Aldrich POV
Habis sudah kesabaranku! Wanita ini benar-benar membuatku jijik dan muak!Akupun langsung mendobrak pintu kamar tersebut, dan berteriak memanggil namanya.
"Gisel!!!" Teriakku padanya!
Sontak dia bersama pria itupun kaget dan segera menutupi tubuh mereka dengan selimut.
Kulihat wajah pucat pasi yang di sertai ketakutan Gisel!
"A,,Al,,Aldrich. I,,Ini tidak seperti pikiranmu!" Ucapnya padaku!
Akupun tersenyum remeh ke arahnya. Wanita ini benar-benar tidak punya malu.
"Tidak seperti yang kupikirkan?! Well, kau tenang saja, aku tidak berpikir, tapi aku mendengarkan!"
"Aku tidak ingin melihatmu lagi, kau kupecat! Kau tidak perlu datang ke kantorku lagi!"
"Dan kau tidak akan mendapatkan sepeserpun dari uangku! Enyahlah kau dari hidupku!" Kataku kepadanya.
"Aldrich! Aldrich! Aku mohon maafkan aku! Setidaknya maafkanlah aku, demi anak kita!" Ucap Gisel memohon padaku, sambil menggenggam tanganku.
Dia bahkan tidak peduli dengan keadaan dirinya yang hanya terbalut selimut dengan seorang pria.
"Kau tidak mendengar kalimatku barusan! Aku tidak berpikir, tapi aku MENDENGAR!" Ucapku dengan menekankan kata mendengar.
"ITU BUKAN ANAKKU! Karena kau dan anak sialanmu ini, aku hampir kehilangan orang yang kucintai!"
"Kau tahu,aku mendengar pembicaraan dan desahan menjijikanmu dengan lelaki ini!"
"Karena itu singkirkan tanganmu dariku JALANG!" Teriakku padanya sambil menghempaskan genggaman tangannya padaku.
"Dan ingat satu hal, Kalau aku sampai kehilangan istriku, Kupastikan kau menderita seumur hidup!" Ucapku padanya dan segara meninggalkan tempat tersebut.
Mengingat Sisi, aku semakin cemas dan khwatir. Aku takut Sisi akan meninggalkanku.
Sekarang aku benar-benar bisa memperbaiki hubunganku dengannya karena ternyata Gisel tidak hamil.
Aku segera melajukan mobilku untuk segera sampai di rumah. Aku berharap masih bisa bertemu Sisi nanti.
Aku sudah memberitahu ayahku, bahwa aku tidak akan kembali ke kantor, karena aku sudah dalam perjalanan pulang ke rumah.
Walaupun dia sempat memarahiku lewat telfon, tapi dia tetap mengizinkanku untuk pulang lebih awal.
Aldrich POV end"Ckiiit!"
Bunyi ban mobil Aldrich yang begesekan dengan aspal, karena rem mendadaknya di depan gerbang rumahnya!Aldrich kemudian langsung turun dan segera memasuki rumahnya, sambil terus berteriak memanggil Sisi istrinya.
"Si?! Sisi?! Sayang kamu dimana?!" Ucap Adrich mencari istrinya.
"Ali?! Kenapa teriak-teriak?! Sisi belum pulang. Tadi siang dia minta ijin buat jalan ke taman. Coba sana kamu cek. Karena ini udah sore. Takutnya dia kenapa-napa lagi!" Ucap Denaya.
Aldrich kemudian segera pergi dan mencari Sisi di sekitar taman yang di maksud. Tapi sayang, Sisi tidak berada di sana.
Sementara di bagian kota jakarta yang lain, terlihat Sisi memasuki rumah lamanya.
Rumah minimalis yang sederhana, yang ditinggali bersama ibunya beberapa tahun yang lalu.
Sisi memandang sekeliling rumah yang tampak berdebu. Di beberapa bagian dinding rumah terdapat foto dirinya bersama mendiang ibunya.
Airmata menetes ketika ia teringat ibunya.Sisi kemudian beranjak kedalam kamarnya, untuk mengistirahatkan dirinya.
"Nak, besok temani ibu cari kerja yach. Jangan rewel!" Ucap Sisi sambil menyentuh perutnya.
Pukul 11.00 malam, Aldrich memasuki rumahnya yang langsung di serbu dengan berbagai pertanyaan dari ibunya.
"Ali,,! Akhirnya kau pulang juga. Kau dari mana saja?" Tanya Denaya ketika putranya telah berada di ruang tengah.
"Mom,,,. Sisi ninggalin Ali!"
Ucap Ali sambil memandang sendu wajah Denaya."Sudah. Duduk dulu dan ceritakan apa maksudmu? dan lihat tampangmu yang kacau seperti ini!" Lanjut kata Denaya.
Belum sempat Aldrich mengeluarkan kata-kata untuk bercerita. Tampak Atalarick ayahnya muncul dengan wajah yang menahan amarah.
"Ali!!! Jelaskan apa maksud dokumen ini?!" Ucap Arik sambil melemparkan dokemen yang di maksud ke hadapan mereka.
Denaya yang penasaranpun langsung mengambil dokumen tersebut dan membacanya.
"Ali!!! Bisa kau ceritakan semuanya sekarang!" Ucap Denaya penuh penekanan.
Aldrich kemudian menceritakan semuanya kepada kedua orang tuanya.
Sontak kedua orang tuanya kaget di sertai rasa tidak percaya kalau putra kebanggaan mereka seperti itu!
"Ali! Kau benar-benar keterlaluan! Kau tega melakukan itu, sementara istrimu sendiri sedang hamil?! Di mana hati nuranimu Ali. Ibu benar-benar kecewa denganmu! Sekarang ibu bahkan tidak tahu kondisi menantu dan cucu ibu!" Ucap Denaya sedih.
Ali yang masih Shock dengan perkataan ibunya, hanya mampu terdiam dan terduduk kaku memikirkan nasib istri dan anaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Ex Husband
Romance"Setelah bertahun-tahun, akhirnya aku menemukanmu! Kali ini aku tidak akan pernah melepaskanmu! Aku tidak akan melakukan kesalahan yang dulu lagi sayang" Aldrich Kenneth William "Kenapa harus dia lagi? Kenapa hatiku tetap berdebar meskipun setelah...