⚠️TYPOS⚠️
•
•
•Shazia diberitahu bahwa dapur akan sibuk karena kerabat dan keluarga Habib akan datang untuk acara buka bersama.
Karena kelas memasak libur, dia sudah bersiaga di dapur dan berharap bisa membantu banyak di sana, tapi saat hendak melakukan pekerjaan, dia dipanggil oleh Ama.
"Tutup pintunya, nak." Ama kemudian mengisyaratkan Shazia untuk mendekat, wanita paruh baya itu terlihat sedang meneliti stelan gamis di depan cermin.
"Gamisnya bagus, Ama..."
"Hn, Ama beli kemarin. Buat kamu."
Stelan gamis warna hitam, ciri khas Ama. Wanita itu tidak akan membelikan sesuatu berwarna terang dan mencolok untuk Shazia, isi lemari Shazia kebanyakan berwarna hitam dan itu semua Ama yang belikan.
"Masya Allah... syukron, Ama."
"Coba pake, Ama mau liat."
Shazia mengangguk patuh dan melepas cadarnya lebih dulu.
Ama memperhatikan semua gerak-gerik Shazia sebelum kemudian mengernyit tidak puas karena menurutnya gamisnya sedikit kekecilan di tubuh Shazia.
"Berat badanmu nambah?"
Shazia menggeleng tidak tahu, kikuk di depan cermin.
"Ini ketat! Coba sini kamu timbang dulu bb nya."
Shazia melangkah menuju timbangan badan sambil menutup mulutnya rapat, sebenarnya ingin protes dan mengatakan bahwa gamis itu tidak ketat sama sekali, tapi bukan Ama jika tidak puas sebelum melihat tubuh Shazia tenggelam sepenuhnya pada stelan gamis pilihannya.
Ama akan langsung menyatakan keberatan jika bentuk tubuh Shazia sedikit terlihat, meskipun hanya bagian lengannya saja.
"Nambah ini berat badanmu." Ama bergumam, terdengar dengusan kecil sebelum rahangnya mengatup.
"Mungkin karena kelas masak, Shazia cobain banyak jenis makanan di sana, jadi... g-gitu..."
"Bisa jadi," Ama mengangguk setuju. "Ya sudah kamu lepas gamisnya, besok Ama beliin yang baru."
Shazia mengangguk patuh.
"Hari ini bakalan banyak tamu. Ama beliin kamu baju baru biar kamu enggak diejek sama orang, karena ini ukurannya kekecilan, kamu pake dulu yang Ama beliin di Dubai waktu itu."
Shazia ingat kejadian itu, tahun lalu saat acara buka bersama, salah satu kerabat jauh Habib tampak tidak menyukai Shazia, sedikit mengejek Shazia karena dia lusuh setelah kembali dari dapur. Saat itu Ama menarik Shazia dari keramain dan mengomelinya habis-habisan.
"Zia mau bantuin yang lain aja didapur, boleh enggak Ama?"
Shazia tidak mau bergabung dan berkumpul dengan para orang kaya itu. Dia tidak mau mengulang hari di mana berbagai tatapan tertuju padanya.
Dia tidak mau menjadi objek iba, objek ejekan, objek kebencian.
Shazia merasa aman setiap kali dia bersembunyi dari semua orang.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNRULY
RomanceKecelakaan hebat merenggut nyawa kedua orang tua Shazia. Karena kemalangan yang menimpa dan membuatnya menjadi sebatang kara, kerabat jauh datang untuk merangkulnya, membawa Shazia kecil tinggal bersama mereka. Shazia mensyukuri kasih sayang yang me...