⚠️TYPOS⚠️
•
•
•Tapi ketika kembali lagi ke area dapur, Ali mendapati kerumunan staf yang tampak panik.
"Coba pak dicuci dulu itu lukanya, Ya Allah ngilu banget fah!"
"Ada ap—"
Ali tidak menuntaskan pertanyaan saat atensinya lebih dulu mendapati telapak kaki Shazia bersimbah darah, ada pecahan kaca yang tertancap.
Meskipun tidak secara langsung mengungkapkan rasa sakit saat pak Imron membasuh luka itu, tapi Ali bisa melihat cadar Shazia basah karena air mata.
"Biar saya, pak. Yang lainnya boleh lanjut kerja."
Dia adalah tuan muda, Ali jarang berbicara tapi sekalinya bersuara terdengar seperti perintah mutlak. Staf dapur kompak membubarkan diri, begitupun pak Imron yang menyerahkan botol antiseptik itu pada Ali.
Ali meneliti telapak kaki Shazia dan merasakan pegal di tengkuknya.
"I-itu... sendal Zia putus, terus—"
"Cukup."
Shazia memejamkan mata, meremas pahanya karena rasa sakit saat Ali mencoba menyentuh pecahan kaca itu.
"Ke klinik."
"Zia enggak apa—"
Ali meliriknya sekilas, kilatan mata elangnya menutup mulut Shazia dengan rapat dalam hitungan detik.
"Bisa jalan?"
Shazia sempat membeo dan mengangguk, namun tampak ragu.
Dan benar saja, wanita itu hanya bisa menapak dengan satu kaki.
Ali kemudian meminta tolong kepada dua orang staf perempuan untuk memapah Shazia menuju garasi melalui pintu belakang.
Tampaknya luka itu parah, ketika Ali menyusul masuk ke dalam mobil, dia mendapati Shazia diam-diam terisak.
"Cadarmu basah. Kakak ambilin yang baru, punya Umi."
Ali menyerahkan kain itu kepada Shazia sebelum keluar lagi, memberikan ruang untuk Shazia mengganti cadarnya.
Shazia terlalu banyak menangis hingga kesulitan mengontrol nafasnya yang terasa sesak.
"Maaf, Kakak. Zia sesak nafas." Shazia menunduk dalam setelah Ali kembali masuk ke dalam mobil.
"Kalau udah tenang kita berangkat ke klinik."
"Nanti dicabut enggak pecahan kacanya?"
"Dicabut, enggak mungkin dipelihara di telapak kaki kamu kan?"
"Sakit enggak, Kakak?"
"Sakit itu konsekuensi kamu, ceroboh."
"Bukannya Zia udah bilang kalau sendal Zia putus?"
Mobil yang Ali kendarai meninggalkan garasi, dia juga meninggalkan keramaian di halaman samping rumah karena menjelang waktu berbuka, semua keluarga sudah berkumpul dan dia harus menangani kecerobohan Shazia di klinik terdekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNRULY
RomanceKecelakaan hebat merenggut nyawa kedua orang tua Shazia. Karena kemalangan yang menimpa dan membuatnya menjadi sebatang kara, kerabat jauh datang untuk merangkulnya, membawa Shazia kecil tinggal bersama mereka. Shazia mensyukuri kasih sayang yang me...