16

79 11 0
                                    

Pukul 7 pagi, Jungkook baru bisa menjemput Lia karena kebetulan dia sendiri tengah berada di desa yang jauh untuk KKN setelah Lia menelfonnya sekitar jam 1 malam.
Mengabaikan panggilan Jaehyun meski jujur saja dia sangat kesal dan marah melihat Lia berjalan pincang.

Tangis Junghwan yang pecah karena tak bisa memeluk dan mencium mamanya seperti keseharian paginya tak juga menghentikan langkah Lia untuk pergi dari rumah itu.

Setelah mobil berjalan jauh, barulah Lia kembali menangis bahkan memukuli dirinya sendiri saking merasa dirinya bodoh sekali.

Melihat hal itu, Jungkook langsung menghentikan mobilnya asal dan menahan tangan Lia.

"Cukup Lia! Kamu malah terlihat makin bodoh karena menyakiti dirimu sendiri!" Bentak Jungkook yang membuat tangis Lia makin menjadi.

"Aku kehilangan banyak hal, kak. Aku merugikan diriku sendiri. Kenapa aku bodoh sekali? Kenapa...kenapa setelah semua yang terjadi, aku masih tetap tak bisa membencinya? Kenapa?"

"Itu karena kamu masih mencintainya! Hatimu masih untuknya! Bahkan kamu sama sekali tak pernah belajar untuk membencinya! Sama seperti Jaehyun yang tak pernah mencintaimu karena dia tak pernah mau mencoba. Begitu juga dengan dirimu! Kamu hanya menyalahkan dirimu sendiri atas semua yang terjadi..."

Jungkook menarik Lia dalam pelukannya dan Lia pun langsung membalasnya karena sungguh dia butuh pelukan saat ini. Dia butuh seseorang untuk menenangkannya sehingga dia tak merasa sendiri.

"Kak Jungkook..."

"Belajar melepaskan, dan belajar mencintai yang lain. Masih banyak hati yang nyata untukmu, bukan hanya Jaehyun. Pikirkan itu, Lia..."

"Bagaimana? Bagaimana aku bisa percaya itu semua? Rasanya aku jera dalam cinta hanya karenanya. Bagaimana aku percaya itu semua lagi?" Lirih Lia dalam isakannya sementara tangannya meremat Hoodie yang Jungkook gunakan.

"Kamu bilang Jaehyun tak pernah mengatakan cinta padamu,kan?"

Lia mengangguk pelan dalam dekapan Jungkook.

"Apa lagi yang tak pernah dia lakukan tapi ingin kamu rasakan?"

"Kasih sayang, tatapan tulus, ciuman..."

"Ciuman?"

Lia mengangguk pelan. Bukankah dua orang yang saling mencintai biasanya memang berciuman? Bohong jika dia tak pernah mengharapkan itu dari Jaehyun.

Jungkook memberi jarak diantara mereka. Menghapus air mata Lia dan menangkup wajah Lia hingga membuat gadis itu menatapnya.

"Aku mencintaimu Lia..."

Tangis Lia terhenti seketika. Menatap Jungkook tanpa tahu harus berekspresi seperti apa atas ucapan mendadak itu.

"Aku mencintaimu. Jangan tanya sejak kapan. Aku juga bodoh karena itu. Aku meninggalkan kuliahku hanya karena mendengar mu menangis atas kepergian kakakmu. Aku menghabiskan liburanku keluar kota setiap minggu hanya untuk memenuhi rasa yang tak aku sadari tumbuh bersamamu. Aku menunggu di dekat rumah itu setiap malam hanya untuk memastikan lampu kamarmu sudah mati atau belum. Aku rela melakukan hal yang melanggar hukum supaya bisa memberikanmu jawaban atas kegundahan hatimu. Aku yang tak peduli teriakan teman-temanku saat aku meninggalkan mereka di pelosok hanya untuk memastikan kamu bisa menangis di pelukanku. Aku tak memikirkan kapan atau mungkinkah kamu akan membalas perasaanku. Karena nyatanya aku belajar darimu bahwa cinta itu bukanlah suatu hal yang harus dipaksakan dan tak harus terbalaskan. Sejauh itulah aku mencintaimu, Lia. Dan sama seperti Jaehyun, kamu pun tak pernah menyadari cinta itu..."

Lia terdiam tak bisa berkata apapun. Semua yang Jungkook katakan adalah hal yang dia lakukan dan siap lakukan untuk Jaehyun sebagai bukti cintanya pada pria itu. Semua kesibukannya dalam mencintai Jaehyun membuatnya tak sadar bahwa Jungkook melakukan hal sebanyak itu untuknya.

JERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang