"Tuk,,tuk,,tuk,,!"
Terdengar suara heels yang terantuk dengan lantai marmer. Memperlihatkan seorang wanita yang tengah berjalan memasuki salah satu gedung pencakar langit di kawasan Midtown Manhattan tersebut!Semua mata memandang takjub terhadap wanita di depan mereka saat ini. Siapa lagi kalau bukan Prilly!
Aprill Ashley Jefferson atau biasa di sebut Prilly. Prilly merupakan putri dari keluarga Jefferson yang di temukan 6 tahun yang lalu.
Prilly di temukan kedua orang tuanya saat mereka berlibur di Indonesia.
Tidak heran mengapa sampai saat ini Aldrich tidak bisa menemukan Sisi. Karena Sisi adalah Prilly."Apa kakaku berada di ruangannya saat ini?" Tanya Prilly saat berada di depan sekertaris Zac.
"Iya nona. Beliau sedang bersama ayah anda!" Jawab sang sekertaris.
Prilly kemudian langsung memasuki ruangan kakaknya dan bertemu dengan kedua pria yang membuat dia kesal sepanjang perjalanan kesini.
"Baiklah Zac, coba katakan apa maksudmu dengan membatalkan kerja sama kita dengan perusahaan itu? Kau tahu sendiri keuntungan yang akan kita dapat, jika kita menjalin kerja sama dengan mereka!" Ucap Prilly memberondong berbagai pertanyaan untuk kakaknya.
"Sayang sudah, jangan menyalahkan kakakmu!" Ucap Clayton ayah Prilly.
"Kalau begitu, aku akan menyalahkan Daddy saja! Karena pasti Daddy juga mengetahui pembantalan kontrak ini kan?" Ucap Prilly kepada clayton.
"Ya sudah kakak minta maaf. Ayo duduk sini dan dengarkan penjelasan Dad dulu!" Ucap Zac, sambil mendudukan adiknya di sampinnya.
"Daddy menyuruh kakakmu membatalkannya bukan tanpa alasan sayang."
"Kau tahu perusahaan tersebut hampir bangkrut! Dia hannya akan membuat kita rugi nanti karena dia yang akan memanfaatkan kita."
"Daddy mendapatkan informasi ini, dari pegawai yang ayah tugaskan untuk yang menyelidiki perusahaan tersebut! Syukur kita belum terlambat!" Jelas Clayton, yang hanya di tanggapi dengan anggukan dari Prilly.
Sementara itu di Park Avenue Penthose Ali. . . . .
Terlihat Digo tengah asik bermain game dengan di temani Ali dan Bryan!
Yup sebenarnya Bryan adalah sepupu Ali yang hendak bertemu dengannya di mall tadi.
Bryan Nicholas Dominic, Merupakan salah satu CEO yang sama seperti Ali. Ibu Bryan, merupakan adik kandung dari ayah Ali.
Ali memberitahukan kepadanya untuk menunggu di penhouse miliknya karena dia akan segera menuju kesana.
"Aku curiga. Jangan-jangan kau memang memasang alat ini untuknya! Cepat katakan, apa dia anakmu?! Terus di mana ibunya?" Tanya Bryan ketika melihat Digo yang tengah asik bermain di pangkuan Ali.
Belum sempat Ali menjawab, Digo sudah merengek karena ini ketiga kalinya ia bermain dengan bos besar di game ini, dan dia selalu kalah!
"Daddy! Hiks,,hiks,,! Aku ingin kau menutup produsen game ini karena menciptakan monster yang tidak bisa aku kalahkan!" Ucap Digo sambil menarik-narik kerah baju Ali.
Sebelumnya Ali memang mengijinkan Digo untuk memanggilnya Daddy. Entah apa yang terlintas di pikiran Ali saat itu. Tapi Ali senang dengan panggilan Digo tersebut untuk dirinya.
"Ya sudah. Mari Daddy coba. Jika daddy tidak bisa mengalahkannya, akan daddy tutup perusahaan itu!" Ucap Ali kemudian langsung memainkan game tersebut.
Beberapa menit kemudian, terdengar sorakan dari Digo ketika Ali berhasil memenangkan permainan tersebut.
"Yess"! Daddy menang! Daddy hebat! Kapan-kapan ajari aku yach dad!" Ucap Digo sambil memamerkan senyum mempesonannya!
"Ya sudah. Sekarang kamu temui Bertha dan Merry di dapur! Kamu makan setelah itu ganti pakaian dan daddy akan mengantar kamu pulang!" Ucap Ali, karena melirik jam tangan nya yang sudah menunjukan pukul 6 sore!
Digo kemudian turun dan langsung mencari Bertha dan Merry yang adalah ART Ali.
"Hei big bro! Dia benar anakmu kan?! Bahkan cara kalian senyum menjijikan itu juga sama! Cepat katakan!" Ucap Bryan sambil membayangkan senyum Ali dan Digo!
"Kau gila! Aku hanya merasa sayang saja dengan anak tersebut! Ya karena mungkin wajahnya yang mirip denganku! kau tahu kan, di dunia ini banyak orang dengan wajah yang mirip!" Ucap Ali kemudian berlalu menuju kamarnya untuk membersihkan tubuhnya.
30 Menit kemudian terlihat Digo yang sudah rapi dengan baju barunya yang di belikan Ali sewaktu di mall tadi siang.
"Uncle? Where my dad?!" Tanya Digo.
"Sedang mandi. Ayo kita ke ruang makan. Kau harus makan dulu sebelum kau pulang!" Jawab Bryan.
Saat ini Digo, Bryan, Bertha dan Merry sedang berada di ruang makan! Bryan dan Digo tengah makan dengan lahapnya, sementara Merry dan Bertha memperhatikan apa saja kebutuhan dari manjikan mereka saat ini.
Tidak lama kemudian, munculah Ali yang sudah memakai pakaian casualnya.
"Daddy ayo sini makan. Karena Daddy sangat tampan, akan kuijinkan Daddy mendekati Mommy!" Kau tahu Dad, Mommy ku sangat cantik!" Ucap Digo sambil menyombongkan Prilly.
Ali yang mendengar hal tersebut, hanya terkekeh dengan tingkah Digo.
"Ya sudah, cepat selesaikan makan malammu, dan kita pulang." Ucap Ali, menanggapi Digo.
Setelah selesai makan, Ali kemudian langsung menggendong Digo dan mengajaknya turun serta menaiki mobil sportnya untuk mengantarkannya pulang.
Setelah 30 menit kemudian, sampailah mereka di tempat tinggal Digo. Benar saja Digo bukan anak biasa. Dilihat dari tempat tinggalnya yang berada di park Avenue, yang tidak kalah mewahnya dengan milik Ali. "Sudah pasti dia bilioner cilik!" Batin Ali.
"Okay boy. Kita sudah sampai sekarang! Daddy pulang dulu. Kau naiklah bersama Bertha!" Ucap Ali kepada Digo.
"Tapi Daddy belum bertemu Mommy ku!" Ucap Digo menanggapi Ali.
"Tenanglah! Daddy masih punya banyak waktu untuk bertemu dengannya. Kau bisa menjaganya kan. Jangan biarkan dia dekat dengan orang lain!" Canda Ali kepada Digo. Yang di tanggapi anggukan antusias dari Digo.
"Bagaimana aku bisa menemuimu lagi Dad?" Tanya Digo sebelum memasuki apartment.
"Kau bisa ke penthouse Daddy atau kau bisa langsung ke kantorku, William Enterprise!" Jawab Ali kemudian.
"Okay Dad! Take care and See u again!" Ucap Digo melambaikan tangannya dan masuk ke gedung apartment.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Ex Husband
Romance"Setelah bertahun-tahun, akhirnya aku menemukanmu! Kali ini aku tidak akan pernah melepaskanmu! Aku tidak akan melakukan kesalahan yang dulu lagi sayang" Aldrich Kenneth William "Kenapa harus dia lagi? Kenapa hatiku tetap berdebar meskipun setelah...