Jin memukul kepala adiknya lalu meminta maaf pada Lia atas apa yang adiknya itu lakukan sedangkan Jungkook langsung mengusap kepalanya yang mendapat pukulan sayang itu.
"Kenapa sih?!"
"Kenapa pula kamu bertanya? Memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan itu termasuk gejala awal dari kelicikkan dan kecurangan. Bisa-bisanya anak masih menangis kamu malah menciumnya!" Ucap Jin dengan cepat dan terdengar lucu bagi Lia.
Jika Taeyong biasanya berbicara cepat seperti seorang rapper, Jin malah berbicara cepat seperti ceramah kejar tayang. Belum lagi ekspresi dari wajah kesalnya yang malah terlihat lucu bukannya menyeramkan. Aneh memang. Padahal Jungkook itu diam saja sudah menakutkan. Kakaknya malah sebaliknya.
"Lalu bagaimana?" Tanya Jungkook yang membuat Jin kembali melirik sinis ke arahnya.
"Harus ditanyakan lagi? Ya kalian harus menikah lah!"
"Menikah?!"
"Kapan?! Besok?!" Tanya Jungkook semangat yang membuat Jin melepas sandal pink berbulunya untuk memukul sang adik hingga Jungkook meminta ampun dan Lia tertawa lepas juga meski matanya masih bengkak dan hidungnya masih merah.
"Kamu pikir kamu punya lampu ajaib yang bisa membuat acara dalam semalam?! Bicarakan dulu dengan keluarga. Dan ayah Lia juga. Enak saja kamu mau menikahi anaknya tanpa meminta izin!"
"Cckk...!! Papa dan mama saja tak tahu kapan pulang dari Jerman..." Keluh Jungkook malas karena dia hapal betul sifat orang tuanya. Sama seperti Lia, nyatanya Jungkook juga lebih sering menghabiskan waktu bersama kakaknya. Bedanya adalah Lia menjadi sangat penurut pada sang kakak sedangkan Jungkook malah tak tahu diri pada kakaknya.
Mendengar itu, Jin pun tersenyum mendapatkan ide lalu mengeluarkan ponselnya dan menelfon papa mereka membuat Jungkook dan Lia terdiam seketika memperhatikannya.
"Sepertinya kamu punya ide..."
"Hhmmm... Ide cemerlang. Tak akan ada yang punya ide sebagus ideku..." Jawab Jin yakin yang membuat Jungkook mengerutkan alis curiga.
"Halo, Jin. Ada apa?"
"Pa. Jungkook bilang dia mau menghapus tatonya untuk seorang gadis pujaannya, pa!" Seru Jin dengan semangatnya membuat Jungkook menatapnya horor dan Lia terdiam memandang keduanya bergiliran karena tak mengerti maksudnya.
"Benarkah? Akhirnya anak itu bisa juga tunduk pada wanita. Tanyakan siapa gadisnya. Papa dan mama akan pulang segera bertemu dengannya..."
Puji syukur sang papa malah membuat Jungkook menepuk keningnya dan Lia menahan tawanya sedangkan Jin terkikik tanpa suara.
"Tapi gadisnya akan dijodohkan dengan orang lain,pa..."
"Katakan pada keluarganya, besok mas kawinnya akan diantarkan dan lusa menikah!"
"Cepat kan?"
"Mama...!!"
Lia langsung merentangkan tangannya menyambut Junghwan dalam pelukannya sementara Jungkook tertawa pelan sambil menggendong duplikat kecilnya yang baru berusia 8 bulan.
"Kata papa, aku boleh menghabiskan waktu liburanku bersama mama dan papa Jungkook sekarang karena adik sudah lahir..." Ucap Junghwan yang di mata Lia makin lama anak itu makin nampak jelas mirip dengan papanya.
"Tapi ingat, jangan merepotkan mamamu. Adik Juna juga masih butuh banyak bantuan mamamu..." Ucap Jaehyun yang berdiri dibelakang Junghwan sambil membawa tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JERA
Fanfictiondalam kisah ini hanya akulah yang berjuang, sedangkan kamu, memikirkannya saja sepertinya tidak. selamanya kebahagiaan sementara ku ini akan diingat sebagai rasa kasihan darimu semata