Chapter 9

983 292 268
                                    

⚠️TYPOS⚠️


Backsound : Hilang Tanpa Bilang - Meiska

Tanggal pernikahan Ali sudah ditetapkan setelah lamarannya diterima oleh pihak keluarga Habib Abbas.

Meskipun menjadi pihak yang paling terakhir tahu tentang kabar yang mengejutkan itu, Shazia mengulas senyum pada Ama, mengatakan bahwa dia ikut berbahagia untuk Ali dan semua orang.

Melihat bagaimana Ama begitu antusias mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan keperluan pernikahan putra semata wayangnya, Shazia ikut terenyuh. Dia juga tidak pernah melihat Ama sebahagia itu.

"Mereka itu keluarga yang luar biasa!"

Itu adalah celotehan Ama ke sekian, pujian yang lagi-lagi dia lontarkan untuk keluarga calon istri Ali, Shazia bertugas mendengarkan sambil merapikan pakaian Ama di lemarinya.

"Adek, Ama bakalan bersyukur banget kalau kamu juga jadi bagian dari keluarga seperti keluarga Habib Abbas, semoga Allah kasih yang terbaik untukmu ya, nak."

"Amin Ya Allah. Syukron Ama."

"Kamu mau Ama kenalin sama kerabat dekat Habib Abbas enggak?"

Ketukan pintu kamar lebih dulu terdengar sebelum Shazia menyahuti pertanyaan sulit Ama.

Pintu sudah terbuka lebih dulu, entah sejak kapan Ali berdiri di ambang pintu dan menunggu ibunya memberi izin masuk.

"Masuk, nak. Kakak perlu sesuatu?"

Shazia kembali fokus merapikan baju Ama yang baru selesai dia setrika, tidak menoleh ke arah manapun karena segan.

"Temen-temen Ali mau buka bersama di sini."

"Eh iya, kebetulan Umi mau tanya. Sini dulu."

Ali melangkah lebih jauh sebelum duduk di samping ibunya.

"Memangnya bener kakak sepupu Yara itu satu angkatan militer sama Ali?"

"Iya, kebetulan satu angkatan. Dia juga mau ikut buka bersama nanti."

"Wah, bagus dong. Sudah nikah orangnya?"

Jemari Ali mengetuk seketika. "Belum." Sahutnya singkat sebelum melihat senyum sumringah sang ibu saat melirik Shazia.

"Ama, bajunya udah selesai Zia masukin ya."

"Iya, adek boleh balik ke kamar—oh iya, nanti masakin buat temen-temen Kakak Ali ya?"

"Temen-temen Ali sepakat pesen di resto. Jadi enggak perlu masak banyak."

"Ya tapi tetep aja masa enggak dijamu sama sekali."

"Nanti Zia masakin." Celetuk Shazia.

"Oh iya, kakak sepupu Yara itu makanan favoritnya apa ya?"

"Ali kurang tau, Umi. Kami enggak begitu akrab waktu di militer."

"Coba kamu tanyain dulu lalu nanti konfirmasi ke Shazia, adek kamu itu tambah jago loh masaknya. Enggak sia-sia dia ikut kelas masak."

UNRULYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang