CHAPTER 3

240 8 0
                                    

Setelah mengantar Gisel sampai di pintu gerbang, Aldrich pun kembali ke ruang kerjanya.

Dia kemudian melihat gelasnya yang masih ada sisa minuman di dalamnya. Karena merasa sayang untuk di tinggalkan, diapun langsung meneguk minuman tersebut sampai habis tidak tersisa.

Tiba-tiba kepalanya terasa pusing, di sertai pandangannya yang mengabur.

Aldrich segera menaiki tangga, menuju kamarnya untuk beristirahat karena mengira ia pusing karena kecapekan.

Setelah sampai di kamarnya, diapun segera membaringkan tubuhnya di atas ranjang king zise nya.

Mengetahui sang suami telah tidur, Sisi pun bangun dan segera turun ke lantai bawah dan membersihkah Sisa perjamuan makan malam yang belum sempat di bersihkan oleh pembantunya.

Karena ketelodorannya, Sisi menyenggol bekas makanan yang langsung tumpah ke piyamanya.

Merasa lengket dan kotor, Sisi memutuskan untuk mandi sekalian mencuci rambutnya. Karena tadi dia lupa untuk mencuci rambutnya.

Sisi kemudian, melangkah ke arah kamarnya untuk segera membersihkan dirinya.

Di atas ranjang tempat tidurnya, Aldrich tidak bisa tidur. Entah kenapa tubuhnya terasa panas di sertai gairahnya yang meninggi. Aldrich bahkan sudah menanggalkan pakaiannya karena kepanasan.

"Ceklek!" Tiga puluh menit kemudian pintu kamar mandi di buka dan menampilkan Sisi yang hanya mengenakan kimono mandinya.

Sisi segera berlalu ke arah lemari pakaiannya untuk mencari piyama yang akan di kenakkannya. Tanpa di sadarinya, pergerakannya di awasi oleh mata hitam legam Aldrich suaminya.

Aldrich kemudian turun dari ranjangnya dan segera menghampiri sisi.

Setelah sampai di belakang Sisi, semerbak wangi shampo serta parfum istrinya langsung memenuhi indra penciumannya.

"Si?" Panggil Aldrich!

Sisi yang kagetpun sontak langsung membalikan tubuhnya menghadap suaminya.

"Ka,,kamu kenapa?! Kamu sakit?! Mau ku antarkan ke rumah sakit?" Tanya Sisi yang tidak tahu apa-apa sambil menyentuh dahi serta leher suaminya yang tengah berkeringat!

Tanpa Sisi sadari, tangan nya yang lain sudah mendarat di dada suaminya. Mengelusnya dengan lembut tanda perhatiannya.

Tiba-tiba tanpa menjawab pertanyaan Sisi. Aldrich kemudian langsung mencium Sisi dengan kasar tanpa ampun sedikitpun.

"Hhmp!"
"Aldrich hentikan! Kamu kenapa seperti ini?" Ucap Sisi menghentikan aksi suaminya.

"Aku nggak Sakit Si. Aku nggak pa-pa! Aku hanya menginginkanmu saat ini. Sekarang juga!" Lagi kata Aldrich kemudian mencium dan menjilati leher istrinya.

"Aldrich sakit. Hentikan! Jangan seperti ini!" Ucap Sisi sambil terus menghindari serangan suaminya.

"Si, aku mencintaimu! Maafkan aku. Aku janji akan melakukannya dengan lembut!" Ucap Aldrich kemudian mencium dahi istrinya.

"Degh!"
Jantung sisi seakan berhenti berdetak tatkala mendengar pengakuan cinta dari suaminya.

Aldrich kemudian mencium bibir Sisi dengan lembut, seraya mengusap sayang wajah istrinya.

Perlahan tapi pasti, ciuman mereka pun menjadi panas dan semakin menuntut!

Kali ini Aldrich tengah mencium serta menjilati leher istrinya di sertai dengan tangannya yang mulai meremas dan memainkan puting payudara Sisi.

"Ach! Ehm! Aldrich!" Lenguhan Sisi yang mulai terdengar sekali-kali. Membuat Aldrich semakin gemas menikmati tubuh istrinya tersebut.

Dua tahun menikah, tidak sekalipun Aldrich mau menyentuh Istrinya. Menurutnya sekalipun Sisi bertelanjang di depannya, dia sama sekali tidak akan tergoda.

Aldrich beranggapan demikian, karena melihat tubuh istrinya yang mungil seperti anak SMP, sehingga ia tidak berminat pada istrinya tersebut.

Tapi rupanya anggapannya tersebut telah di patahkan oleh tindakannya saat ini, di mana ia sangat menikmati tubuh mungil istrinya tersebut!

"Aaach Sisi. Harusnya sejak awal kau melayaniku seperti ini!" Ucap Aldrich di tengah aktivitasnya yang sedang mengulum payudara Sisi istrinya.

Entah apa yang terjadi sejak tadi, saat ini Aldrich tengah memposisikan dirinya di depan tubuh mungil istrinya. Menikmati pemandangan di depannya, sebelum memuaskan hasratnya.

Aldrich kemudian mengarahkan miliknya ke pusat tubuh istrinya, mendorong perlahan untuk memasuki surga istrinya.

Beberapa kali di coba namun gagal. Sehingga akhirnya Aldrich memegang pinggang istrinya, kemudian mendorong perlahan miliknya.

"Sempit!" Satu kata yang terlintas di pikiran Aldrich. Membuat dia semakin semangat untuk membobol istrinya.

"Aah! Aldrich sakit!" Satu kata yang keluar dari mulut istrinya, disertai darah yg mengucur dari pangkal paha istrinya.

Mengetahui hal tersebut, Aldrich kemudian tersenyum dan mencium lembut dahi istrinya.

"Aku akan melakukannya perlahan!" Kata Aldrich sambil mulai memompa tubuh Istrinya.

"Ach!" Ucap Sisi yang mulai menikmati gerakan suaminya.

Sisi kemudian mulai menggerakan tubuhnya mengimbangi gerakam suaminya.

Desahan dan racauan keduanya pun saling bersahut di dalam kamar tersebut. Seakan saling berlomba untuk mendapat kan pelepasan gairahnya.

"Aaach! Aldrich!" Ucap Sisi ketika dia mendapat pelepasanya. Di ikuti Aldrich yang tiba-tiba memeluk tubuhnya erat sambil mendorong miliknya lebih dalam di dalam tubuh sisi untuk mendapatkan pelepasannya.

"Hosh! Hosh!" Terima kasih Si. Aku mencintaimu!" Ucap Aldrich kemudian tertidur di samping tubuh istrinya.

My Possesive Ex HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang