Nyamar demi bisa berinteraksi sama Crush?! Yang bener aja! Untung dong.
Ya, si Oca yang bucin abiz sama Ezra menyamar jadi nerd girl biar bisa berinteraksi sama Ezra. Karna, Ezra bilang ia lebih menyukai gadis yang culun dan polos ketimbang gadis ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gak mau ngaku aja, Zra? Lo gak bisa gini. Ini sama aja kayak lo nyakitin Oca, lo juga nyakitin diri sendiri. Liat nih, gara gara hal itu lo jadi gak terawat gini."
Ezra hanya diam dengan mata lurus memandang keluar jendela. Ia juga tak mau seperti ini, tapi Ezra tidak mau merebut kembali kebahagian Bryan.
"Bryan. Dia alasan lo gak mau perjuangin Oca kan?"
Lea terkekeh miris. "Zra, Oca itu sukanya sama lo, bukan Bryan. Lo lepasin Oca buat Bryan ya percuma juga, toh Ocanya suka sama lo bukan Bryan. Dengan gitu, Bryan tetep aja tersakiti."
Ezra menoleh kearah Lea. "Gue mau sendiri, Ya. Lo pulang aja, istirahat."
"Tap— " Lea menghembuskan napas. "Okey, lo juga istirahat. Banyak makan, jangan mogok makan gini. Lo mau bikin Oca sedih, hm?"
Ezra hanya tersenyum tipis. "Surat tadi lo kasih ke Oca kan?"
Ezra menghela napas setelah mendengar suara pintu ditutup, ia menatap langit langit kamar inapnya.
"Apa gue masih bisa dapetin hati lo, Ca?"
Ting
Ezra menoleh kearah nakas yang ada disebelah ranjangnya, Ezra meraih benda pipih yang baru saja berdenting. Dilayarnya, ia melihat sebuah pesan dari kontak yang sudah lama menghilang.
Tukiem? Oca kangen kak Ezra. Eh?! Bloknya udah dibuka?! Astagaaaa, maaf maaf kak. Oca ganggu:)
Ezra tersenyum saat membacanya, saat ia berniat membalas tiba tiba . . .
Biarin gue bahagia bang, jangan lo rebut lagi
Kata kata Bryan kembali ia ingat. Ezra menghela napas. Ia memilih mematikan data dan meletakkan kembali ponselnya diatas nakas.
"Maafin gue, Ca. Gue gak mau bikin Bryan benci sama gue. Gue sayang sama Bryan. Gue gak mau, cuma karna lo, hubungan gue sama Bryan retak."
Ezra memejamkan matanya. Gue juga kangen sama lo.
🐇🐇🐇
"Lo masih ngeharepin cowok itu?"
Oca yang tengah fokus mempersiapkan dirinya untuk ujian kenaikkan kelas memilih mengabaikan pertanyaan Febi. Oca juga sebenarnya marah pada Febi, karna akhir akhir ini Febi jadi lupa padanya.
"Lo bisa urus pacar lo, gue bisa urua diri gue sendiri." Oca bangkit dari kursinya dan melangkah pergi keluar kelas.
