Rindu 4

42 17 4
                                    

Welcome to...

Ada yang masih penasaran nggak nih?
Siapa cintanya Orlina?

Ada yang ngerasa nggak ya kalo rindu itu sesakit apa?

Semangati Orlina, dia butuh penyemangat buat nahan sakitnya rindu nih!

Selamat membaca😊😊😊

***

Mata Orlina masih berkedip-kedip tak percaya, Ning Syera baru saja mengakui perasaan milik kakaknya.

Seakan tau yang di pikirkan oleh Orlina, Ning Syera langsung menjelaskannya " kak Azzam kalau curhat tuh ke aku, apa-apa semua di ceritain nya ke aku, katanya sih karena hanya aku yang bisa ngerti in dia, kalaupun sedih, dia beraninya nangis hanya di hadapan ku Lin, kalau di hadapan yang lain dia kelihatan tegar dan baik-baik aja, jadi dari dulu aku udah tau semuanya tentang kak Azzam, aku belum pernah liat dia ngeluh tentang wanita sejak kapan pun, dan baru kali ini dia cerita tentang perasaan nya sama aku, pas aku denger agak syok, tapi aku liat-liat juga kak Azzam udah waktunya punya pendamping, jadi aku lebih mengerti dan memahaminya, jika dia benar-benar tidak main-main dengan perasaan nya"

Orlina tercengang mendengar seluruh penjelasan Ning Syera, ia tau Gus Azzam adalah tipe laki-laki yang sulit sekali terbuka dengan seseorang, tetapi dia humble seperti Ning Syera yang sukanya bercanda atau mencairkan suasana, dan lagi dia baru tinggal di Indonesia 1 tahunan ini pas saat pertama Orlina datang ke sini, karena dari kecil dia sudah tinggal dan belajar di Turkey bersama nenek dan kakeknya yang notabene berkewarganegaraan negara itu, orang tua dari ayah nya, ia bisa mengetahui itu juga dari kak Alin yang lebih dekat dengan keluarga kyai Fahmi karena sering berkunjung ke sini untuk bertemu dengan Ning Royya yang satu angkatan dengannya.

Tetapi yang Orlina bingung kan adalah kenapa Gus Azzam langsung menyatakan bahwa ia benar-benar mencintai nya, bukankah bagi kebanyak laki-laki, biasanya Mereka mengira itu hanya sebuah kekaguman semata, yang nanti hilang di telan waktu, karena baru-baru kali ini Gus Azzam mengenal nya.

"Gimana Lin?"

"Eh, em.. aku belum tau Ning, aku masih fokus dengan hafalannya, tapi aku heran, kenapa Gus Azzam langsung menyatakan jika ia mencintai ku, bukan kah kebanyakan laki-laki biasanya mereka hanya mengira itu kekaguman semata, karena jika dilihat, kami baru saja kenal"

Ning Syera tersenyum "kak Azzam berbeda Lin, dia juga tau rasa kagum dan mencintai, sebelum dia menyatakan itu pada ku, dia sudah melakukan sholat istikharah, dia juga berpikir panjang untuk mengetahui tentang perasaan nya sendiri, jadi dia tidak sembarang untuk menyatakan perasaan nya, dia kan sudah belajar ilmu agama di Turkey dan Arab bertahun-tahun, dibantu dengan pikirannya yang cerdas, dia sebenarnya tidak mudah, tapi hatinya menyuruh nya seperti itu"

"Kenapa harus Ning Syera yang bicara in ini sama aku?"

"Ouh.. jadi kamu mau nya sama kak Azzam langsung" Ning Syera Menaik turun kan alisnya, berniat menggoda.

Kedua pipi Orlina seketika memerah, menahan malu, kenapa pertanyaan nya se konyol itu.

"Nggak papa Lin, nggak usah malu, sama sodaranya sendiri kok, walaupun jauh yaa, tapikan tali persaudaraan ini tetap erat"

"Ning Syera banyak bicara juga ternyata ya" ujarku sambil tertawa pelan.

"Kayak nggak tau aku aja Lin, kan' orangnya crewet plus humble, beda sama kak Royya, yang cenderung ke serius nya dan jarang banget bercanda"

RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang