Bunda masuk kedalam kamar putra sulungnya. Wanita itu menghela napas saat melihat putranya itu sedang duduk dibalkon menghadap keluar tak lupa sebatang rokok yang sedang ia hisap.
Bunda sebenarnya melarang Ezra untuk merokok, namun Ayah memberi pengertian pada Bunda, kalau laki laki butuh ketenangan hanya dari Rokok. Ayah juga membantu bunda untuk menegaskan Ezra, agar tidak menjadi pecandu rokok.
Merokok boleh, tapi tidak terlalu sering. Seminggu hanya boleh dua kali saja. Dan, Ezra adalah anak yang penurut, dia tidak banyak merokok, seminggu ia hanya satu atau dua kali saja merokok.
"Bang, makan dulu yuk?" Ajak bunda.
Ezra menoleh, ia mematikan rokoknya saat bunda berjalan mendekat kearahnya. Ezra tersenyum tipis. "Iya, bun."
Bunda tersenyum, banyak yang tidak tau apa saja yang telah Ezra lewati, banyak yang mengira hidup Ezra sangat sempurna, banyak juga yang mengira Ezra sangat bahagia dengan hidupnya.
Mereka hanya mengenal Ezra, bukan diri Ezra yang sebenarnya. Bunda tau, orang orang selalu mengira Ezra sangat bahagia dengan hidupnya.
Bahkan bunda sangat tau, Bryan merasa dirinya tak disayangi oleh bunda dan Ayah karna terlalu menyayangi Ezra. Tapi, Bryan tidak tau apa apa tentang Ezra.
"Abang jangan merokok terus ya? Nanti bisa kena penyakit."
"Iya, bunda sayaaang. Ini terakhir kok abang ngerokok, kedepannya udah enggak lagi. Soalnya rokoknya udah habis."
Bunda terus menatap putra sulungnya. "Abang capek ya?"
Pertahanan yang dibuat oleh Ezra seketika hancur ketika pertanyaa dengan suara lirih dan lembut itu keluar dari bibir Bunda. Ezra tersenyum tipis dan mengalihkan wajahnya kearah lain.
Mata Ezra berkaca kaca, siap untuk menumpahkan air mata dengan satu kedipan saja.
Bunda mengambil duduk disebelah Ezra, tangannya terulur mengusap kepala putra sulungnya itu.
"Abang kuat, bunda selalu bangga sama abang. Abang hebat, hebat menjadi sosok abang yang selalu sayang sama adik adiknya. Abang hebat, menjadi sosok anak yang selalu berbakti sama orang tua. Bunda selalu bangga sama abang, tapi, abang gak boleh menyakiti diri sendiri."
"Abang gak mau Bryan sakit hati lagi karna abang, Bun." Lirih Ezra dengan suara parau.
"Bunda ngerti, tapi gak selalu abang mengalah demi orang lain."
"Bryan juga selalu ngalah sama abang, bun. Dulu, dia ngelepasin ceweknya buat abang."
Bunda tersenyum. "Tapi, abang gak nerima cewek itu kan? Karna cewek itu udah nyakitin Bryan. Kalian berdua juga udah baikkan, Bryan juga jadi sadar kalau ceweknya bukan cewek baik baik."
Ezra menggeleng dengan senyuman perih. "Abang udah terlanjur nyakitin Oca, bun. Dia pasti benci sama abang."
Bunda tak bisa lagi berkata kata, disini Ezra juga salah. Cara dia untuk menjauhi Oca agar Oca bisa bersama dengan Bryan itu sudah salah. Ezra terlalu jauh hingga menyakiti hati Oca begitu dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERCOVER GIRL✔
Teen FictionNyamar demi bisa berinteraksi sama Crush?! Yang bener aja! Untung dong. Ya, si Oca yang bucin abiz sama Ezra menyamar jadi nerd girl biar bisa berinteraksi sama Ezra. Karna, Ezra bilang ia lebih menyukai gadis yang culun dan polos ketimbang gadis ya...