Enam tahun kemudian . . . .
New York, Amerika Serikat . . . .
Di sebuah pusat perbelanjaan di Manhattan, Westfield World Trade Centre. Terlihat seorang anak kecil sedang memberenggut karena tidak mendapatkan keinginannya.
"I want it, Bertha!" Ucap anak lelaki berusia sekitar 5 tahun tersebut.
"I'm Sorry sir. But your mother doesnt allow it!" Jawab wanita yang di ketahui sebagai pengasuh anak tersebut.
"And whats time now?! Its time to go home. You know that?! Come on!" Ajak Bertha sambil mengajak anak tersebut pulang.
Tiba-tiba anak tersebut kemudian menghempaskan tangan Bertha, kemudian lari melewati sekumpulan orang yang sedang berjalan di sekitarnya.
Bertha kemudian mengejar anak tersebut, bersama beberapa pria berdasi berpakaian hitam-hitam, yang pasti adalah bodyguard anak tersebut.
"Digo! Wait!" Ucap Bertha sambil terus mengejar anak yang bernama Digo, Alvaro Digo Jefferson tersebut.
Digo terus berlari sampai ia tidak melihat keberadaan Bertha dan para bodyguardnya.
"Bruuuk!"
Tiba-tiba Digo terjatuh dan terduduk di lantai karena menubruk seorang Pria dewasa di depannya."Hei! Are u okay boy?" Tanya pria dewasa tersebut, sambil ikut berjongkok untuk memastikan kondisi anak tersebut.
Ali tertegun ketika memandang anak lelaki tersebut. Yup! Yang di tabrak Digo adalah Ali. Aldrich William.
Hal yang sama juga berlaku kepada Digo. Ia menatap Ali dengan lekat. Memperhatikan setiap inchi wajah pria Dewasa di depannya.
"Mirip! Sangat Mirip!" Satu kata yang terlintas di pikiran kedua pria beda usia tersebut.
"I'm okay sir. Thank you!" Ucap Digo yang sudah berdiri dengan di bantu Ali.
(Anggap aja mereka lagi ngomong pke bhs inggris ya guys 😁! Cape buat nulisnya ✌😄)
"Kenapa kau lari-larian sendirian di tempat seperti ini?" Kata Ali sambil memperhatikan Digo dari atas ke bawah.
"Pakaian dari merk ternama yang berharga fantastis, sepatu sporty yang limited edition, di tambah ketampanan anak ini, tidak mungkin dia seorang anak biasa!" Batin Ali.
"Oh aku sedang di kejar-kejar pengasuhku. Dia tidak mengijinkanku ikut salah satu permainan di lantai bawah!" Jawab Digo.
"Kenapa tidak boleh?! Apa itu membahayakan?" Tanya Ali lagi.
"Tidak! Hanya saja ibuku tidak mengijinkanku. Dan selain itu, permainan tersebut harus di temani seorang Pria Dewasa! Dan kau tahu sir, karena ucapan ibuku para pengawalku tidak mau menemaniku. Menyebalkan!" Ucap Digo tajam tapi lucu.
Ali yang melihat hal tersebut malah tersenyum dan berpikir "persis sepertiku"!
"Baiklah. Mari kutemani kau bermain. Sebenarnya aku ingin bertemu sepupuku, tapi sepertinya dia masih lama. jadi tidak ada salahnya aku menemanimu sampai dia datang. Bagaimana?! Dengan begitu kau bisa bermain tanpa khwatir ibumu marah!" Ucap Ali mengajak Digo.
Ali kemudian menggandeng tangan Digo, dan berjalan bersama ke tempat permainan itu berada.
Karena tubuh Digo yang kecil dan peganggan yang tidak erat, pegangan tangannya terlepas dari Ali ketika berdesakan dengan pengunjung mall yang lain.
Ali yang menyadari ketidak beradaan Digo di genggamannya sontak menengok ke belakang dan mendekati anak tersebut yang tampak sedang di marahi beberapa pengunjung mall.
"Hei nak! Kau bisa jalan tidak?! Kalau tidak bisa kenapa di sini? Kau lihat apa yang kau lakukan! Cepat bereskan itu!" Ucap pria yang kemungkinan di tabrak oleh Digo tersebut.
"Tidak mau! Aku bukan pelayanmu. dan aku juga sudah minta maaf. permisi!" Ucap Digo sinis dan hendak berlalu dari tempat itu.
Merasa di remehkan oleh anak kecil, pria dewasa tersebut kemudian menangkap kerah baju Digo, yang membuat Digo sedikit menjerit kesakitan.
"Lepaskan tanganmu dari putraku!" Ucap Ali kepada lelaki tersebut.
"Oh! Jadi anak tidak tahu sopan santun ini putramu?! Pantas kalian memang mirip!" Ucap lelaki tersebut.
Entah mengapa, Ali ingin melindungi anak tersebut. Ali tidak ingin anak tersebut di sakiti oleh siapapun. Melihat anak tersebut kesakitan karena sesorang, membuat Ia sangat marah.
"Aku bilang LEPASKAN TANGANMU DARI PUTRAKU! Jika tidak, para pengawalku yang akan melepaskan tanganmu dari nya sekaligus dari tubuhmu!" Ucap Ali tajam dengan tatapan membunuhnya.
Pria tersebut kemudian melepaskan Digo dan segera berlalu dari tempat itu dengan wajah pucat pasinya.
"Kau tidak apa-apa nak?! Mari kugendong!" Ucap Ali sambil menggendong Digo dan segera menuju tempat permainan tersebut.
Setelah puas bermain, tiba-tiba tubuh digo di tangkap oleh Bertha!
"Astaga Digo! Akhirnya aku menemukanmu! Selama 1 jam ini kau bersembunyi di mana? Ayo kita pulang nanti ibumu khawatir!" Ucap Bertha.
"Hei! Lepaskan dia. Kau siapa?" Tanya Ali yang melihat Bertha yang memegang tangan Digo tersebut.
Bertha kemudian melihat dan terpana melihat pria di depannya. Bukan karena ketampanannya, tapi karena kemiripan pria tersebut dengan Digo.
Digo kemudian menyentak tangan Bertha, kemudian berlari ke arah Ali dan langsung di gendong Ali.
"Oh. I'm sorry sir. Aku pengasuhnya. Dan ini sudah waktunya dia pulang. jadi aku harus membawanya!" Jelas Bertha.
"Aku tidak mau pulang! Jika pulang ibu pasti akan menyuruhku untuk belajar lagi! Aku masih ingin bermain Bertha! Kau pulang saja sendiri!" Jawab Digo sambil mengencangkan pelukannya di tubuh Ali.
Ali juga sebenarnya masih ingin bersama anak kecil ini. Entah mengapa dia merasa sangat menyayangi anak kecil ini. seakan dia sangat mengenal anak ini.
Ali kemudian menatap Bertha yang kelihatan cemas, tapi tidak bisa berbuat apa-apa!
Dilihatnya Digo yang sudah mulai tertidur di pelukannya. "Pasti dia lelah" Batin Ali.
"Aku akan membawanya ke penthouseku, kau dan para pengawalnya bisa mengikuti mobilku dari belakang! Tenanglah! Aku tidak akan menculiknya!" Ucap Ali kepada Bertha.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Ex Husband
Romance"Setelah bertahun-tahun, akhirnya aku menemukanmu! Kali ini aku tidak akan pernah melepaskanmu! Aku tidak akan melakukan kesalahan yang dulu lagi sayang" Aldrich Kenneth William "Kenapa harus dia lagi? Kenapa hatiku tetap berdebar meskipun setelah...