Part21

111 7 0
                                    

Azura mengengeluarkan ponselnya, ia membuka beberapa pesan yang di kirim oleh orang yang dia perintahkan.

"Nona ini File yang saya dapatkan dari hasil penyelidikan soal nona Amira,"

Azura membuka fail tersebut ia di kejutkan, matanya membulat saat membaca File tersebut, 'Apa aku tam salah baca, ini beneran dia ganti nama menjadi Adela' Azura kembali nembaca filenya untuk memastikan jika itu salah.

Namun sudah tiga kali ia membaca hasilnya tetap sama, jika disurat tersebut tercantum bahawa Nona Amira Atmawijaya menganti namanya menjadi Adela Ariska Wiliam.

Azura kini berbalik menatap Suga 'Apa suga sudah tau soal ini, soal ibunya punya kembaran, apa saya tanyakan saja pada Suga' Gumamnya dalam hati 'Ah ngga, saya harus memastikan semuanya, baru nanti bicarakan masalah ini'

"Azura kenapa kau terus menatapku, apa kau secinta itu padaku, hingga tak memalingkan wajahmu padaku" Goda Suga,

"Dari pada kau mengangguku sebaiknya kau makan makananmu itu, sebelum ku tambah sambel"

"Astaga kejam sekali istriku yang cantik ini, kan kamu tau aku gak kuat pedes"

"Ya sudah jangan mengangguku, kalau tak mau makan pedas"

******

Dari rumah sakit, Adela menemui seseorang yang selalu membantunya melakukan ke jahatan, ia menenui orang tersebut di sebuah Cafe, tiba di Cafe seorang pria paru baya sudah menunggunya.

Pria tersebut adalah Mahenda, mahenda ayah dari Alexa "Dra kita harus melakukan rencana B, sepertinya sudah kita tidak bisa memaksa Suga untuk menikahi Alexa"

"Aexa sangat mencintainya, Dia akan sangat kecewa jika kita membatalkan pernikahanya begitu saja"

"Mau bagai mana lagi, Suga sudah mengetahui apa yang saya lakukan pada istrinya dulu, bahkan saya menawarkan uang pada istrinya, Suga malah memberikan 10 kali dari yang saya berikan" Adela merasa geram dengan tingkah Suga.

"Kapan kita akan melakukan rencana B" tanya Mahendra.

"Aku akan memberi taumu jikia waktunya sudah tetap, kita harus pastikan jika semua yang kita lakukan berjalan sesuai rencana" jelas Adela "Dan kau harus kasih tau Alexa untuk mengontrol diri, tidak seharusnya ia jatuh cinta sama Suga, ini hanya rencana kita dari awal bukan"

"Baik lah, Del saya mau minta uang padamu, uang tabungan saya sudah menipis"

"Kau uang terus yang kau fikirkan, nanti ku berika  padamu" Adela mengeluarkan ponselnya, ia meneransfer sejumlah uang ke rekening Mahenda, ia juga menelpon seseorang memintanya untuk mengikuti kemana pun Suga berada.

Azura dan Suga sudah tiba di Butik, Suga mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Namjoon, dan memintanya untuk menjemput dirinya di Butik Azura,

"Azuranya Suga inget yah, kau tidak boleh menerima apapun lagi dari bunda, jika kau melakukan itu akan ku kubur tubuhmu hingga keleher."

"Jika ibumu memberikan yang lebih akan ku pertimbangkan Lagi," Goda Azura, lalu keluar dari mobilnya.

"Azura tunggu, apa maksudmu, kau tak mau mendengarkanku Hah," Teriak Suga yang juga ikut keluar "Dasar gadis itu, dia selalu mengoda saya, lihat saja, akan kubuat kau memohon saat di kamar" Suga tersenyum penuh maksud, sepertinya kini ia membayangkan hal yang tidak tidak.

Suga sudah pergi dengan Namjoon, kini Azura mengeluarkan ponselnya untuk menelpon orang suruhanya "Sepertinya tugas ini akan semakin berat, tapi saya percaya padamu, saya tau orang yang yang bernama Amira, yang kini jadi Adela, kau harus mengikuti dia kemana pun kau berada, dan ya saya minta tolong 1 lagi, kau cari tau soal keluarga Alexa, untuk fotonya saya akan kirim via chat."

Hari sudah malam Namun Jimin belum juga mengatar Lea pulang membuat, Azura mengeluarkan ponselnya, Namun suara bel berbunyi, membuatnya kembali menaruh ponselnya di atas meja.

Saat membuka pintu, ternyata Jimin sedang menggendong Lea yang tengah tertidur, "Ra Abang taruh Lea di kamar dulu yah" Jimin pergi ke kamar Lea.

"Abang kenapa malam sekali" tanya Azura saat Jimin sudah duduk di sofa.

"Tadi kerjaannya rada banyak Ra, jadi Abang rada lama nyelesainya."

"Apa abang sudah makan malam, Zura tadi beli Ayam goreng, bagaimana jika kita makan dulu" Ajak Azura.

"Tadi Abang dan Lea sudah makan, tapi ayo kita makan lagi," Azura dan Jimin pergi keruang makan.

Keheningan terjadi di meja makan, hingga akhirnya Jimin memulai percakapan "Ra Abang gak tau ini penting atau ngga tapi saat di rumah sakit tadi abang melihat tante Adela.

Azura menghentikan suapanya ia merasa penasaran sekarang "Dirumah sakit mana Abang melihatnya?"

"Dirumah sakit Jiwa yang tadi abang kunjungi, Abang tadinya ingin mengikuti dia, karena sedang bersama Lea jadi abang undurin niatnya"

"Makasih ya bang ini berarti banget untuk Azura, Azura juga sangat penasaran kenapa banyak sekali rahasia yang dia tutupi"

"Masud kamu bagai mana Ra, apa kamu sedang mencari tau soal Tante Adela" Kini Jimin sangat penasaran, ia menatap Azura menunggu Azura menjelaskan semuanya.

"Sebenarnya bang, Azura sedang menyelidiki soal kecelakaan itu"

"Kenapa kau tak memberi tau abang dari awal, ini bahaya Zura, abang gak mau kamu kenapa kenapa, kenapa kau nekat" omel Jimin

"Azura baik baik aja Bang, Azura juga gak bisa diem aja, orang yang harusnya dihukum dia masih berkeliaran diluar sana"

"Kenapa kau tak minta bantuan Abang kenapa kau melakukannya sendiri Ra, sekarang info apa yang kau dapat?"

"Belum ada titik terang bang, hanya saja saat Azura mencari tau ini ada sangkut pautnya dengan tante Adela, dia memiliki seorang kembaran bernama Amara, tapi Anehnya Amara sudah meninggal saat usia dia 6 tahun, dan dalam data mobil yang menabrak mobil orang tua Azura,  pemiliknya atas nama Amara"

Jimin yang merasa penasaran, ia beranjak dari kursinya "Abang mau kemana" tanya Azura

Jimin kembali dengan laptopnya, ia mencari data pasien yang tadi ia data, Jimin berhqrap ia menemukan sesuatu Namun sayang ia tak menemukan apapun juga.

Jimin mengeluarkan ponselnya, ia menelpon suster yang tadi membantunya memastikan jika tak ada yang terlewat. "Sus apa semua pasien sudah selesai atau madih ada yang tertinggal" tanya Jimin

"Sudah semua dok, disini ada beberapa pasien yang memang privasi, karena pihak keluarga tak mengizikannya"

"Sus saya minta tolong minta daranya saya perlu survei semua pasien, masa kamu tak percaya pada dokter, saya bahkan di sumpah untuk tak membocorkan apapun bukan" jelas Jimin dengan tegas.

"Tapi dok itu sudah menjadi ketentuan rumah sakit, saya tidak bisa berbuat apa apa"

Jimin berusaha bernegosiasi dengan susternya, dan berakhir suster mengalah dan mengirim beberapa foto tapi tidak dengan data dirinya.

Zura dan Jimin sama sama melihat data yang baru saja mereka dapatkan, ia di kagetkan dengan foto pasuen yang sanagt mirip dengan Adela, hanya saja terlihat lebih pucet dan kurus.

Azura ElainaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang