CHAPTER 13

182 13 0
                                    

Ali POV
Tubuhku terasa kaku dan tak bisa berkata-kata. Bibirku terasa keluh dan pikiranku mendadak blank.

Sejenak aku tidak bisa berpikir. "Istriku? anakku? Oh tidak! Apa yang telah kulakukan!" Batinku.

Aku hendak beranjak untuk mencari Sisi kembali sebelum kulihat ibuku pingsan di pelukan ayahku.
Ali pov end

Saat ini Aldrich dan Ayahnya sedang berada di dalam ruang kerja membicarakan soal Sisi. Setelah mengantar Denaya beristirahat.

"Jadi kau benar-benar akan menceraikan Sisi dan memberikan aset itu kepadanya?" Tanya Arik.

"No Dad. Aku tidak akan menceraikannya. Lagipula Gisel juga tidak hamil anakku. Jadi tentu saja aku akan mempertahankan istri dan calon anakku!" Jawab Aldrich kepada ayahnya.

"Baguslah. Kau temuilah Sisi besok. Pasti dia berada di rumah lamanya. Sekarang kau istirahatlah. Sisi pasti baik-baik saja!" Ucap Arik memberi saran.

Saat ini Sisi sedang berada di sebuah swalayan tempat dia bekerja. Beruntungnya Sisi, karena pada saat dia melamar pekerjaan, pemilik swalayan tersebut baru saja memecat salah satu karyawannya.

Dan hari ini adalah hari ketiganya bekerja di swalayan tersebut. Sisi bekerja dengan semangat, karena dengan menyibukan diri dia bisa melupakan sedikit tentang masalah perceraiannya.

Tanpa Sisi sadari, Aldrich tengah kesulitan mencari dirinya. Sisi sebenarnya tidak tinggal di rumah lamanya. Dia lebih memilih menyewa apartment sederhana, serta mengganti no telfonnya untuk menghindari kedua mertuanya yang mungkin datang menemuinya.

Waktupun terus berjalan, tanpa terasa sudah waktunya Sisi menutup tokonya.

Setelah menutup toko, Sisi kemudian berjalan pulang ke arah apartmennya. Di persimpangan jalan Sisi melihat seorang wanita parubaya, yang masih sangat cantik di usianya sekarang.

Melihat dari penampilan wanita yang mirip mertuanya ini, Sisi berpikir pasti dia istri dari seseorang yang mirip ayah mertuanya.

"Tapi kenapa dia berbicara dengan preman-preman itu?! Dan kenapa juga dia berada di tempat seperti ini sendirian?" Batin Sisi.

Sisi kemudian mendekati mereka dengan langkah ragu-ragu.

"Execume. Can i help you?!" Tanya Sisi setelah memastikan bahwa wanita di depannya bukan orang Indonesia.

Preman yang melihat kedatangan Sisipun langsung marah, dan kemudian mencoba merebut tas tangan wanita parubaya tersebut.

Dengan sigap, Sisi merampas tas tangan tersebut kemudian mengajak wanita parubaya itu untuk lari.

Merekapun berlari sekuat tenaga untuk menghindari preman tersebut. Saat akan menyebrang jalan, karena tidak hati-hati, mereka tidak melihat datangnya truk dari arah berlawanan sehingga tubuh merekapun terpental akibat tabrakan truk tersebut.

Tubuh Sisi dan wanita parubaya itupun, tergeletak di jalan dengan kondisi tubuh yang lecet serta kepala yang mengeluarkan darah. Sisi dan wanita parubaya itupun pingsan tidak sadarkan diri karena kondisi tersebut.

Merekapun langsung dilarikan ke rumah sakit oleh orang - ornga di tempat kejadian tersebut. Di rumah sakit, Terlihat Sisi mulai mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan matanya terhadap keadaan sekitar.

"Rumah sakit" Satu kata yang terlintas di pikiran Sisi saat melihat Infus yang tertancap di tangannya serta bau khas rumah sakit yang masuk ke indra penciumannya.

"Ceklek"
Bunyi suara pintu yang di buka, di ikuti beberapa orang yang masuk, yang bisa Sisi tebak sebagai dokter dan perawat tersebut.

"kau sudah siuman sayang. Bagaimana perasaanmu?" Tanya seorang Pria dengan nametag dr. John Smith tersebut.

"Aku baik-baik saja. Hanya sedikit pusing!" Ucap Sisi sambil bangun dari tempat tidurnya.

Dokter kemudian menjelaskan kepada Sisi bahwa dia di rawat karena kecelakaan. Tidak lupa juga dokter mengatakan bahwa wanita yg mengalami kecelakaan bersamanya juga baik-baik saja.

Sisi merasa legah mendengar hal tersebut.

Tiba-tiba pintu ruangan Sisi kembali di buka, dengan menampilkan sepasang suami istri serta seorang pria tampan di depannya.

Sisi pun mendadak merasa bodoh! "Bukannya ini di indonesia? Terus kenapa yang kulihat ini tidak mirip denganku? Apa ini rumah sakit internasional?" Batin Sisi.

Sisi menajamkan penglihatannya dan menyadari kalau wanita tersebut adalah wanita parubaya yang ditolongnya.

Sisi kemudian tersenyum ketika mereka mendekat ke arahnya.

"Syukurlah anda baik-baik saja nyonya!" Ucap Sisi.

"Iya. Trima kasih, semua karenamu!" Ucap Amber sambil tersenyum.

Tiba-tiba Sisi teringat sesuatu, kemudian langsung menyentuh perutnya.

"Dia baik-baik saja sayang. Kamu hanya perlu perawatan dan istirahat agar dia semakin sehat!" Ucap Amber menenangkan Sisi sambil membelai sayang rambut Sisi.

"Sayang kau istirahatlah! Banyak yang akan kita bicarakan nanti!" Ucap lelaki tampan yang sempat dilihatnya tadi.

Prillypun bergidik ngeri mendengar ungkapan sayang pria tersebut.

"Ada apa dengan mereka?! Apakah mereka salah mengenali orang?" Batin Prilly, yang memilih kemudian tidur seperti saran mereka.



My Possesive Ex HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang