang bermesraan di tempat umum.

Arka segera mengambil tanah dengan jumlah sedikit di pot bunga dan membuangnya ke bawah, alhasil minuman coklat yang dibawa Vilia masuk kedalam sana.

Vilia memberikan itu kepada Darso, Arka tersenyum nakal melihat rencananya yang akan segera berhasil.

Darso mengaduk minuman itu dan meminumnya.

Vilia panik karena melihat wajah Darso yang mengerut kesal.

Belum sempat membantu Darso, Arka mengambil pot bunga di sampingnya dan membuangnya begitu saja kebawah.

Kepala Vilia mengeluarkan cairan merah dan disusul dengan teriakan dari semua murid yang berada di lapangan.

Arka memanfaatkan ini dan sedikit mendorong beberapa pot bunga di ujung balkon.

Agar terlihat seperti kecelakaan biasa.

Arka segera pergi dari sana dan membeli makanan serta menikmati kesesndirian.

Walaupun Mio sudah mengajak Arka untuk makan bersama, tapi Arka menolak ajakan persuasif itu dan memfokuskan dirinya untuk melawan berbagai murid yang berandal.

Arka N Adit: 2 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang