Chapter 10

1.3K 337 369
                                    

⚠️TYPOS⚠️


Satu tahun kemudian...

Shazia menatap bingkisan besar yang diserahkan oleh Ama.

"Hadiah dari Kakak Yara buat adek."

Shazia berulang tahun, usianya bertambah satu dan Yara menjadi orang pertama yang memberinya hadiah.

"Ada... Kakak Yara?"

"Enggak, dia nitip ke Kakak Ali."

Tanpa Shazia duga sosok itu melintasi ruang tengah, membuatnya syok, setelah Ali menikah, mereka jarang bertemu.

Ali memang pindah ke apartemen sejak menikah. Bukannya dia tidak pernah pulang, tapi setiap kali pria itu pulang, Shazia selalu berada di kelas memasak, waktunya tidak pernah tepat.

Satu tahun terakhir hanya beberapa perjumpaan yang terjadi, termasuk saat hari raya saja.

"Ali butuh apa nak?" Umi bertanya.

Ali menoleh sekilas dan mengangkat gelas berisi air minum lalu kembali melengos menuju kamarnya.

"Sampein terima kasih Zia ke Kakak Yara—"

"Adek!" sosok periang itu muncul di balik pintu lalu berhambur memeluk Shazia. Di mata Yara, Shazia adalah yang paling cantik dan lucu.

"Loh Yara udah pulang dari RS? Tumben masih siang."

Yara mencium tangan Umi dan mengangguk pelan. "Sayyid minta Yara pulang lebih awal, katanya mau makan malam bersama."

"Oh itu... iya sih, Umi sama Zia baru mau bahas menu makan malam."

"Adek! Gimana? Suka hadiahnya?"

Shazia mengerjap dan mengangguk pelan. "Syukron..."

Yara memeluknya lagi dan menempelkan pipi dengan gemas.

"Ayo cobain di kamar!"

"T-tapi..."

Lengan Shazia ditarik pelan hingga langkahnya sampai di depan kamar Ali dan Yara.

"Sayang? Ada di dalem enggak?"

Ali membuka pintu dan atensinya hanya tertuju pada Yara.

"Boleh keluar sebentar? Aku sama Zia ada urusan penting."

Ali melirik bingkisan hadiah yang Yara beri untuk Shazia dan menebak apa yang akan mereka lakukan di dalam kamar.

"Kakak, cobainnya di kamar Zia aja."

"Oh gitu ya?" Yara membeo.

Ali keluar tanpa sepatah kata lalu melengos, memberi mereka ruang.

Yara tersenyum lebar. "Terima kasih sayangnya aku!"

Lengan Shazia kembali ditarik hingga dia masuk ke dalam kamar Ali dan Yara, perasaan tak menentu mulai merundungnya saat berada di sana.

UNRULYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang