Part 7

145 12 0
                                    

Beberapa Jam sebelum Zura bertemu Suga.

Jimin mendatangi Apartamant Azura, ia bermaksud untuk menjemput Zura dan Lea agar bisa pergi bersama denganya ke tempat acara yang sudah di rencanakan "Azura apa aku sudah siap" tanya Jimin.

"Sudah bang, Zura sudah siap" jawab Azura "Lea juga sudah siap paman Mochi" ucap Azalea yang tak ingin kalah

"Cantik sekali ponakan paman, jika Lea sudah siap bagai mana jika kita pergi sekarang" Ajak Jimin.

"Baik lah, Ayo kita jalan" Lea menggandeng jemari milik jimin

Di perjalanan Lea terlihat antusias, menurutnya ia akan puas bermain dengan teman teman yang baru ia temui nantinya.

"Paman Mochi apa masih jauh tempatnya" tanya Lea

"Sebentar lagi sampai Lea, Lea tunggu aja oke"

"Ayo paman mochi cepet bawa mobilnya, Lea mau bertemu temen temen Lea paman" ujar Azalea dengan penuh antusias.

"Lea gak boleh ganggu paman mochinya ah lagi bawa mobil soalnya bahaya sayang" pinta Azura.

20 menit di perjalanan kini Zura Jimin dan Lea sudah tiba di sebuah panti Asuhan, panti ini tak jauh dari taman, bahkan dari panti bisa melihat taman dan ada beberapa playgroud juga di sana.

"Wah paman mochi ada playground, apa Lea boleh main di sana" Tanya Lea pada Jimin

"Boleh sayang tapi sebelumya kita masuk dahulu ya, katanya Lea mau kenalan dengan teman baru Lea"

"Baik lah, tapi janji ya Lea boleh main disana" Lea mengeluarkan jadi kelingkingya sebagai tanda bukti berjanji, Dan jimin membalas janji manis dari anak gadis cabi itu.

Acara sudah berlangsung, Azalea merasa bosan karena tak ngapa ngapain "Bunda Lea bosen, Lea boleh yah main di sana" pinta Lea menunjuk ke arah taman.

"Baik lah, tapi ingat pesan bunda, kau tidak boleh ngobrol dengan orang yang tidak Lea kenal, oke" Lea mengangguk paham lalu berlari menuju taman depan panti asuhan.

Zura ingin menyusul Lea, namun sebelumnya ia ingin bicara dahulu dengan Jimin untuk memberi taunya jika Zura berada di taman, agar Jimin tak mencarinya.

Di taman Lea melihat seorang pria dengan ice cream di tangannya, "Ah Lea ingin beli es krim juga" ujar Lea.

Lea mendekat ke arah tukang Es krim, namun Saat semakin mendekat Lea sadar jika itu adalah Suga paman Baik yang selama ini ia kenal.

"Paman kenapa paman menangis" Tanya Azalea dengan lengan yang mengusap Airmata Suga.

Suga terkejut melihat ke hadiran Lea ada di depanya, dengan cepat Suga menyeka air matanya dan membersihkan wajahnya, meski matanya masih terlihat merah.

"Lea sedang apa kau di sini" Tanya Suga.

"Lea sedang menemani bunda dan paman Mochi paman" ucap Lea "paman sedang rindu ayah paman yah, Lea juga rindu Ayah paman"

Suga tak tau harus jawab apa akan pertanyaan dari Lea "Lea ingin memiliki Ayah seperti temen temen Lea, Paman mau kan jadi Ayah untuk Lea" lagi lagi Gadis kecil itu memintanya untuk menjadi ayahnya.

"Hei kau jangan sedih bagai mana jika kita membeli es krim" ajak Suga,

Lea mengelengkan kepalanya "Lea ngga mau ice cream" ujar Lea

"Ya sudah bagai mana jika kita main saja, Paman yang nemenin Lea,  apa  Lea mau."

"Horeee Lea mau paman" Azalea dan Suga bermain di Area playgroun mereka bermain Bubble yang dibeli oleh Suga.

Lea sangat telihat bahagia, mereka benar benar seperti Ayah dan anak sekarang.

"Azalea" Teriak Zura saat melihat Lea sedang bermain.

Lea dan Suga menoleh secara bersamaan "Bunda" Teriak Lea. Bagai kan petir di siang Bolong, Suga menatap Azura dengan tatapan tak percaya.

"Azura, apa itu benar benar Azura, saya sedang tidak bermimpi bukan dia Azura, Ya dia Azura" gumam Suga dengan tatapan yang tak lepas dari Azura.

"Suga sedang apa dia disini, dan dia dia bertemu dengan Lea, tidak tidak, Saya belum siap membiarkan Lea bersama Suga" Azura berjalan cepat ia menarik Lea dari dekat suga ke arah dirinya.

Mata Azura mulai memerah, seakan rasa sakitnya kini kembali hanya dengan menatap mata Suga. "Lea ayo pulang nak" ajak Azura.

Azura mengadeng Lea dengan cepat, Ia tak ingin berlama lama bersama dengan Suga di sama. "AZURA TUNGGU" terik Suga

Namun Azura tak menghiraukannya "Bunda paman baik memanggil Bunda" ucap Azalea, bukannya menoleh justru Zura mengangkat Lea ke atas pankuannya agar mereka dapat pergi dengan cepat.

"Zura kau mau kemana acaranya belum selesai" teriak Jimin yang juga tak di hiraukan oleh Zura. Jimin melihat suga mengejar Azura dari belakang.

"Jadi Zura bertemu dengan Suga, pantas saja dia terburu buru" Jimin berlari mengejar Suga yang sedang berusaha menghentikan Azura.

"Suga biarkan Azura pergi" teriak Jimin, Suga menoleh ke arah suara.

"Jimin, Jadi selama ini lo tau jika Zura masih hidup dan lo gak kasih tau gue, Kurang ajar lo yah" Karna merasa di hianati oleh sahabatnya, Suga menghajar jimin

"Gue punya alasan untuk gak kasih tau lo soal Azura" jimin membela dirinya.

"Lo tau gimana hancurnya gue saat gue tau kabar soal Azura, dan Lo, Lo malah manfaatin keadaan buat deketin dia" Suga yang terbawa emosi terus saja menghajar Jimin hingga Banyak Luka di wajah Jimin.

"Tuan suga hentikan pukulan anda" ucap Namjoon yang baru saja tiba di sana. "Bukankah seharusnya anda mendengar penjelasannya, dan cari tau soal Nona"  lanjut Namjoon

Suga tak mendengarkan Namjoon dia pergi ke mobil miliknya, meninggal kan Jimin yang masih terkapar di bawah, Namjoon memandu Jimin bangun "Apa anda baik baik saja" tanya Namjoon.

"Saya baik baik saja, kau susul saja Suga sana dia sedang emosi jangan sampai dia melakulan hal yang tidak tidak" pinta Jimin pada Namjoon

Namjoon menyusul Suga. Di mobil Namjoon melihat suga dengan ngeri, belum pernah ia sebelumnya melihat sorot mata Suga setajam itu

"Joon cari tau Alamat Azura, dan kau cari tau di mana Lea sekolah, saya perlu tau informasi ini secepatnya" ucap Suga

"Sekarang kita mau ke mana dahulu tuan" tanya Namjoon.

"Kau antarkan saya keApartamant lama saya saja, bisa makin sakit kepala saya jika pulang kerumah" pinta Suga, ia mulai memijat kepalanya yang terasa sakit.

'Ra harus apa saya sekarang, saya bahagia melihatmu masih hidup, saya juga kecewa padamu yang tak jujur pada saya, dan tak pernah menghubungi saya, dan apa Lea anak saya' Gumam Suga dalam hatinya.

Jimin mendatangi Apartamant Azura, "Zura buka pintunya ini bang jimin, tolong buka pintunya, abang kawatir padamu Zura" tanya Jimin sambil memencet bell rumah Azura.

Setelah Azura memastikan jika itu Jimin, Azura membuak pintunya dan membiarkan jimin masuk kedalam "Bang kenapa wajah paman banyak memar begini"

"Abang baik baik aja Zura, kau tak apa kan" tanya Jimin

Zura mengelengkan kepalanya tanda dia tidak baik baik saja "Maafkan Abang, abang tidak tau jika Suga berada di sana juga" ucap Jimin

"Ini bukan salah Abang, mungkin tuhan, ini skenario yang tuhan atur untukku agar aku dapat bertemu kembali dengannya dan itu melalui Lea" Lirih Azura.

Azura ElainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang