CHAPTER 8

205 8 0
                                    

Sisi POV

Ketika aku terbangun dari tidur, aku terkejut melihat kedua mertuaku tengah menungguiku siuman.

Lalu tiba-tiba aku ingat, sepertinya aku pingsan tadi, dan sekarang sedang berada di rumah sakit.

"Mih, Pih? Sisi kenapa? Ini di rumah sakit kan?" Tanyaku kepada mereka.

"Iya sayang! Kamu jangan banyak bergerak dulu, kamu istirahat saja!" Jawab Ibu mertuaku.

"Iya. Tapi Sisi sakit apa Mih?" Tanyaku cemas kepada mertuaku.

"Kamu tidak sakit sayang. Kamu hanya perlu banyak beriatirahat karena kamu sedang hamil sekarang!" Lanjut kata mertuaku.

"Degh! Aku hamil?! Berarti di dalam perutku sekarang ada anaknya Aldrich!" Batinku sambil mengelus perut rataku.

Ayah mertuaku bahkan hendak menelfon Aldrich karena berita ke hamilanku ini.

"Tunggu! Jangan!" Ucapku menghentikan niat ayah mertuaku, yang di sertai tatapan "kenapa?"!

"Maksud Sisi, biar sisi saja yang memberitahukan hal ini secara langsung kepada Ali!" Ucapku menjelaskan kepada mereka.

"Iya kau benar sayang. Berita membahagiakan seperti ini, harus kau yang memberitahukan langsung kepadanya!" Ucap ayah mertuaku sambil mengusap lembut rambutku.

Raut kebahagiaan tercetak jelas di wajah mereka. Aku bersyukur memiliki mertua yang sangat baik seperti mereka.
Sisi POV end

Setelah menghabiskan 1 botol infus, Sisi akhirnya di perbolehkan pulang dengan beberapa vitamin untuk Ibu hamil sebagai ole-olenya.

"Mih, Pih. Sisi mau mampir ke kantor Ali sebentar. Boleh kan?" Tanya Sisi kepada mertuanya.

"Boleh sayang. Mau mami temani?" Ucap Mertuanya.

"Terima kasih Mi. Tapi tidak perlu. Sisi sudah baikan ko. Sisi mau memberi kejutan kepada Ali!" Jawab Sisi.

"Baiklah sayang! Terserah kau saja! Yang penting jangan sampai kelelahan, dan kalau ada apa-apa, segera telfon mamih dan papih ok!" Ucap mertuanya panjang lebar, yang hanya di angguki oleh Sisi.

Mobil yang di tumpangi merekapun mulai bergerak membelah kota Jakarta.

Tiga puluh menit kemudian, mobil mereka sudah berhenti di depan Kantor Ali.

"Mih, Pih. Sisi turun duluan yach. Sampai ketemu di rumah!" Pamit Sisi kepada mertuanya, kemudian segera berlalu untuk masuk ke dalam gedung pencakar langit tersebut.

"Selamat siang. Apa saya bisa bertemu dgn Tn. Aldrich William?" Tanya Sisi ketika dia berada di depan receptionis Ali.

"Maaf, dengan nona siapa? Dan ada keperluan apa dengan CEO kami? Apa sudah buat janji sebelumnya?" Tanya receptionis tersebut sambil memandang Sisi dari atas kebawah!

Beberapa menit kemudian, receptionis tersebut langsung mengarahkan sisi ke arah lift yang akan segera membawanya langsung ke ruangan Ali.

Sisi pun kemudian menaiki lift tersebut sambil memikirkan bagaimana caranya untuk memberitahu kehamilannya pada Ali.

"Ting!"
Bunyi suara lift yang menandakan telah sampai di lantai tujuan. Sisi kemudian berjalan memasuki ruangan tersebut.

"Kenapa sunyi?" Guman Sisi, sambil terus masuk ke dalam ruangan suaminya tersebut!

Sampailah Sisi di depan ruangan yang Private dari lantai ini. Sisi kemudian berpikir, pasti ini ruangan Aldrich suaminya.

Sisi kemudian mendorong pintu kaca tersebut yang membuat dia melihat pemandangan yang seharusnya tidak di lihatnya.

Sisi diam mematung di ambang Pintu, sambil melihat suaminya tengah mencium seorang wanita, yang bahkan pakaiannya sudah hampit tertanggal di tubuhnya.

"A,,,Ali?!" Ucap Sisi ragu memanggil nama suaminya.

Aldrich yang mendengar namanya di panggil, sontak menengok ke arah Sisi dan menghentikan perbuatannya bersama Gisel.

"Gisel!" Batin Sisi sambil mengingat Foto yang di terimanya kemarin.

Air mata Sisipun jatuh, melihat secara langsung apa yang di lakukan suaminya.

"Sisi?! Aku bisa jelasin!" Ucap Aldrich sambil bejalan mendekati sisi.

Sisi kemudian mundur perlahan, melihat Ali hendak mendekatinya. "Maaf. Harusnya aku tidak datang ke tempat ini dan mengganggu kegiatan kalian! Aku pulang dulu, permisi!" Ucap Sisi segera berlari dan meninggalkan ruangan suaminya tersebut.

Gisel POV
Saat memasuki kantor Aldrich, aku melihat wanita itu di reception. Setelah bertanya melalui telfon, aku tahu bahwa rupanya dia datang untuk bertemu Aldrich.

Aku kemudian menyuruh receptionis untuk membiarkan dia masuk dengan aku yang berangkat lebih dulu.

Aku kwmudian menyuruh sekertaris baru Aldrich untuk pergi sebentar, dan sekertaris tersebut langsung menurut tanpa bertanya ada apa.

Aku kemudian menerobos masuk ruang Aldrich. Dan mendapati dirinya tengah sendiri di ruangannya.

"Sayang. Aku merindukanmu, aku nggak mau putus. Bagaimana dengan anak ini nanti!" Sergah ku kepadanya dan langsung mencium bibirnya.

Awalnya Aldrich sempat menolak, tapi kemudian dia menikmatinya juga. Aldrich adalah lelaki yang normal, jelas saja dia akan tergoda walau hanya beberapa menit kedepan.

Akupun langsung menurunkan resleting dressku, dan menurunkan dressku sampai memperlihatkan payudaraku. Tidak lupa juga, aku menaikan bagian bawah gaunku, sehingga menampakan dalamanku!

"Perfect!" Seru batinku.
Saatnya pertunjukan! Kulihat gadis tersebut diam mematung melihat aksiku dengan suaminya.

Sampai di mana dia memanggil nama suaminya, kemudian semua berakhir.

Aku sangat menikmati wajah terkejutnya tersebut. Sekarang kau lihat, siapa yang akan mendapatkan Aldrich.
Gisel POV end

My Possesive Ex HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang